watch sexy videos at nza-vids!
we paid $2 for click ads 30s

Balada Rumah Kontrakan

Hai para netter, cerita ini
berdasar kisah nyata seorang
teman kami. Saya punya teman
sebut saja dia Edy asal kota P,
Sumatera Selatan. Kami kuliah di
kota J. Pengalaman ini terjadi saat kami mengawali kuliah dan
bersama dalam satu kontrakan.
Suka duka kami lalui bersama
sampai dalam hal pacaran pun
kami saling membantu dalam
berbagai hal. Hingga suatu waktu Edi mendapatkan seorang
pujaan hati sebut saja Dewi,
sering Dewi diantar jemput
kalau kuliah karena mereka
satu kampus dan kebetulan
kontrakan Edi berdekatan dengan kost tempat tinggal
Dewi. Mereka berdua bagaikan
Romeo dan Juliet. Dimana ada
Edi di situ ada Dewi. Hubungan
mereka pun semakin akrab dan
intim. Suatu ketika, malam Minggu
tepatnya Dewi minta diantar ke
tempat temannya yang sedang
merayakan ulang tahun. Acara
sangat meriah sekali, hingga jam
24:00 acara masih berlangsung. Tetapi Dewi mengajak pulang,
karena waktu yang sudah
kelewat malam. Sebenarnya Edi
pun menolak karena begitu
meriahnya pesta ulang tahun
tersebut. Dan akhirnya Edi pun menyanggupi untuk segera
mengantar pulang Dewi, malam
semakin larut dan udara dingin
pun menyelimuti dan
menghembus sepoi-sepoi dalam
deru sepeda motor Edi, mereka sempat berhenti sejenak di
pompa bensin untuk mengisi
bensin. Sesampai di kost tempat
Dewi ternyata pintu gerbang
sudah dikunci, padahal Dewi
sudah pesan kepada pembantu agar pintu jangan dikunci,
soalnya Dewi pulangnya ke kost
terlambat. Dan akhirnya Edi pun
kasih solusi.
"Dewi.. gimana kalau tidur saja di
kontrakanku," kata Edi. Dewi terdiam sejenak.
"Gimana ya.. aku kan enggak
enak sama temen kamu Ed,"
jawab Dewi.
"Itu bisa diatur, nanti yang
penting kamu mau tidak, dari pada tidur di jalan," kata Edi
sambil senyum.
"Ayolah keburu dilihat orang kan
nggak enak di jalanan seperti ini
Nan," kata Edi.
Dewi pun menyetujinya, mereka pun bergegas menuju kontrakan
Edi. Sesampainya di rumah
kontrakan tampak sunyi dan
hanya hembusan angin malam
karena teman-teman Edi pada
malam mingguan dan tidak ada yang pulang di rumah
kontrakan.
"Ayo masuk, kok diam saja,"
kata Edi menyapa Dewi.
Dewi pun terhentak sedikit
terkejut. "Teman-temanmu dimana Ed?"
tanya Dewi.
"Mereka kalau malam Minggu
jarang tidur di rumah," jawab
Edi.
"Ooo gitu," sergah Dewi. Akhirnya Dewi dipersilakan
istirahat di kamar Edi.
"Nan, selamat bobok ya.." kata
Edi.
Dewi pun tampak kelelahan dan
tertidur pulas. Setengah jam kemudian Edi kembali ke
kamarnya untuk melihat Dewi
dan sengaja kunci pintu kamar
tidak diberikan kepada Dewi,
tapi betapa kagetnya Edy
melihat Dewi tidur hanya menggunakan BH dan celana
dalam, karena saat itu posisi
tubuh Dewi miring hingga selimut
yang menutupi tubuhnya bagian
punggung tersingkap.
Entah setan mana yang menyusup di benak Edy. Edy pun
langsung mendekat ke arah
Dewi, dengan tenangnya Edy
langsung mencium bibir Dewi.
Dewi pun terbangun.
"Apa-apaan kamu Ed?" sergah Dewi sambil menutupi tubuhnya
dengan selimut.
Tanpa pikir panjang Edy
langsung menarik selimut dan Edi
pun langsung menindih Dewi
yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dewi
meronta-ronta dan Edy pun
tidak menggubris, ia berusaha
melepas BH dan CD-nya. Tenaga
Edi lebih kuat hingga akhirnya
BH dan CD Dewi terlepas dengan paksa oleh Edi. Nampak jelas
buah dada Dewi dan bulu lembut
kemaluannya. Dewi kelelahan
tanpa daya dan hanya menangis
memohon kepada Edy. Edi tetap
melakukan aksinya dengan meraba dan mencium semua
tubuh Dewi tanpa sedikitpun
terlewatkan. Dewi terus
memohon, Edi pun tak
menggubrisnya.
Dan setelah puas menciumi vagina Dewi, Edi melakukan aksi
lebih brutal. Ia mengangkat
kedua kaki Dewi di atas perut
dan dengan cepat Edy mencoba
memasukkan penisnya ke dalam
vagina Dewi. Dewi menjerit tertahan dan
hanya isak tangis yang
terdengar, "Kumohon Ed,
hentikan!" seru Dewi dalam isak
tangisnya.
Dan "Bleess, bleess," penis Edi masuk dalam vagina Dewi
walaupun di awal masuknya
cukup sulit.
Edy pun mulai menggoyang
pinggulnya hingga penisnya
terkocok di dalam vagina Dewi. Darah segar pun keluar dari
liang jinak Dewi, ia pun terus
memohon.
"Akh.. akh.. hentikan Ed..!" desah
Dewi.
Tampak sekali wajah Dewi menunjukkan kelelahan, dan
sekarang hanya terdengar
erangan kenikmatan di antara
kedua insan ini.
"Ah.. ah.. ah.." Edi pun terus
mengocok penisnya dalam vagina Dewi dan beberapa saat
kemudian terasa Edi akan
mengeluarkan sperma, ia pun
langsung mencabut dan
mengocoknya dari luar dan..
"Croot.. Croot.. Serr.." sperma Edi muncrat tepat di bibir Dewi dan
sekitar wajah.
Mereka kelelahan dan akhirnya
tertidur.
Hari menjelang pagi saat itu jam
menunjukkan pukul 07:30 pagi, Dewi terbangun bersamaan
dengan itu Edi juga terbangun.
Edi melihat Dewi yang sedang
mengenakan BH dan CD.
"Antar aku pulang sekarang Ed.."
kata Dewi. "Iya.. aku cuci muku dulu," jawab
Edi.
Edi pun mengantar Dewi pulang
ke kostnya.
Selang beberapa bulan
hubungan mereka mulai retak, ada selentingan kabar kalau Edi
mendekati cewek lain sebut saja
Sinta, dan akhirnya Edi dan Dewi
resmi bubaran. Tapi reaksi Edi
tidak sampai di situ, justru
setelah putus dengan Dewi ia gencar mendekati Sinta. Dengan
berbagai cara dan upaya
akhirnya Edi berhasil
mendapatkan Sinta dan mereka
resmi jadian. Sama seperti yang
dilakukannya dulu, ia sering antar jemput kuliah Sinta dan
kalaupun jemput Sinta biasanya
tidak langsung pulang melainkan
jalan-jalan kemana saja sambil
cari makan tentunya. Sering
pula Sinta diajak ke tempat kontrakan Edi lebih sering
dibandingkan Dewi pacar yang
dulu.
Pagi itu kuliah jam ke-2 mereka
satu ruangan tapi dosen tidak
hadir jadi kosong, mereka berdua bergegas ke tempat Edi,
sampai di kontrakan rumah sepi
soalnya teman-teman ada yang
ke kampus dan ada juga yang
masih tidur. Mereka berdua
langsung masuk kamar Edi, Sinta tiduran di ranjang sambil
mendengarkan musik. Edi masuk
membawakan kopi susu dan
tanpa basa basi Edi membelai
rambut Sinta dan Sinta pun
bersandar dalam dekapan Edi. Edi langsung mencium bibir Sinta
dan tangannya mulai masuk
dalam baju street Sinta dan
meremas-remas payudara.
"Ed.. jangan dong.." desah Sinta.
"Enggak apa-apa, kan cuma dikit," kata Edi, tapi Edi terus
menyerang, ia melepas seluruh
pakaian Sinta dan Sinta pun
hanya diam tanpa perlawanan,
dan jelas sudah seluruh tubuh
Sinta yang kuning langsat dan payudara lumayan besar.
Mereka mulai bergelut mencium
dan meremas satu sama lain.
"Sin, kulum dong kontolku!" kata
Edi.
Dibimbingnya kepala Sinta menuju kemaluan Edi dan, "Em..
kemaluanmu besar juga Ed,"
kata Sinta.
Edi hanya diam menikmati
hisapan mulut Sinta. Edi pun
langsung saja menjilati dan menghisap vagina Sinta hingga
mereka melakukan posisi 69.
"Ugh.. Ugh.." desah Sinta.
Kemudian Edi duduk dengan kaki
dijulurkan, ia minta Sinta duduk
di atasnya layaknya seorang anak kecil. Tepat penis Edi
masuk dalam vagina Sinta.
"Pelan-pelan Ed.." kata Sinta
mendesah.
Sinta mulai menaik-turunkan
pinggulnya dan "Bleess, bleess.." kemaluan Edi masuk seluruhnya
dalam vagina Sinta.
"Ah.. ah.. ah.." desah Sinta sambil
menggoyangkan pinggulnya.
Edi pun merespon gerakan
tersebut. Dan mereka melakukan gerakan yang
seirama, "Ah.. ah.. ah.." desah
Sinta semakin keras.
"Aku nggak kuat Ed.." Edi hanya
diam menikmati gerakan-
gerakan yang dimainkan Sinta. Dan akhirnya, "Ugh.. ugh.. ugh..
ahh.." desah Sinta yang
tubuhnya mengelenjang sambil
memeluk tubuh Edi.
Ternyata Sinta mencapai puncak
kenikmatan. Dan Edi membalikkan tubuh Sinta tepat di bawah
badannya, Edi mulai mengocok
penisnya yang belum lepas dari
vagina Sinta, dan "Ahk.." desah
Edi dan beberapa saat kemudian
Edi mencabut penisnya dan meletakkan di bibir Sinta dan
"Croot.. Croot.. Serr.." sperma Edi
muncrat tepat di seluruh wajah
Sinta. Mereka pun akhirnya
berpelukan setelah mencapai
kepuasan. Semenjak kejadian itu mereka
sering melakukannya di
kontrakan Edi. Entah siang atau
malam karena Sinta sering
menginap dan tidur satu
ranjang bersama Edi. Hubungan mereka semakin intim dan hanya
bertahan selama 8 bulan. Hal itu
disebabkan Dewi mantan pacar
yang dulu mengajak membina
hubungan kembali. Edi akhirnya
pisah dengan Sinta dan kembali lagi dengan Dewi.
Suatu sore Dewi datang ke
kontrakan Edi, Dewi langsung
masuk menunggu di kamar Edi
karena diminta teman-teman
Edi. "Edi baru mandi" kata salah
seorang temannya.
"Ooo," jawab Sinta, dan
beberapa saat kemudian Edi
masuk dan hanya mengenakan
handuk dilingkarkan di pinggulnya.
"Sama siapa Wii.." kata Edi.
"Sendiri," jawab Dewi sambil
mendekat ke arah Edi.
Edi tanggap dengan situasi itu,
ia langsung mencium bibir Dewi dan melepas baju street warna
biru muda yang dipakai Dewi. Edi
langsung mencopot BH dan
menghisap puting susu Dewi.
"Ah.. ah.." desah Dewi.
Tangan Dewi langsung meremas penis Edi yang saat itu
handuknya telah jatuh ke lantai.
Edi mulai melapas celana panjang
Dewi serta CD-nya. Mereka
bergumul di atas ranjang.
"Ah.. ah.." desah Dewi yang semakin merasakan kenikmatan.
Edi mengangkat kaki kiri Dewi
kemudian dengan sergapnya Edi
mulai memasukkan penisnya ke
dalam vagina Dewi sambil kaki
kiri Dewi tetap terangkat. "Bleess, bleess.." kemaluan Edi
masuk seluruhnya dalam vagina,
Edi suka dengan posisi seperti
itu karena vagina terasa sempit.
Edi mulai menggerakkan
kemaluannya keluar-masuk. "Ah.. ah.. ah.." erangan
kenikmatan keluar dari bibir
Dewi, Edi pun merasakan
kenikmatan pula.
"Ugh.. ugh.." desah Edi pelan.
Beberapa saat kemudian Edi melepas penisnya, Dewi mulai
menghisap dan menjilati penis Edi
sambil dikocok dengan jari-
jemari lembut Dewi.
"Kulum dong Wi.." desah Edi. Dewi
turuti saja apa kemauan Edi. Kemudian Edi kembali
memasukkan penisnya dalam
vagina Dewi, "Bless.." langsung
masuk dan Dewi sempat
menjerit tertahan karena
menahan sakit. Kemudian Edi mulai
menggerakkan penisnya, "Bleess..
bleess.." kemaluan Edi keluar-
masuk.
"Ah.. ah.. ugh.." tubuh Dewi mulai
bergetar dan mengelejang. "Aku keluar Ed.." desah Dewi tapi
Edi masih mengocok penisnya
dalam vagina Dewi dan Dewi
hanya menahan.
Kedua tangannya mencengkeram
kuat bibir tempat tidur sambil menahan gerakan yang Edi
lakukan. Edi mulai bergetar,
"Ugh.." desahnya.
"Di luar apa di dalam Wi.." kata
Edi pelan.
Dewi hanya diam dan "Croot.. croot.. serr.." sperma Edi keluar
di dalam vagina Dewi.
Edi pun rebah sambil memeluk
tubuh Dewi yang hangat dan
lunglai.
Mereka tersenyum puas. "Kamu pinter dech sekarang Wi.."
kata Edi.
"Pinter apa'an," jawabnya.
"Pinter mainnya, belum lagi bulu
vagina kamu tambah lebat."
Dewi hanya tersenyum saja sambil tangannya membelai
batang kemaluan Edi. Hari sudah
menjelang pukul tujuh malam
dan akhirnya mereka
berpakaian dan keluar untuk
makan malam.


Tamat

[ back ][ home ]

Watch TV on Computer

Web Site Hit Counter