watch sexy videos at nza-vids!
Discover the Best Mobile Websites now!

Kekuatan Dalam Bercinta (part 2)

Dia tidak berusaha membuka
tanganku, tetapi tetap
menjilati di daerah
selangkanganku, oups rasanya,
belum pernah aku
merasakannya dengan mantan suamiku yang selalu tanpa
pemanasan, terlebih lagi
dengan pacar pertamaku,
semua yang dilakukan si bapak
tidak pernah memaksa,
bertahap perlahan membiarkanku mabuk dalam
kenikmatan. Dia menjilat turun ke arah
kakiku, daging di balik lututku
tak lepas dari jilatannya,
kemudian berbalik ke atas
kembali, ouhss, rasanya seperti
jatuh, jatuh, dan jatuh. Tak kuat aku akhirnya, kulepaskan
kedua tanganku yang berada
di kemaluanku untuk mencari
pegangan, dan yang
kudapatkan kepala si bapak
lagi, terbukalah kemaluanku di hadapannya. Nampaknya tanpa menyia-
nyiakan kesempatan, si bapak
segera mencium vaginaku,
kaget rasanya waktu itu,
jangankan kemaluan, pahaku
saja belum pernah dicium lelaki. Oooh, benar-benar luar biasa,
tak lama si bapak menghisap
klitorisku. Oups, semakin
cepatlah arus jatuhnya
tubuhku ke dalam jurang
kenikmatan yang sangat dalam, tanpa terasa kepalaku
terdongak ke atas, sebagian
punggungku terangkat ke atas
sembari siku tanganku
menahan di atas kasur pegas
serta melepaskan jambakan rambutnya. Sudah tidak ada rasa malu lagi
saat itu, kutekuk kedua
kakiku dan kubuka lebar,
kubiarkan dia menjelajahi
kemaluanku dengan ujung
lidahnya, sudah tidak terhitung berapa kali aku menjepit dan
melepas kepala si bapak
dengan kedua pahaku demi
menahan gelombang
kenikmatan yang datang silih
berganti. Desahan yang dari tadi kutahan dengan
mengatupkan kedua rahangku
pun jebol, dan tanpa sengaja
menjadi lenguhan yang tak
terkontrol. Hingga bergetar seluruh
tubuhku, kutekan wajah si
bapak ke kemaluanku, hisapan
mulut si bapak semakin kuat.
Akhirnya aku pun mencapai
orgasmeku yang pertama dalam hidupku, lemas dan
lunglai, capeknya minta ampun.
Si bapak menghentikan
aktifitasnya guna memberikan
kesempatan padaku untuk
bernafas yang dari tadi nafasku tidak teratur.
Kupegang kemaluanku basah
sekali, campuran antara ludah
si bapak dengan lendir
kenikmatan, malu benar
rasanya waktu itu. Si bapak melihat kedua bukitku yang
mengembang-kempis akibat
nafasku yang belum teratur
dan tak lama dia telentang di
sisiku. "Puas.." katanya.
Tidak kujawab pertanyaannya,
aku hanya senyum, kurasa itu
pertanyaan yang tak perlu
dijawab, dia pasti sudah
mengetahuinya dari jarak dekat saat melahap
kemaluanku tadi.
Dia bilang, "Kalau kamu puas
aku senang koq. Adalah
merupakan kebahagian
tersendiri apabila seorang lelaki dapat memuaskan
wanita," sambil menyisir
rambutku yang menutupi
sebagian wajahku ke samping
dengan tangannya. Aku senang sekali dengan
caranya dia melakukan, tidak
merasa seperti seorang
pemenang yang mencemoohkan
lawannya yang kalah, tidak
membuatku malu walaupun sebenarnya aku sudah sangat
malu karena aktivitas tak
terkontrol yang kulakukan tadi
hingga basahnya kemaluanku. Tanpa rasa malu lagi, sudah
terlanjur basah, ibarat nasi
sudah menjadi bubur, maka
akan kubuat menjadi bubur
yang nikmat, kataku dalam
hati. Langsung kunaiki tubuhnya dan memasukkan
kemaluannya yang masih keras
dari tadi ke dalam kemaluanku
yang sangat basah, dan aku
melakukan gerakan bak
seorang joki. Kadang di sela- sela genjotanku, kami saling
beradu ciuman, semakin
meningkatkan birahiku, libidoku
cepat naik bila berciuman. Beberapa saat kemudian
kurasakan kemaluannya
semakin besar, besar, dan
besar, hingga dia terbangun
dari tidurnya dan memelukku
dengan sangat kuat sambil menciumku dengan hisapan
yang sangat kuat dan tetap
melakukan goyangan seperti
kapal di tengah laut.
Genjotannya membuat
klitorisku tergesek oleh bulu kemluannya. Ooouh, dan aku
merasakan denyutan-denyutan
halus yang teratur dari
kemaluannya yang semakin
membesar yang tak lama
menyemburan cairan panas yang memancar di dalam
kemaluanku. Walaupun telah
memancar, dia tetap
menggoyang dan anehnya
kemaluannya tidak segera
mengecil seperti milik mantan suamiku. Ooohss, akhirnya aku
mendapatkan orgasmeku yang
kedua dalam hidupku. Itulah pengalaman pertama
bersetubuh dengan tamu. Kami
lakukan setiap bertemu, kalau
dia tidak datang aku yang
mengundangnya agar datang
ke tempat kerjaku guna memuaskan kebutuhanku.
Hingga akhirnya dia menghilang
tanpa bekas. Karena kebiasaan
mendapat uang tips dari bapak
tadi, nah begitu dia
menghilang, berkuranglah pendapatanku. Akhirnya aku
memilih-milih tamu yang
manakah yang layak kujadikan
sebagai pengganti si bapak. Aku mendapatkan
penggantinya. Seperti halnya si
bapak yang dulu, dia pun
hilang juga tak berapa lama.
Lama kelamaan aku mulai tahu
apa sih yang dibutuhkan lelaki hingga akhirnya aku tidak lagi
memilih-milih tamu karena
kebutuhan ekonomiku semakin
meningkat apalagi anakku
sudah semakin besar.
Berdasarkan pengalaman dengan kedua tamuku yang
pertama tadi, aku mulai
menerapkan bahwa aku harus
melayani mereka dengan
seutuhnya, inilah resepku
hingga kini. Walau aku sudah setengah tua, tetapi tamuku
tidak kalah banyak dengan
pendatang baru yang muda-
muda dan cantik. Yang dibutuhkan oleh lelaki
yang ke sini adalah perhatian,
kemanjaan, dan tentunya seks.
Tidak semua tamu kuberikan
pelayanan seutuhnya, ada
yang hanya seks saja, tetapi ada juga yang tanpa seks,
hanya kemanjaan, minta
dielus-elus kepalanya,
didengarkan keluhannya,
bahkan ada yang minta
pendapat, tidak ubahnya seperti pacar, istri atau
teman. Satu hal yang kuhindari adalah
meminta lebih, aku hanya
meminta sesuai harga yang
ada di tempatku, bila mereka
memberi lebih aku terima,
kalau kurang yah aku panggil satpam. Ada juga yang merasa
puas kudiberi hadiah mulai
celana dalam atau bra; hingga
di rumah sekarang terdapat
bermacam CD dan bra aneka
bentuk dan warna; cincin, gelang, bahkan handphone. Banyak teman kerjaku yang
sering merengek-rengek
kepada tamunya, minta lebih
untuk bayar kost-kost-an
atau untuk beli pulsa telepon,
bahkan minta untuk beli susu buat bayinya. Temanku yang
minta susu ini aneh, dia hamil
oleh tamunya sendiri, dan itu
dia sengaja, dengan alasan
karena tamunya cakep, dia
ingin anaknya cakep seperti tamunya, akhirnya hamil juga
sih, dan dia tetap bekerja
walaupun hamil, banyak teman
yang meledeknya, kalau
anaknya nanti lahir perempuan
disuruh beri nama "Mira" karena "milik rame-rame",
kalau laki-laki disuruh beri
nama "Bram" karena "bramai-
ramai". Pernah suatu hari, ada
seorang yang sudah berumur
datang ke tempat kerjaku
membawa seorang notaris,
kaget juga aku waktu itu,
kami sekamar bertiga. Tidak tahunya, si bapak ingin
melamarku dan memberikan
sebuah rumah, untuk itu dia
masuk bersama notaris. Aku
menolak pemberiannya, karena
dia mempunyai istri dan anak, aku tidak mau merampas milik
orang lain. Aku memang kotor,
tetapi aku tidak merampas
suami orang, kalaupun mereka
datang ke sini juga bukan
kemauanku tetapi mereka datang atas kemauan sendiri. Saat yang sulit adalah
datangnya bulan puasa. Hari
pertama aku di rumah
kakakku, oh iya kakakku
pindah ke Jakarta, aku beri
modal untuk usaha juga kutitipkan anakku. Hari
pertama hingga ke tiga masih
dapat bertahan, berikutnya
aku sudah tidak megang uang.
Lain dengan teman-temanku,
sebelum puasa, mereka mengejar setoran, istilahnya
membuat lumbung, hingga
dapat bertahan 45 hari sampai
tempat kerja buka seperti
biasa, karena di bulan puasa,
jam operasi sangat pendek, jumlah tamu sedikit, sementara
pekerjanya lumayan banyak. Ya sudah, aku keluar rumah,
dan mencoba memilih short
message system yang ada di
handphoneku. Kuhubungi
mereka bila tertarik,
selanjutnya kami melakukan di hotel. Nah setiap hari aku
lakukan seperti itu, pagi
hingga sore di hotel, menjelang
malam ke tempat kerja,
terkadang kalau sudah dapat
uang banyak, akhirnya bolos tidak masuk kerja. Terus terang tidak semua
penghasilanku habis, tetapi
kusisihkan. Aku sudah membeli
sawah di kampung, juga
beberapa hewan ternak,
membuat rumah untuk masa tuaku nanti, tabungan buat
sekolah anakku kelak.
Beberapa teman ada juga
yang melakukan hal yang
sama, tetapi ada juga yang
habis di meja judi atau habis untuk mengkonsumsi narkoba. "Begitu lah, Mas, perjalanan
hidupku dalam sepuluh tahun
terakhirku, tidak ada yang
bagus khan?" kata si mbak.
Tak terasa sudah dua jam aku
berada di dalam kamar. Aku tidak begitu nyaman bila
berlama-lama mengingat
banyaknya tamu yang
mengantri menunggu gilirannya,
makanya aku masuk ke kamar
lebih dulu tadi sambil menunggu giliran. Masih banyak sih yang
ingin kutanyakan, tapi melihat
yang antri aku jadi jengah
juga, nampaknya dia pun tahu
keadaanku. Kubayar tips buat dia, walau
aku tidak menyentuhnya.
"Buat apa Mas?" katanya
sambil mengembalikan uangku.
"Khan aku sudah menggunakan
waktumu," jawabku. "Iya tapi Mas kan belum
ngapa-ngapain!" katanya.
"Atau mau sekarang saya
layani," jawabnya sambil
menurunkan roknya."Nggak-
nggak usah.." kataku sambil menaikkan lagi roknya.
"Kenapa?" katanya.
"Ngg, aku sedikit cemburu
tadi," kataku sambil mengambil
sepatuku di dekat tirai, dan
memakainya. Diciumnya pipiku. ******* Sebelum aku bersamanya, dia
sedang tugas. Karena capek
aku ijin sama Mbak resepsionis
untuk masuk duluan, aku
pesan nanti kalau mbaknya
sudah selesai tugas mohon langsung ke kamarku. Aku
mulai menidurkan tubuhku, eh
di kamar sebelah suaranya
seru banget, mphs, sshuah,
plak, plak, plak, cup, cup, eh,
eh. Gimana mau tidur bila ada suara seperti itu. Lama
kelamaan kok aku sepertinya
kenal dengan desahan dan
suara kecupan seperti itu,
kalau plak-plaknya sih pasti
suara paha yang diadu. Tak lama selesai pertempuan
mereka, segera aku keluar
mau kencing. Tampak seorang lelaki dengan
hanya menggunakan sepotong
handuk kecil keluar dari
kamar, kuikuti dari belakang
karena kami ke tempat yang
sama. Begitu melewati kamar tadi, nampak tirainya tidak
ditutup, seorang wanita tanpa
malu sedang berusaha
menutup kimononya, tampak
payudara dan kemaluannya
yang ditumbuhi bulu yang sangat lebat ada sebagian bulu
kemaluannya yang basah, juga
ada lelehan sperma yang jatuh
ke pangkal pahanya. "Eh Mas, sama siapa Mas?"
tanyanya.
"Nggak tahu tuh, udah pesen
sama Mbak depan kok belum
dianterin," kataku berlalu
masuk kembali ke kamarku. Tidak berapa lama, dia masuk
ke kamarku dan,
"Ih, jelek deh luh, bilang dong
kalau lagi nunggu saya,"
katanya.
"Emang kenapa kalau bilang?" tanyaku.
"Khan bisa kupercepat,"
jawabnya.
Selanjutnya kami melakukan
pembicaraan ringan dan
dilanjutkan dengan kisahnya seperti yang kutulis di atas. ******* "Ya sudah, kalau gitu, nggak
usah cemburu, aku khan
suaminya banyak," katanya.
Aku pun pamit dengan mencium
pipinya juga. Saat di ruang
resepsionis, banyak sekali yang antri, masih ada tiga orang
yang menunggu dia, paling
tidak yang terakhir akan
dapat giliran empat jam tiga
puluh menit kemudian, dan tak
akan meninggalkan antrian kecuali kalau gilirannya akan
dipakai orang. Begitulah cinta, cinta anak
sepanjang galah, cinta ibu
sepanjang jaman, sehina
apapun seorang ibu tidak akan
menelantarkan anaknya, dia
tetap berusaha dengan cara apapun agar anaknya tidak
"seburuk" ibunya. Tidak ada
dalam kamus "bekas anak",
yang ada bekas suami, bekas
istri, bekas mertua, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu dia akan berusaha semaksimal
mungkin membahagiakan
anaknya. Aku cemburu, sedemikian
kuatkah "power of love"
jangan ah, jangan sampai deh
cemburu sama wp, bisa
runyam, habis suaminya
banyak sih. Segera kujalankan kendaraanku dan tak lama
terdengar Power of Love-nya
Celine Dion. Akhirnya, hati-hati jangan
bermain api, sakit kalau
terbakar nanti.
Hati-hati dalam bercinta, akan
sakit sekali bila patah hati.
Itu salah satu dampak dari "Power of Love".


Tamat

[ back ][ home ]

Watch TV on Computer

Web Site Hit Counter