watch sexy videos at nza-vids!
mp3 site collection.. Visit now !!

Birahi Murid Dan Guru

Pagi itu, sinar matahari belum
mampu mengusir embun putih
yang menyelimuti sebuah villa
mewah di kawasan Puncak Pass.
Beberapa gerombol embun masih
terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih
berwarna putih tertutupi embun
pagi. Rumput di halaman villa
masih basah. Di dalam bathtub yang berisi air
hangat, Theo dan Debby duduk
berendam sambil berpelukan
mesra. Gadis itu duduk di atas
paha Theo. Telapak tangannya
mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya
itu, dan ia pun merasakan
tangan lelaki itu menyabuni
punggungnya. Pelukan mereka
sangat erat hingga dada
mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby
menahan nafas ketika
menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat
menyebabkan puting buah
dadanya mengalirkan birahi ke
sekujur tubuhnya. Puting itu
semakin mengeras setelah
beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin
dipenuhi buih-buih sabun.
Pangkal pahanya yang terendam
air hangat terasa membakar
birahi ketika batang kemaluan
lelaki itu menyentuh vaginanya. Debby menggerak-gerakkan
telapak tangannya dari
punggung hingga ke leher Theo.
Sambil menyabuni, ditariknya
tengkuk lelaki itu. “Debby sangat mencintai
Theo,” bisiknya. Theo mengusap-usap bahu gadis
itu dengan busa sabun yang
berlimpah. Busa dan buih-buih
berbentuk bola-bola kecil
meleleh ke bagian atas dada
dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik
itu. Wajah yang terlihat semakin
menarik karena buih-buih sabun
memenuhi lehernya yang
jenjang. Disibaknya rambut gadis
itu ke belakang. Busa dan bola- bola kecil ikut menempel di
rambut gadis itu, kemudian
bola-bola itu meletus. Menawan.
Sangat cantik dan mempesona,
bisik hati Theo. Mungkinkah aku jatuh cinta
untuk yang kedua kalinya?,
tanya Theo dalam hati. Jatuh
cinta terhadap seorang murid
yang masih belia dan nakal?
Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan
yang diciptakannya? Ah.., gumam
Theo sambil menarik nafas
panjang. Lalu dikecupnya anak
rambut di kening gadis itu. Ia
tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang
berkecamuk di benaknya.
Tingkah laku Debby yang lembut
dan kadang-kadang liar telah
melumpuhkan nalarnya. Ia tak
mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya. “Theo juga sangat mencintai
Debby. Sebelumnya tak pernah
Theo rasakan nikmatnya
terbakar birahi seperti saat
ini..” ujar Theo. Bola mata mereka saling
menatap seolah ingin menjenguk
isi hati masing-masing. Lalu Theo
menarik tubuh gadis itu agar
lebih erat menempel ke
tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak
tangannya. Sambil mengusap-
usapkan busa sabun, telapak
tangannya terus menyusur
hingga tenggelam ke dalam air.
Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu. Sejenak, ia menahan nafas
ketika meremas bongkah pantat
yang masih kenyal itu. Karena
gadis itu duduk di atas
pahanya, bongkah pantat itu
terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo
semakin keras ketika
bersentuhan dengan vagina
gadis itu. Ia dapat merasakan
kelembutan bibir luar vagina
gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang
kemaluannya. Dan dengan
usapan lembut, telapak
tangannya terus menyusuri
lipatan bongkah pantat yang
kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari
tengahnya. Diusap-usapnya
beberapa kali hingga ujung
jarinya merasakan kehalusan
lipatan daging antara dubur dan
vagina. “Theoo.., Theo nakal!” desah
Debby sambil menggeliat
mengangkat pinggulnya. Walau tengkuknya basah, Debby
merasa bulu roma di
tengkuknya meremang akibat
nikmat dan geli yang mengalir
dari vaginanya. Ia menggeliatkan
pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan
Theo semakin bebas mengusap-
usap. Membelai. Ia mengecup
leher Theo berulang kali ketika
merasakan ujung jari Theo
menyentuh bagian bawah bibir vaginanya. Tak lama kemudian, telapak
tangan itu semakin jauh
menyusur hingga akhirnya ia
merasakan lipatan bibir luar
vaginanya diusap-usap. Debby
berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar
sebagai ungkapan luapan birahi
yang mendera tubuhnya.
Sesekali lidahnya menjilat,
sesekali menggigit dengan
gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin
banyak bermuara di vaginanya. Karena vaginanya terendam
dalam air, usapan-usapan di
dinding dan bibir dalam
vaginanya terasa menjadi kesat.
Setiap kali mengusap, lendir di
vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi
terasa lebih kasar daripada
biasanya. Membakar birahi untuk
mengalirkan kadar kenikmatan
yang lebih tinggi daripada
biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah
Theo yang menari-nari di
antara lipatan bibir vaginanya
ketika mencumbu vaginanya di
balkon villa. Ia terpaksa
menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang
ia rasakan di sekujur tubuhnya. “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..”
rintihnya berulang kali. Lalu ia bangkit dari pangkuan
lelaki itu. Ia tak ingin mencapai
orgasme hanya karena usapan-
usapan jari yang terasa kesat
di lubang vaginanya. Tapi ketika
berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya
telah membuat dirinya seolah
sedang melayang-layang.
Lututnya seolah kehilangan
sendi. Dengan cepat Theo pun bangkit
berdiri. Tangannya segera
membalikkan tubuh gadis itu. Ia
tak ingin gadis belia yang
dicintainya itu terjatuh.
Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu
dituangnya kembali cairan sabun
ke telapak tangannya. Dan
diusap-usapkannya cairan sabun
itu di perut gadis belia itu.
Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa
sabun terdorong dan
menggumpal di antara jari
jempol dan telunjuknya. Dan
ketika buih-buih itu terbentur
pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan
lembut. Kedua buah dada yang kenyal
itu terasa licin dan sangat halus.
Telapak tangannya terus
bergerak ke atas. Ia sengaja
membuka jari jempol dan
telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu
terjepit di jarinya. Sejenak,
puting yang terjepit itu
diremas-remasnya dengan
lembut. Puting kiri dan kanan
diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak
tangannya mengusap semakin
ke atas dan berhenti di leher
jenjang gadis belia itu. “Theo, aargh.., lama amat
menyabuninya, aarrgghh..” rintih
Debby sambil menggeliatkan
pinggulnya. Ia merasakan batang kemaluan
Theo semakin keras dan besar.
Hal itu dapat ia rasakan karena
batang kemaluan itu semakin
dalam terselip di antara lipatan
bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil
menoleh ke belakang.
Diangkatnya tangan kanannya
untuk menarik leher lelaki itu,
lalu diciumnya dengan mesra.
Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk
memilin-milin lidah Theo.
Tangannya kirinya meluncur ke
bawah, lalu meremas biji
kemaluan lelaki itu dengan
gemas. Theo menggerakkan telapak
kanannya ke arah pangkal paha
Debby. Sesaat ia mengusap-usap
bulu-bulu ikal di bagian atas
vagina gadis itu. Menikmati bulu-
bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya.
Lalu telapak tangannya
meluncur ke bawah. Diusapnya
vagina mungil itu berulang kali.
Vagina yang baru kira-kira 7
jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk
dilewati oleh cendawan batang
kemaluannya. Jari tengahnya terselip di
antara kedua bibir luar vagina
itu. Diusapnya berulang kali.
Telapak tangannya yang
dipenuhi buih-buih sabun
membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat
licin. Klitoris itu seolah bergerak
menggeliat-geliat ketika ia
mengusapkan telapak
tangannya. Klitoris yang semakin
keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun. “Aarrgghh..!” rintih Debby
ketika merasakan batang
kemaluan lelaki itu semakin kuat
menekan lipatan bongkah
pantatnya. Ia merasakan lendir birahinya
membanjiri vaginanya. Lendir itu
pasti bercampur dengan busa
sabun, pikirnya. Lalu ia
berjongkok agar vaginanya
terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara
bibir vaginanya dengan cara
mengusap-usapkan dua buah
jarinya. Ketika menengadah, ia melihat
batang kemaluan Theo telah
berada persis di hadapannya.
Batang kemaluan itu telah
membengkak dan terlihat
mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung
batang kemaluan itu. Persis di
bagian tengah cendawan yang
berwarna kecokelat-cokelatan
itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu
ditatapnya warna kemerah- merahan di lekukan antara
cendawan dan batang kemaluan
itu. Bola matanya berbinar-binar
mengamati lekukan yang indah
itu. Setelah puas mengamati,
diremasnya batang kemaluan itu
dengan lembut. Lalu diarahkan
ke mulutnya. Dikecupnya bagian
ujung cendawan itu. Terdengar
bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes
lendir yang menghiasi ujung
cendawan itu berpindah ke
bagian dalam celah kedua
bibirnya. Sejenak, matanya
terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua
bibirnya mencicipi lendir itu. Tubuh Theo bergetar menahan
nikmat ketika ia melihat lidah
dan bibir Debby bergerak-gerak
mencicipi lendirnya. Dicicipinya
dengan penuh perasaan! Erotis
sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri
tegak! Ia meraih bahu gadis itu
karena tak sanggup lagi
mengendalikan tekanan darah
yang memenuhi urat-urat di
batang kemaluannya. Setelah berdiri, Debby
merasakan telapak tangan Theo
mengangkat paha kirinya. Sambil
mencium bibirnya, telapak
tangan itu tetap menahan
bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan
kakinya di pinggang lelaki itu. Ia
masih berusaha mengatur
keseimbangan tubuhnya ketika
Theo menyelipkan cendawan
kemaluannya ke celah di antara bibir vaginanya. Karena
tubuhnya masih belum seimbang,
cendawan itu terlepas kembali.
Theo agak menekuk kedua
lututnya ketika berusaha
menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat
ingin merasakan kembali vagina
yang sempit itu meremas
batang kemaluannya. Nafasnya
mendengus-dengus tak teratur.
Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya. “Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih
Debby.
“Masih sakit?” tanya Theo.
“Sakit dikit..” jawab Debby. Theo menarik batang
kemaluannya perlahan-lahan,
kemudian mendorongnya kembali
perlahan-lahan pula. Sambil
mendorong, ia menatap vagina
gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi
bola matanya ketika ia melihat
bibir luar vagina gadis itu ikut
terdorong bersama batang
kemaluannya. Ia masih menatap
terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang
kemaluannya. Bibir luar vagina
itu merekah dan seolah sengaja
memperlihatkan lipatan celah
vagina yang berwarna pink! “Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Theo!” Theo tersenyum. Dilumatnya
bibir gadis itu sambil
menghentakkan pinggulnya.
Dengan cepat, batang
kemaluannya menghunjam. Ia
menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang
setelah merasakan mulut rahim
gadis itu tersentuh oleh ujung
cendawannya. Lalu ditatapnya
raut wajah murid yang
dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi,
muridnya itu pun tak pernah
bertanya atau membantah
ketika ia menghunjamkan
kemaluannya sambil berdiri.
Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang
sensasional dalam bercinta.
Mungkin muridku ini memang
dikaruniai bakat bercinta, kata
Theo dalam hati. Bakat untuk
menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi
gurunya! Perlahan-lahan Theo
menarik batang kemaluannya.
Sebelah tangannya meremas
bongkah pantat gadis itu dan
yang sebelah lagi meremas dada. “Aarrgghh..!” rintih Debby
ketika merasakan batang
kemaluan Theo kembali
menghunjam vaginanya. Ia terpaksa berjinjit karena
batang kemaluan itu terasa
seolah membelah vaginanya.
Kedua tangannya dengan erat
merangkul leher Theo. Ia ingin
menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan
kenikmatan yang menjalari
sekujur tubuhnya. Panasnya
birahi membuat pori-pori di
sekujur tubuhnya menjadi
terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-
porinya, bercampur dengan busa
sabun yang masih tersisa di
beberapa bagian tubuhnya. Semakin sering ujung cendawan
kemaluan lelaki itu menyentuh
mulut rahimnya, semakin banyak
pula keringat merembes di
sekujur tubuhnya. Hingga
akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas
Debby beberapa kali terhenti
ketika Theo menarik dan
menghunjamkan batang
kemaluannya. Menarik dan
menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-
cepak’ yang merdu setiap kali
pangkal pahanya berbenturan
dengan pangkal paha Theo. Dan
setiap kali mendengar suara
‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke
ubun-ubun. “Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
“Theoo.., Debby pipiis..!” Rintihan itu membuat Theo
semakin cepat menghentak-
hentakkan pinggulnya. Keringat
bercucuran dari dahinya. Ia
berusaha menahan nafas untuk
mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari
lubang batang kemaluannya.
Tapi orgasme gadis belia yang
sangat dicintainya itu ternyata
membuat ia tak mampu lagi
menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya.
Vagina sempit itu berdenyut-
denyut meremas batang
kemaluannya. Menghisap air mani
yang masih tertahan di batang
kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan
desakan air mani yang
menyemprot dari lubang batang
kemaluannya. “Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby,
aarrgghh..!” raung Theo sambil
menghujamkan batang
kemaluannya sedalam-dalamnya.
“Theoo.., sstt, sstt..” desis
Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang
sangat dicintainya itu
‘menembak’ mulut rahimnya. ‘Tembakan’ yang pertama
terasa panas dan menggetarkan
hingga membuat tubuhnya
berdiri kejang dan punggungnya
melengkung ke belakang.
‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit
setengah bergantung di leher
Theo. “Aarrgghh.., Debby! Argh..,
enaknya!” rintih Theo di telinga
murid yang sangat disayanginya
itu.
“Theoo.., sstt.., sstt..!” desis
Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak
orgasmenya! Kedua telapak tangan Theo
memangku bongkah pantat
Debby. Telapak tangannya masih
dapat merasakan kedutan-
kedutan di bongkah pantat itu
ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan
tenaga yang masih tersisa di
tubuhnya, di tarik bongkah
pantat yang kenyal itu agar
mereka tak terjatuh. Ia tak
ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang
kemaluannya tetap terbenam
dalam kelembutan vagina yang
sempit itu. Vagina yang sangat
dikaguminya, muda, segar, dan
masih berwarna pink! “Puas, Sayang?” bisik Theo
sambil mengusap-usap punggung
Debby.
“Puas banget!”
“Theo sangat menyayangi
Debby.” “Debby juga sangat sayang
pada Theo,” kata Debby sambil
mencium bibir Theo. Mereka masih terus berciuman
dengan mesra hingga batang
kemaluan Theo mengkerut dan
terlepas dari vagina Debby.


Tamat

[ back ][ home ]

Watch TV on Computer

Web Site Hit Counter