watch sexy videos at nza-vids!
ramalan bintang sehari-hari !

Tetangga Jablay

Setelah 10thn menjalani rmh
tangga dan telah dikaruniai 2
ank, tentunya kadang timbul
kejenuhan dalam rmh tangga,
untunglah karna kehidupan kami
yang terbuka, kami dapat mengatasi rasa jenuh itu,
termasuk dalam urusan seks
tentunya. awal dari segalanya adalah
cerita dari istriku saat akan
tidur, yang mengatakan bahwa
evi tetangga depan rumah aq
ternyata mempunyai suami yang
impoten, aq agak terkejut tidak menyangka sama sekali, karna
dilihat dari postur suaminya
yang tinggi tegap rasanya tdk
mungkin, memang yg aku tau
mereka telah berumah tangga
sekitar 5 tahun tapi blm dikaruniai seorang anakpun, “bener pah, td evi cerita
sendiri sm mama” kata istriku
seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasian banget ya mah,
jadi dia gak bisa mencapai
kepuasan dong mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat pikiran aku kembali menerawang
ke sosok yg diceritakan istriku,
tetangga depan rumahku yang
menurutku sangat cantik dan
seksi, aku suka melihatnya kala
pagi dia sedang berolahraga di depan rumahku yang tentunya
di dpn rumahku jg, kebetulan
tempat tinggal aku berada di
cluster yang cukup elite,
sehingga tidak ada pagar
disetiap rumah, dan jalanan bisa dijadikan tempat olahraga, aku
perkirakan tingginya 170an dan
berat mungkin 60an, tinggi dan
berisi, kadang saat dia olahraga
pagi aku sering mencuri
pandang pahanya yang putih dan mulus karena hanya
mengenakan celana pendek,
pinggulnya yg besar sungguh
kontras dengan pinggangnya
yang ramping, dan yang sering
bikin aku pusing adalah dia selalu mengenakan kaos tanpa
lengan, sehingga saat dia
mengangkat tangan aku dapat
melihat tonjolan buah dadanya
yg keliatannya begitu padat
bergotang mengikuti gerakan tubuhnya. Satu hal lagi yang membuat aku
betah memandangnya adalah
bulu ketiaknya yang lebat, ya
lebat sekali, aku sendiri tidak
mengerti kenapa dia tidak
mencukur bulu ketiaknya, tapi jujur aja aku justru paling
bernafsu saat melihat bulu
ketiaknya yang hitam, kontras
dengan tonjoilan buah dadanya
yg sangat putih mulus. tapi ya
aku hanya bisa memandang saja karna bagaimanapun juga dia
adalah tetanggaku dan
suaminya adalah teman aku.
namun cerita istriku yang
mengatakan suaminya impoten
jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ide dari
mana, aku langsung bicara ke
istriku yang keliatannya sudah
mulai pulas.
“mah” panggilku pelan
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan
membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaikannya, tapi karna
udah terlanjur juga akhirnya
aku ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia
gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?” uber istriku
lalu aku uraikan cara2
memancing birahi evi, bisa
dengan seolah2 gak sengaja
melihat, nbaik melihat senjata
aku atau saat kamu ml, istriku agak terkejut juga
apalagi setelah aku uraikan
tujuan akhirnya aku menikmati
tubuh evi, dia marah dan
tersinggung
“papa sudah gila ya, mentang2 mama sudah gak menarik lagi!”
ambek istriku
tapi untunglah setelah aku beri
penjelasan bahwa aku hanya
sekedar fun aja dan aku hanya
mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengiyakan
rencanaku, istriku mulai melunak
dan akhirnya kata2 yang aku
tunggu dari mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sih seru
juga, tapi inget jangan sampai kecantol, dan jangan ngurangin
jatah mama” ancam istriku.
aku seneng banget dengernya,
aku langsung cium kening istriku.
“so pasti dong mah, lagian
selama ini kan mama sendiri yang gak mau tiap hari”
sahutku.
“kan lumayan buat ngisi hari
kosong saat mama gak mau
main” kataku bercanda
istriku hanya terdiam cemberut manja.. mungkin juga
membenarkan libidoku yang
terlalu tinggi dan libidonya yang
cenderung rendah. keesokan paginya, kebetulan
hari Sabtu , hari libur kerja,
setelah kompromi dgn istriku,
kami menjalankan rencana satu,
pukul 5.30 pagi istriku keluar
berolahraga dan tentunya bertemu dengan evi, aku
mengintip mereka dari jendela
atas rumah aku dengan deg2an,
setelah aku melihat mereka
ngobrol serius, aku mulai
menjalankan aksiku, aku yakin istriku sedang membicarakan
bahwa aku bernafsu tinggi dan
kadang tidak sanggup melayani,
dan sesuai skenario aku harus
berjalan di jendela sehingga
mereka melihat aku dalam keadaan telanjang dengan
senjata tegang, dan tidak sulit
buatku karena sedari tadi
melihat evi berolahraga saja
senjataku sudah menegang
kaku, aku buka celana pendekku hingga telanjang,
senjataku berdiri menunjuk
langit2, lalu aku berjalan
melewati jendela sambil
menyampirkan handuk di
pundakku seolah2 mau mandi, aku yakin mereka melihat
dengan jelas karena suasana
pagi yang blm begitu terang
kontras dengan keadaan
kamarku yang terang
benderang. tapi untuk memastikannya aku balik kembali
berpura2 ada yang tertinggal
dan lewat sekali lagi,
sesampai dikamar mandiku, aku
segera menyiram kepalaku yang
panas akibat birahiku yang naik, hemm segarnya, ternyata
siraman air dingin dapat
menetralkan otakku yg panas. Setelah mandi aku duduk
diteras berteman secangkir kopi
dan koran, aku melihat mereka
berdua masih mengobrol. Aku
mengangguk ke evi yg
kebetulan melihat aku sbg pertanda menyapa, aku melihat
roma merah diwajahnya, entah
apa yg dibicarakan istriku saat
itu.
Masih dengan peluh bercucuran
istriku yg masih keliatan seksi jg memberikan jari jempolnya ke
aku yang sedang asik baca
koran, pasti pertanda bagus
pikirku, aku segera menyusul
istriku dan menanyakannya
“gimana mah?” kejarku istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih”
candanya
aku setengah malu juga,
akhirnya istriku cerita juga,
katanya wajah evi keliatan horny saat dengar bahwa nafsu
aku berlebihan, apalagi pas
melihat aku lewat dengan
senjata tegang di jendela,
roman mukanya berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah” kata istriku.
“malah dia bilang mama
beruntung punya suami kaya
papa, tidak seperti dia yang
cuma dipuaskan oleh jari2
suaminya aja” “oh” aku cuma mengangguk
setelah tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah?
” pancing aku
“yah terserah papa aja, kan
papa yg punya rencana” aku terdiam dengan seribu
khayalan indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya
mah” aku kembali melanjutkan
membaca koran yg sempat
tertunda, baru saja duduk aku
melihat suami evi berangkat
kerja dengan mobilnya dan
sempat menyapaku “pak, lagi santai nih, yuk
berangkat pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya
dengan tersenyum dan lambaian
tangan.
“pucuk dicinta ulam tiba” pikirku, ini adalah kesempatan
besar, evi di rumah sendiri, tapi
gimana caranya? aku memutar
otak, konsentrasiku tidak pada
koran tapi mencari cara untuk
memancing gairah evi dan menyetubuhinya, tapi gimana?
gimana? gimana? sedang asiknya mikir, tau2
orang yang aku khayalin ada di
dpn mataku,
“wah, lagi nyantai nih pak,
mbak yeni ada pak?” sapanya
sambil menyebut nama istriku “eh mbak evi, ada di dalam
mbak, masuk aja” jawabku
setengah gugup
evi melangkah memasuki
rumahku, aku cuma
memperhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah
memanggilku untuk meremasnya. aku kembali hanyut dengan
pikiranku, tapi keberadaan evi
di rumahku jelas membuat aku
segera beranjak dari teras dan
masuk ke rumah juga, aku ingin
melihat mereka, ternyata mereka sedang asik ngobrol di
ruang tamu, obrolan mereka
mendadak terhenti setelah aku
masuk,
“hayo, pagi2 sudah ngegosip!
pasti lagi ngobrolin yg seru2 nih” candaku
mereka berdua hanya
tersenyum.
aku segera masuk ke kamar
dan merebahkan tubuhku, aku
menatap langit2 kamar, dan akhirnya mataku tertuju pada
jendela kamar yang hordengnya
terbuka, tentunya mereka bisa
melihat aku pikirku, karena di
kamar posisinya lebih terang
dari diruang tamu, tentunya mereka bisa melihat aku,
meskipun aku tidak bisa melihat
mereka mengobrol?
reflek aku bangkit dari tempat
tidur dan menggeser sofa
kesudut yg aku perkirakan mereka dapat melihat, lalu aku
lepas celana pendekku dan mulai
mengocok senjataku, ehmm
sungguh nikmat, aku bayangkan
evi sedang melihatku ngocok
dan sedang horny, senjataku langsung kaku.
tapi tiba2 saja pintu kamarku
terbuka, istriku masuk dan
langsung menutup kembali pintu
kamar.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok, dari ruang tamu kan
kelihatan” semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku
pura2 bego.
“evi sampai malu dan pulang
tuh” cerocosnya lagi, aku hanya terdiam,
mendengar evi pulang mendadak
gairahku jadi drop, aku kenakan
kembali celanaku. sampai siang aku sama sekali
belum menemukan cara untuk
memancingnya, sampai istriku
pergi mau arisan aku cuma
rebahan di kamar memikirkan
cara untuk menikmati tubuh evi, ” pasti lagi mikirin evi nih,
bengong terus, awas ya
bertindak sendiri tanpa mama”
ancam istriku “mama mau
arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja, 5 menit setelah istriku pergi,
aku terbangun karna di dpn
rumah terdengar suara gaduh,
aku keluar dan melihat anakku
yg laki bersama teman2nya ada
di teras rumah evi dengan wajah ketakutan, aku segera
menghampirinya, dan ternyata
bola yang dimainkan anakku dan
teman2nya mengenai lampu
taman rumah evi hingga pecah,
aku segera minta maaf ke evi dan berjanji akan menggantinya,
anakku dan teman2nya kusuruh
bermain di lapangan yg agak
jauh dari rumah,
“mbak evi, aku pamit dulu ya,
mau beli lampu buat gantiin” pamitku
“eh gak usah pak, biar aja,
namanya juga anak2, lagian aku
ada lampu bekasnya yg dari
developer di gudang, kalau gak
keberatan nanti tolong dipasang yang bekasnya aja”
aku lihat memang lampu yang
pecah sudah bukan standar dr
developer, tapi otakku jd panas
melihat cara bicaranya dengan
senyumnya dan membuat aku horny sendiri.
“kalau gitu mbak tolong ambil
lampunya, nanti aku pasang”
kataku
“wah aku gak sampe pak,
tolong diambilin didalam” senyumnya.
kesempatan datang tanpa
direncanakan, aku mengangguk
mengikuti langkahnya, lalu evi
menunjukan gudang diatas
kamar mandinya, ternyata dia memanfaatkan ruang kosong
diatas kamar mandinya untuk
gudang.
“wah tinggi mbak, aku gak
sampe, mbak ada tangga?”
tanyaku “gak ada pak, kalau pake
bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku
evi berjalan ke dapur mengambil
bangku, lambaian pinggulnya
yang bulat seolah memanggilku untuk segera menikmatinya,
meskipun tertutup rapat, namun
aku bisa membayangkan
kenikmatan di dalam dasternya.
lamunanku terputus setelah evi
menaruh bangku tepat didepanku, aku segera naik, tapi
ternyata tanganku masih tak
sampai meraih handle pintu
gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan, “dulu naruhnya gimana mbak?
” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang
naruh, mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga
dulu ya mba sama tetangga” aku segera keluar mencari
pinjaman tangga, tapi aku sudah
merencanakan hal gila, setelah
dapat pinjaman tangga
aluminium, aku ke rumah dulu,
aku lepaskan celana dalamku, hingga aku hanya mengenakan
celana pendek berbahan kaos,
aku kembali ke rumah evi dgn
membawa tangga, akhirnya aku
berhasil mengambil lampunya.
dan langsung memasangnya, tapi ternyata dudukan lampunya
berbeda, lampu yang lama lebih
besar, aku kembali ke dalam
rumah dan mencari dudukan
lampu yg lamanya, tp sudah aku
acak2 semua tetapi tidak ketemu jg, aku turun dan
memanggil evi, namun aku sama
sekali tak melihatnya atau
sahutannya saat kupanggil,
“pasti ada dikamar: pikirku
“wah bisa gagal rencanaku memancingnya jika evi dikamar
terus”
aku segera menuju kamarnya,
namun sebelum mengetuknya
niat isengku timbul, aku coba
mengintip dari lubang kunci dan ternyata….
aku dapat pemandangan bagus,
aku lihat evi sedang telanjang
bulat di atas tempat tidurnya,
jari2nya meremas buah dadanya
sendiri, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klitorisnya,
aku gemetar menahan nafsu,
senjataku langsung membesar
dan mengeras, andai saja
tangan aku yang meremas buah
dadanya… sedang asik2nya mengkhayal tiba2 evi berabjak
dari tempat tidurnya dan
mengenakan pakaian kembali,
mungkin dia inget ada tamu,
aku segera lari dan pura2
mencari kegudang, senjataku yang masih tegang aku biarkan
menonjol jelas di celana
pendekku yang tanpa cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku
lihat muka evi memerah, ia pasti
melihat tonjolan besar di celanaku
“ini mbak, dudukannya lain
dengan lampu yang pecah” aku
turun dari tangga dan
menunjukan kepadanya, aku
pura2 tidak tahu keadaan celanaku, evi tampak sedikit
resah saat bicara.
“jadi gimana ya pak? mesti beli
baru dong” suara evi
terdengar serak, mungkin ia
menahan nafsu melihat senjataku dibalik celana
pendekku, apalagi dia tadi
sedang masturbasi.
aku pura2 berfikir, padahal
dalam hati aku bersorak karena
sudah 60% evi aku kuasai, tapi bener sih aku lagi mikir, tapi
mikir gimana cara supaya masuk
dalam kamarnya dan menikmati
tubuhnya yang begitu
sempurna??
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang cari” suara evi
mengagetkan lamunanku, lalu ia
menaiki tangga, dan sepertinya
evi sengaja memancingku, aku
dibawah jelas melihat paha
gempalnya yang putih mulus tak bercela, dan ternyata evi sama
sekali tidak mengenakan celana
dalam, tapi sepertinya evi cuek
aja, semakin lama diatas aku
semakin tak tahan, senjataku
sudah basah oleh pelumas pertanda siap melaksanakan
tugasnya,
setelah beberapa menit mencari
dan tidak ada juga, evi turun
dari tangga, tapi naas buat dia
( Atau malah sengaja : ia tergelincir dari anak tangga
pertama, tidak tinggi tapi
lumayan membuatbya hilang
keseimbangan, aku reflek
menangkap tubuhnya dan
memeluknya dari belakang, hemmm sungguh nikmat sekali,
meskipun masih terhalang celana
dalam ku dan dasternya tapi
senjataku dapat merasakan
kenyalnya pantat evi, dan aku
yakin evi pun merasakan denyutan hangat dipantatnya,
“makasih pak” evi tersipu malu
dan akupun berkata maaf
berbarengan dgn ucapan
makasihnya
“gak papa kok, tapi kok tadi seperti ada yg ngeganjel
dipantatku ya”?” sepertinya
evi mulai berani, akupun
membalasnya dgn gurauan,
“oh itu pertanda senjata siap
melaksanakan tugas” “tugas apa nih?” evi semakin
terpancing
aku pun sudah lupa janji dgn
istriku yang ga boleh bertindak
tanpa sepengetahuannya, aku
sudah dikuasai nafsu “tugas ini mbak!” kataku
langsung merangkulnya dalam
pelukanku
aku langsung melumat bibirnya
dengan nafsu ternyata evipun
dengan buas melumat bibirku juga, mungkin iapun menunggu
keberanianku, ciuman kami
panas membara, lidah kami
saling melilit seperti ular, tangan
evi langsung meremas
senjataku, mungkin baru ini dia melihat senjata yang tegang
sehingga evi begitu liar
meremasnya, aku balas meremas
buah dadanya yang negitu
kenyal, meskipun dari luar ali
bisa pastiin bahwa evi tidak mengenakn bra, putingnya
langsung mencuat, aku pilin
pelan putingnya, tanganku yang
satu meremas bongkahan
pantatnya yang mulus, cumbuan
kami semakin panas bergelora tapi tiba2
“sebentar mas!” evi berlari ke
depan ternyata ia mengunci
pintu depan, aku cuma melongo
dipanggil dengan mas yang
menunjukan keakraban “sini mas!” ia memanggilku
masuk kekamarnya
aku segera berlari kecil menuju
kamarnya, evi langsung melepas
dasternya, dia bugil tanpa
sehelai benangpun di depan mataku. sungguh keindahan
yang benar2 luar biasa, aku
terpana sejenak melihat putih
mulusnya badan evi. bulu
kemaluannya yang lebat
menghitam kontras dengan kulitnya yg bersih. lekuk
pinggangnya sungguh indah.
tapi hanya sekejab saja aku
terpana, aku langsung melepas
kaos dan celana pendekku,
senjataku yang dari tadi mengeras menunjuk keatas, tapi
ternyata aku kalah buas
dengan evi. dia langsung
berjongkok di depanku yang
masih berdiri dan melumat
senjataku dengan rakusnya, lidahnya yang lembut terasa
hangat menggelitik penisku,
mataku terpejam menikmati
cumbuannya, sungguh benar2
liar, mungkin karna evi selama
ini tidak pernah melihat senjata yang kaku dan keras, kadang ia
mengocoknya dengan cepat,
aliran kenikmatan menjalari
seluruh tubuhku, aku segera
menariknya keatas, lalu mencium
bibirnya, nafasnya yang terasa wangi memompa semangatku
untuk terus melumat bibirnya,
aku dorong tubuhnya yang
aduhai ke ranjangnya, aku mulai
mengeluarkan jurusku, lidahku
kini mejalari lehernya yang jenjang dan putih, tanganku
aktif meremas2 buah dadanya
lembut, putingnya yang masih
kecil dan agak memerah aku
pillin2, kini dari mataku hanya
berjarak sekian cm ke bulu ketiaknya yang begitu lebat,
aku hirup aromanya yang khas,
sungguh wangi. lidahku mulai
menjalar ke ketiak dan
melingkari buah dadanya yang
benar2 kenyal, dan saat lidahku yang hangat
melumat putingnya evi semakin
mendesah tak karuan, rambutku
habis dijambaknya, kepalaku
terus ditekan ke buah dadanya.
aku semakin semangat, tidak ada sejengkal tubuh evi yang
luput dari sapuan lidahku,
bahkan pinggul pantat dan
pahanya juga, apalagi saat
lidahku sampai di kemaluannya
yang berbulu lebat, setelah bersusah payah meminggirkan
bulunya yang lebat, lidahku
sampai juga ke klitorisnya,
kemaluannya sudah basah, aku
lumat klitnya dengan lembut, evi
semakin hanyut, tangannya meremas sprey pertanda
menahan nikmat yang aku
berikan, lidahku kini masuk ke
dalam lubang kemaluannya, aku
semakin asik dengan aroma
kewanitaan evi yang begitu wangi dan menambah birahiku,
tapi sedang asik2nya aku
mencumbu vaginanya, evi tiba2
bangun dan langsung
mendorongku terlentang, lalu
dengan sekali sentakan pantatnya yang bulat dan mulus
langsung berada diatas perutku,
tangannya langsung menuntun
senjataku, lalu perlahan
pantatnya turun, kepala
kemaluanku mulai menyeruak masuk kedalam kemaluannya
yang basah, namun meskipun
basah aku merasakan jepitan
kemaluannya sangat ketat.
mungkin karna selama ini hanya
jari saja yang masuk kedalam vaginanya,
centi demi centi senjataku
memasuki vaginanya
berbarengan dengan pantat evi
yang turun, sampai akhirnya
aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam
vaginanya, sungguh pengalaman
indah, aku merasakan nikmat
yang luar biasa dengan
ketatnya vaginanya meremas
otot2 senjataku, evi terdiam sejenak menikmati penuhnya
senjataku dalam kemaluannya,
tapi tak lama, pantatnya yang
bahenl dan mulus nulaik
bergoyang, kadang ke depan ke
belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran
di tubuh kami, tanganku tidak
tinggal diam memberikan
rangsangan pada dua buah
dadanya yang besar, dan
goyangan pinggul evi semakin lama semakin cepat dan tak
beraturan, senjataku seperti
diurut dengan lembut, aku
mencoba menahan ejakulasiku
sekuat mungkin, dan tak lama
berselang, aku merasakan denyutan2 vagina evi di batang
senjataku semakin menguat dan
akhirnya evi berteriak keras
melepas orgasmenya, giginya
menancap keras dibahuku…
evi orgasme, aku merasakan hangat di batang senjataku,
akhirnya tubuhnya yang sintal
terlungkup diatas tubuhku,
senjataku masih terbenam
didalam kemaluannya,
aku biarkan dia sejenak menikmati sisa2 orgasmenya
setelah beberapa menit aku
berbisik ditelinganya, “mba,
langsung lanjut ya? aku
tanggung nih”
evi tersenyum dan bangkit dari atas tubuhku, ia duduk dipinggir
ranjang, “makasih ya mas, baru
kali ini aku mengalami orgasme
yang luar biasa” ia kembali
melumat bibirku.aku yang masih
terlentang menerima cumbuan evi yang semakin liar, benar2
liar, seluruh tubuhku dijilatin
dengan rakusnya, bahkan
lidahnya yang nakal menyedot
dan menjilat putingku, sungguh
nikmat, aliran daraku seperti mengalir dengan cepat, akhirnya
aku ambil kendali, dengan gaya
konvensional aku kemabli
memasukkan senjataku dalam
kemaluannya, sudah agak mudah
tapi tetap masih ketat menjepit senjataku, pantatku bergerak
turun naik, sambil lidahku
mengisap buah dadanya
bergantian, aku liat wajah evi
yang cantik memerah pertanda
birahinya kembali naik, aku atur tempo permainan, aku ingin
sebisa mungkin memberikan
kepuasan lebih kepadanya,
entah sudah berapa gaya yang
aku lakukan, dan entah sudah
berapa kali evi orgasme, aku tdk menghitungnya, aku hanya
inget terakhir aku oake gaya
doggy yang benar2 luar biasa,
pantatnya yang besar
memberikan sensasi tersendiri
saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.
dan memang aku benar2 tak
sanggup lagi menahan spermaku
saat doggy, aku pacu
sekencang mungkin, pantat evi
yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,
tapi aku masih ingat satu
kesadaran “mbak diluar atau
didalam?” tanyaku parau
terbawa nafsu sambil terus
memompa senjataku evipun menjawab dengan serak
akibat nafsunya ” Didalam aja
mas, aku lagi gak subur”
dan tak perlu waktu lama,
selang beberapa detik setelah
evi menjawab aku hentakan keras senjataku dalam
vaginanya, seluruh tubuhku
meregang kaku, aliran
kenikmatan menuju penisku dan
memeuntahkan laharnya dalam
vagina evi, ada sekitar sepuluh kedutan nikmat aku tumpahkan
kedalam vaginanya, sementara
evi aku lihat menggigit sprey
dihadapannya, mungkin iapun
mengalami orgasme yg kesekian
kalinya.


Tamat

[ back ][ home ]

Watch TV on Computer

Web Site Hit Counter