watch sexy videos at nza-vids!
new software video camera mobile phone

Variasi Dalam Bercinta

Ini cerita kejadian pada waktu
aku sedang ada masalah dengan
pacarku, namanya Gina, tinggi
badannya 160 cm, berat 57 kg,
kulit putih bersih, bra 36B.
Namaku panggil saja Andi. Pacarku itu sangat seksi karena
bokongnya menonjol ke
belakang dan pinggangnya kecil
jadi kata temanku dia sangat
montok.
Masalahnya kami sedang bosan satu sama lain, karena
hubungan kami sudah 2 tahun
sementara untuk pikiran
menikah masih dibahas tidak
kunjung selesai karena ada
faktor X diantara kami. Untuk menghilangkan kebosanan pada
saat kami berhubungan badan
dia sering membayangkan yang
melakukan hal ini dengan batang
kemaluan yang besar dan hot,
batang kemaluanku sendiri panjangnya 15 cm dan diameter
2,5 cm, katanya kurang? dan
karena saat itu aku sedang
sibuk kerja di kantor maka
kalau sedang berhubungan
badan, biasanya bisa 30 menit di luar pemanasan, pemanasan
biasanya 30 menit juga mulai
dari atas sampai menjilat liang
kemaluan, sekarang pemanasan
15 menit dan hubungan badan 5
menit. Wah, dia protes setiap selesai berhubungan badan,
sudah pasti saya keluar duluan
sementara dia naik saja belum.
Sementara saya juga tidak
terpikir untuk menyeleweng dan
dia juga menjaga perasaan saya dengan tidak menyeleweng, tapi
yang terjadi kami sering
berantem kecil-kecilan dan dia
kalau diajak berhubungan badan
sering malas.
Ceritanya sendiri kami jalan- jalan malam itu kurang lebih jam
9.00 malam berkeliling di daerah
Thamrin. Sambil jalan kami
membicarakan masalah hubungan
badan, dia protes karena
kondisiku yang tidak berubah. Dia bicara begini, "Andi, aku
bosen nih kamu kalau hubungan
sekarang cepet banget, kan
Gina belum puas", katanya
merengek.
"Habis aku lagi capai sih.." kataku.
"Ah, gitu terus alasannya.."
katanya.
"Yaa bukan gitu dong.. tapi lagi
bener tidak fit", kataku.
"Tapi aku kan jadi suntuk nih, kepalaku sering nyut-nyutan,
aku jadi kepengen banget
badanku digerayangin sama
cowok lain! Aku pengen gituan
yang hot yang lama 2 jam dan
batang kemaluannya gede", kata Gina.
"Enak kali ya.. sama bule",
katanya menyambung.
"Memang kamu berani Gin.."
kataku sedikit cemburu tapi ada
perasaan lain ingin menantang dia.
"Yaa, iyalah.. tapi aku kan tidak
enak sama kamu", katanya.
"Memang kamu pengen batang
kemaluan yang gede dan yang
hot?" tanyaku. "Yaa.. habis kamu kalau
hubungan sepertinya sudah
tidak full lagi tegangnya dan
mana cepet lagi. Pusing aku,
tahu!" katanya.
"Yaa.. sudah kalau gitu sini kamu tiduran biar tidak pusing."
Kemudian jok kursinya dia
mundurkan dan dia rebahan di
pangkuanku, tangan kiriku
langsung membelai rambutnya.
Terus kupijat kepalanya dan ternyata dia keenakan, lalu
merem pelan-pelan. Tanganku
turun ke leher, pundak dan ke
dadanya. Kuremas perlahan, dia
diam saja, kancing bajunya satu
persatu kubuka sambil mobil jalan terus berputar di sekitar
Monas dan Sabang. Perlahan
tanganku meremas buah
dadanya ternyata sudah
mengeras. Dadanya montok,
bentuknya bulat penuh dengan puting berwarna merah jambu.
Ketika kusuruh melepas branya,
dia langsung membuka kancing
branya dan melepas bra
tersebut sehingga buah
dadanya yang montok itu menantang keluar kedua-
duanya karena bajunya sudah
kupinggirkan ke samping. Dengan
leluasa tangan dan jari-jariku
bermain meremas dan memijat
pelan putingnya yang telah mengeras.
"Akkhh.." desah Gina keenakan.
"Mhh.. enak Gin.." tanyaku.
"Iyyaa.." desahnya keenakan.
Jari tanganku lalu turun ke
bawah mengusap perut dan pusarnya, terus ke bawah
membuka kancing celana jeans-
nya dan menarik reitsletingnya.
Srett.. terbuka sudah dan
perlahan jari ini menyentuh
bulu-bulu halus di atas bibir kemaluannya. Kemudian kuremas
perlahan dan kuusap.
"Aakhh.. Andii.." keenakan
rupanya dia dan.., "Aduuhh, aku
pengen batang kemaluan yang
gede Ndii.." Wah mulai deh dia ingin berhubungan badan.
"Yang lamaa.. yang hot.. akhh.."
desah dia keenakan.
Jariku naik turun dari dada ke
sekitar liang kemaluannya,
dengan perasaan cemburu aku bertanya kepadanya, "Kamu
mau sama yang gede kayak
bule Gin..?" tanyaku.
"Mauu.." desahnya sambil
badannya bergetar.
Wah, kepalang tanggung nih pikiranku jadi kotor.
"Kamu pengen yang hot yaa?"
tanyaku lagi.
"Akhh.. aahh iyaa.." katanya.
"Ya sudah kamu cari aja.."
kataku penasaran ingin membuktikan kepadanya.
Pikir-pikir dari pada dia main di
belakang lebih baik terus terang
kalau memang berani.
Ketika di jalan sekitar McDonald,
kulihat ada bule sendirian di pinggir jalan sedang berdiri,
badannya besar dan tinggi. Aku
melihat dia sedang mencari
bantuan. Ketika kulihat, dia juga
melihat. Setelah sekali putar
kulihat dia masih di tempat, sementara jariku sedang
merayap di sekitar bibir
kemaluan Gina, kemudian mobil
kupinggirkan. Ehh, bule itu
mendekati mobil kami, Gina tidak
tahu kalau kaca jendela kubuka. Dia pikir aku ke pinggir karena
capai keliling terus, jadi dia
biarkan saja dadanya terbuka
dengan putingnya yang
mengeras dan bulu-bulu halus
yang terlihat dari luar. Bule tersebut mendekat dari sisi
pintu Gina dan melihat ke dalam
sambil berbicara,
"Maukah anda menolong saya..
ups.. maaf.." katanya sambil
terbelalak matanya. Dia kaget melihat posisi Gina
terlihat buah dadanya yang
putih mulus keluar dengan
puting yang telah mengeras dan
bulu halus kemaluan Gina
terpampang tepat di wajahnya. Karena badannya menjorok ke
dalam pada saat berbicara.
Gina tidak kalah kaget. "Lhoo?"
dia segera bangkit dari tidurnya
dan merapikan kemejanya.
"Kok kamu tidak bilang kalau ada orang sih.." wajahnya merah
karena malu.
"Sudah tidak apa-apa.." kataku
tersenyum, lalu aku bilang ke
bulenya, "Ma'af, ini pacar saya.
Apa yang bisa saya bantu." Setelah tenang sedikit sambil
melihat ke Gina dia bilang, "Mobil
saya rusak dan tidak ada
bantuan", kata si bule.
"Mobil saya rusak dan saya
sudah minta tolong teman saya tapi teman saya sedang pergi
jadi saya tunggu di sini",
katanya lagi.
"Ya sudah, anda masuk saja ke
belakang", kataku.
"Ooh ya, terima kasih.." katanya sambil melirik ke arah Gina.
Dia naik dan duduk di belakang.
Sementara Gina masih kaget
sedikit tapi melihat bule itu
ganteng (katanya) dia perlahan
protes, "Aku kan malu.." katanya.
"Katanya pengen bule", kataku
berbisik.
"Tapi kan tidak begini dong.."
katanya merajuk.
Kulihat dia tidak marah berarti dia juga kemungkinan suka.
"Aah ya, saya Andi", kataku
bersalaman, "Dan ini Gina.."
Sambil tersenyum mereka
berdua bersalaman dan terus
mengobrol basa-basi dari mana dan seterusnya. Setelah basa-
basi selesai lalu dia bilang, "Kamu
punya body bagus Gin.."
Gina mencubit pahaku, "Aku kan
maluu.."
Terus aku bilang, "Katanya kamu pengen tahu Gin, gedenya
seberapa", kataku.
"Yaa, aku kan cuma.." kata dia
tidak meneruskan karena si bule
(namanya Chalued) menyeletuk.
"Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja", katanya sambil
tersenyum.
"Tidak apa-apa kok.." kata si
bule.
Aku yang sudah penasaran
sejak tadi oleh keinginan Gina terus menimpali, "Ya sudah Gin..
kamu ke belakang saja Gin.."
kataku.
"Aakhh, tidak ahh. Gila kali.."
kata Gina tersenyum.
"Ya tidak, kan cuma lihat saja biar kamu tidak penasaran",
kataku.
Eeh, si bule bilang mengenai hal
tersebut tidak jadi masalah
kalau di negaranya (Prancis) di
sana mereka sudah bebas kalau suka ya bilang suka.
"Kalau kamu penasaran ya lihat
saja", katanya tersenyum.
Karena terus diajak bicara dan
Gina antusias mendengarnya
akhirnya dia mau juga ke belakang.
"Lihat saja yaa.." kata Gina
tersenyum malu.
Kemudian kujalankan mobil ke
jalan Menteng, sementara Chal
kulihat segera membuka kancing celananya dan reitsletingnya
terus menarik ke bawah
celananya. Gina yang duduk di
sampingnya melihat keluar
jendela sampai Chal
mengeluarkan batang kemaluannya yang besar
walaupun belum tegang sekali.
"Hai.. lihat ini", katanya sambil
tangan kirinya memegang
batang kemaluannya sendiri dan
tangan kanannya memegang tangan kiri Gina.
Gina melihat batang kemaluan
bule itu dan terlihat wajahnya
menegang terpaku melihat
batang kemaluan yang besar
berwarna putih dengan kepala batang kemaluan seperti topi
baja. Sementara aku menyetir
terus dan dapat melihat melalui
spion atas kelakuan mereka
berdua di belakang.
"Kamu lihat ini dan pegang saja!" kata Chal.
"Wihh takut akhh.." desah Gina
dengan suara serak.
"Tidak apa-apa biar kamu tidak
penasaran lagi", kata Chal.
Gina terpaku melihat batang kemaluan Chal di samping
tangannya. Chal mengambil
inisiatif, langsung dia mencium
pipi Gina perlahan, karena Gina
diam saja maka wajah Gina
dipegangnya dan.. Gila dia mencium bibir Gina dengan
perlahan dan perlahan kulihat
Gina membalas ciuman itu
dengan membuka bibirnya serta
merta Chal melumat bibir itu
dan memasukkan lidahnya. "Emmhh.." desah Gina perlahan.
"Kamu suka Gin.." bisik Chal di
kuping Gina.
Melihat reaksi positif dari Gina,
tangan kiri Gina diarahkan
untuk memegang batang kemaluan besar yang telah
menyembul dari atas celananya.
Ternyata Chal sudah melepaskan
celananya berikut celana
dalamnya sampai di paha.
Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak batang
kemaluan itu berikut bijinya
yang ditutupi rambut kemaluan.
Gina mulai memegang batang
kemaluan itu dan ternyata
walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jarinya tidak
dapat bersentuhan (membuat
bentuk huruf O) membuat Gina
penasaran dan melihat secara
jelas bentuk batang kemaluan
bule tersebut dan mendesah, "Aakkhh gedee bangeet.."
desahnya dengan suara parau
dan wajah memerah.
Wah, kudengar dia sudah birahi,
panik juga aku. Kemudian Chal
sambil mencium telinga Gina berbisik, "Kamu kocokin dong.."
desah si bule tidak tahan
keenakan.
Wah sudah lupa mereka berdua,
katanya hanya lihat saja, kok
minta dipegangi dan dikocok lagi. Eeh, ternyata Gina menuruti
permintaan Chal dan perlahan
jari-jari tangannya meremas
dan mulai mengurut ke atas dan
ke bawah dan dalam relatif
singkat batang kemaluan bule tersebut berdiri dengan
kokohnya di tangan Gina.
Panjangnya lebih dari batang
kemaluanku atau lebih kurang
22 cm dan diameternya sekitar
4 sampai 5 cm. "Emmhh.. akhh.." desah mereka
berdua di jok belakang.
Makin lama semakin hot saja
mereka berdua, sementara
tangan Gina terus mengocok
kejantanan Chal. Chal pun dengan nafsunya mengulum bibir
Gina dan jemarinya dengan
cepat membuka kancing kemeja
Gina, karena Gina belum
mengancingkan semua
kancingnya (sengaja barangkali) maka kemeja tersebut dengan
cepat terbuka semua dan
dengan sigap tangan dan jari
Chal langsung meremas susu
Gina yang ternyata telah
mengeras dan menonjol. "Akhh enak Chal.." desah Gina
menggelinjang. Baju itu
disingkirkan ke samping dan
begitu bibir Gina dilepas
ciumannya maka mulut Chal
langsung mendekat ke dada Gina sambil terus meremas
perlahan. Puting Gina dihisap
sambil dijilat, gundukan daging
dada berganti-ganti sehingga,
"Akhh.. uuff.." erang Gina
keenakan. Wajah Gina sudah menengadah ke atas dengan
posisi pasrah, sementara tangan
kirinya terus mengocok batang
kemaluan Chal yang besar dan
penuh digenggamannya dengan
makin cepat, kadang-kadang diremas batang kemaluan itu
dengan kuat tanda dia sudah
tidak tahan karena rangsangan
yang ada pada sekujur
tubuhnya dan bergetar
badannya. "Ooohh.. Anndii.." desahnya
keenakan lupa kalau yang
sedang bersamanya itu si Chal.
Tangan kanan Gina menekan
kepala Chal ke dadanya
sementara tangan kirinya sudah tidak beraturan mengocok
batang kemaluan besar dan
menariknya ke atas seakan-
akan ingin digesekkan atau
dimasukkan ke dalam liang
kemaluannya sendiri dan seakan-akan memaksa untuk
segera dituntaskan semuanya.
Chal menyadari yang diminta
Gina dan tangan kiri Chal segera
membuka kancing celana Gina
dan menarik ke bawah reitsleting celana Gina. Tahu
atau pura-pura tidak tahu Gina
membiarkan tangan itu
membuka reitsleting dan dengan
mengangkat sedikit pantat Gina
tangan Chal itu berhasil meloloskan celana panjang
berikut celana dalam Gina yang
berwarna hitam tipis terbawa
tertarik ke bawah. Celana itu
tertarik hingga di tengah paha
Gina di atas dengkul Gina sedikit. Tersembul sudah batang paha
Gina yang putih mulus dan
gundukan kemaluan Gina yang
ditutupi oleh rambut
kemaluannya yang halus
berwarna hitam ikal. "Kamu mulus sekali Ginn.." bisik
Chal sambil tangannya mengusap
paha jenjang milik Gina.
"Ahh kamuu.." Gina tersenyum
keenakan dan mata memerah.
Keadaan mereka berdua sudah sama-sama dengan celana yang
telah merosot dan posisi celana
mereka berdua telah berada di
atas dengkul masing-masing.
Gina hanya mendesah dan
menggelinjangkan pinggulnya sambil merenggangkan paha
atasnya ketika jari-jari Chal itu
mulai merayap perlahan,
mengelus dan menekan sekitar
atas kemaluan Gina yang
ditumbuhi bulu-bulu halus dan menyebarkan aroma yang khas
dari kemaluan Gina. Mereka
benar-benar telah tidak
memperhatikanku yang
membawa mobil dengan perlahan
sekali dan terus memperhatikan kelakuan mereka berdua yang
sudah seperti orang kepanasan.
Mereka sama-sama mendesah
dan mengerang perlahan.
"Saya suka sekali wanita
Indonesia.." desah Chal. "Wanginya sangat enak sekali",
kata Chal sambil mendesah.
"Emmhh.." desah Gina sambil
mengerakkan pinggulnya ke kiri
dan ke kanan. Sementara
batang kemaluanku sendiri sudah kukeluarkan sejak tadi
dan perlahan kukocok sendiri,
"Sialan", makiku dalam hati,
cemburu tapi enak juga aku
melihatnya serasa menonton film
BF beneran di depan mata lagi. Jari bule itu mulai menyentuh
belahan kemaluan dan mengusap
perlahan terus dari atas ke
bawah. Belahan kemaluan Gina
sudah terlihat basah dan
menjadi licin di sekitar belahan tersebut dan semakin lama
menyebarkan aroma yang
membuat Chal dan aku menjadi
makin terangsang. Tangan Gina
sudah terlepas dari mengocok
batang kemaluan itu dan kedua tangan itu terkulai lemas
meremas kepala Chal dan
kadang-kadang mengusap
punggung Chal dengan sangat
merangsang sekali. Chal sabar
sekali sementara tangan kiri dan jarinya terus membelai
belahan kemaluan Gina, tangan
kanannya terlihat meremas
buah dada Gina, sementara itu
mulutnya menghisap puting Gina
yang telah mengeras serta menjilati permukaan dari
gundukan buah dada Gina atau
mengulum bibir Gina dengan
emosi yang teratur.
Kurang lebih 20 menit Chal telah
merangsang sekujur tubuh Gina sementara baju Gina telah
terlepas membuat dia leluasa
menggerayangi sekujur tubuh
putih mulus itu. Terlihat Gina
tersenyum puas dan
memasrahkan diri sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh
jari Chal dan Chal pun menciumi
seluruh tubuh Gina yang telah
polos sampai ke punggung pun
dia ciumi dengan penuh gairah.
Suatu pemandangan yang eksotik dan luar biasa,
kupandangi kekasihku
digerayangi dan dilumat habis
seluruh badannya dan wajahnya
tapi aku tidak cemburu, malah
terasa puas dan bernafsu sendiri melihat adegan tersebut.
Sungguh sensasi luar biasa. Gina
sudah bugil setengah badan ke
atas tanpa sehelai benang pun
di tubuh atasnya terlihat
tonjolan buah dadanya yang putih bulat penuh mengeras
dengan puting merah jambu dan
sementara itu celana panjang
Gina telah merosot sampai ke
bawah dengkulnya sehingga
dengan makin leluasa jemari bule tersebut meremas gumpalan
daging kemaluan Gina dan jari
tengahnya terus menggesek
belahan kemaluan tersebut. Chal
terus membelai belahan
kemaluan Gina tanpa dia berusaha memasukkan jari
tengah tersebut ke dalam
kemaluan Gina yang telah
terpampang dengan pasrah.
Sementara Gina telah dalam
posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka atau bisa disebut
mengangkangkan kakinya.
Chal melihat Gina sudah pasrah
dan seluruh badannya bergetar
seperti menahan sesuatu segera
merubah posisi badannya menghadap ke Gina. Dia berlutut
di depan Gina yang telah
mengangkangkan kakinya
sehingga posisi badannya
sekarang telah berada di
antara kedua kaki Gina yang mengangkang lebar dan lubang
kemaluannya yang telah terlihat
jelas telah basah. Karena posisi
yang sempit di belakang mobil
maka Chal mendorong dan
melipat kursi di sampingku ke depan.
Wah aku takut juga kalau
sampai batang kemaluan Chal
yang panjang dan besar itu
telah siap-siap mengarahkan ke
belahan kemaluan Gina yang telah menantikan dengan mata
terpejam dan mulut yang
terbuka dengan desahan,
"Jangan Chal.." desah Gina.
"Takuut.." erang Gina.
"Tidak apa-apa.. sakitnya hanya sebentar", desah Chal sambil
mengambil posisi sementara
tangannya terus merayap di
sekujur tubuh Gina.
"Tapi aku takut tidak muaat..
nanti kemaluanku robeek.." kata Gina sambil ketakutan melihat
batang kemaluan Chal yang
benar-benar luar biasa
besarnya telah berada di depan
permukaan kemaluannya.
"Kamu harus mencobanya Gin.. pelan-pelan saja.." desah Chal
sambil mulai mengarahkan
batang kemaluannya ke lubang
kemaluan Gina yang telah
terbuka sedikit akibat jari-jari
Chal yang terus membelai belahan kemaluan Gina. Rupanya
Gina benar-benar takut dan
membuatku juga ketakutan.
Wah, bahaya nih kalau sampai
ada apa-apa aku juga yang
ketimpa pulungnya, kami berdua juga nanti menanggung
resikonya. Mobil segera
kupinggirkan di sisi jalan yang
agak gelap dan kuhentikan
secara perlahan. Setelah kurasa
aman di sekitar jalan aku segera membalikkan tubuhku ke
belakang untuk melihat lebih
jelas lagi.
"Kamu jangan takut, saya
tempelkan saja dahulu batang
kemaluan ini sampai kamu nanti mau.." kata Chal merayu sambil
lidahnya menjilati sekitar kuping
Gina. Gina yang keenakan lalu
membiarkan Chal melanjutkan
aksinya, dengan menjepit
pinggang Chal dengan kedua kakinya, Gina melihat batang
kemaluan Chal yang besar itu
ditempelkan tepat di belahan
kemaluan Gina yang telah basah
hanya setengah ke bawah
menempel tepat di lubang kemaluan Gina sedangkan
setengah lagi berada di atas
belahan Gina, Gina merasa
dengan posisi yang aman
menerima kuluman Chal dan
merasakan batang kemaluan besar milik Chal mulai secara
perlahan menggeser di belahan
kemaluannya.
"Oohh.. Chal.. enaakk.. emmhh.."
erang Gina.
"Uuuff.." desah Chal keenakan. "Yaa enakk Gin.." kata Chal.
"Teruss digeseek dan ditekan
Chal.." pinta Gina.
"Ya sayang.." kata Chal mulai
mempercepat gesekan di
belahan kemaluan Gina. Dengan cara naik turun posisi badan
Chal terlihat seperti ingin naik
dan tidak.
"Tekan teruuss Chal.." erang
Gina yang makin lama semakin
keenakan. "Enaakk.. oohh.. puasin aku Chal..
ahkk.." desah Gina dengan suara
yang telah parau.
Posisi kaki Gina telah
mengangkang dengan lebar
membuat Chal lebih leluasa menggerakkan badannya kadang
naik-turun dan kadang
mendorongkan batang
kemaluannya ke depan sehingga
lebih menekan belahan kemaluan
Gina. Kulihat kemaluan Gina telah terbelah bibir kemaluannya
karena tekanan batang
kemaluan Chal yang terus
bergerak menekan belahan bibir
kemaluan Gina, sementara
terlihat batang kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah
ke atas, batangnya yang
menggeser belahan bibir
kemaluan Gina dengan sedikit
tekanan yang terus menerus.
Kepala batang kemaluan Chal mulai secara beraturan
menyentuh dan mendorong
klitoris Gina yang telah terbuka.
"Aahh.. aduuhh.. ennaakk.. sshh",
desah Gina sementara tangan
Gina telah berada di belakang punggung Chal dan sambil
menekan pantat Chal, Gina
membetulkan arah gerakan
batang kemaluan Chal yang
terus berusaha mendobrak
klitoris Gina. "Emh.. uff.." erang Chal menahan
sesuatu. Aku tahu dia sudah
ingin menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan Gina tapi
kerena Gina tidak
mengatakannya dia berusaha menahan keinginannya yang
telah di kepalanya.
"Chal.. Chal.. eeng.." Gina
bergumam, aku tahu kalau Gina
telah siap dimasuki oleh batang
kemaluan besar itu. Terlihat tangan Gina gerakannya
sekarang mendorong dan
menarik pantat Chal sedangkan
posisi kepala batang kemaluan
Chal telah terbenam melewati
klitoris Gina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak
mengikuti arahan Gina mencoba
untuk terus menerobos liang
kemaluan Gina yang terasa
sempit sekali untuk ukuran
batang kemaluan sebesar Chal. Kepala Gina sudah menengadah
ke atas dengan mata terbelalak
tinggal putihnya, sementara
mulutnya terbuka mengerang,
"Ahhkk.. sakiitt.. ahh.." Chal
menahan aksinya dengan mulai menarik kepala batang
kemaluannya yang telah
terbenam di dalam kemaluan
Gina. Dia melihat Gina dan ada
perasaan sedikit takut dan ragu
untuk meneruskan aksinya. "Ginaa.. Ginnaa.. akhh", desah
Chal meminta kepastian kesiapan
Gina apakah seluruh batang
kemaluannya dapat menerobos
masuk ke dalam kemaluan Gina.
Tapi Gina sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutnya
hanya dapat menganga terbuka.
"Ekhh.. akkhh.. oohkk", dengan
keraguan Chal terus
melanjutkan aksinya dengan
posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan Chal
terus berusaha menekan lubang
kemaluan Gina dengan kepala
batang kemaluannya yang besar
itu, tapi dia menarik kembali
ketika Gina mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang
mengerang kesakitan.
"Uuff.. uff.. uuff.." desah Chal
sambil terus memajukan dan
menarik pantatnya dan makin
lama semakin cepat dan terlihat begitu liar gerakan keduanya.
Kepala batang kemaluan Chal
terus menekan klitoris Gina
berulang-ulang kadang masuk
kadang di luar bibir kemaluan.
"Akhh.. akhh.. akhh.. engg.. engg.. aakhh.. eengg.." Gina
mencengkeram pantat Chal
kuat-kuat dan akibat sundulan
kepala batang kemaluan, "Oohh..
akuu.. keluaarr.. Chal.. uuff..
aahh.. enaak.." erang Gina kelonjotan dan bergetar seluruh
badan Gina di dalam pelukan
Chal. Chal merasakan siraman air
hangat dari dalam lubang
kemaluan Gina yang terus
mengalir membasahi batang dan kepala batang kemaluannya,
membuat batang kemaluan itu
menjadi mengkilap dan basah.
"Kamuu.. keluar Giinn.. sayaa..
jugaa mauu.. uuff.. uuff.. aahh..
aahh.." desah Chal dengan nafas berirama, nafasnya terdengar
keras.
"Eeennakk.. oohh akuu.. puaass",
Gina terus mengerang karena
terus merasakan sundulan
kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan dan gesekan
batang kemaluan Chal di bibir
dan dinding luar kemaluannya.
Ternyata hanya sebatas leher
kepala batang kemaluan Chal
yang dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Gina dan
terasa terus menggesek dinding
kemaluan Gina terus menerus.
"Teruss.. Chal.. tekan teruuss..
oohh.. oohh.. benar enak.. ahh.."
Gina tersenyum puas melihat Chal masih terus berusaha
memberikan rangsangan di
sekitar dinding kemaluannya.
Chal melihat Gina tersenyum dan
ikut tersenyum puas.
"Kamu puass.. Gin.. enak.. kan.." senyum Chal sambil menjilat
bibirnya sendiri dengan lidahnya.
"Biar kamuu.. puaas Ginn.." kata
Chal sambil terus menghujamkan
sepertiga batang kemaluannya
ke dalam liang kemaluan Gina. Terdengar bunyi, "Sleepp..
ahhkk.. sleepp.. brreet.." rupanya
kemaluan Gina terus semakin
basah dan semakin licin untuk
batang kemaluan Chal yang
terjepit di lubang kemaluan Gina. "Gilaa.. kamuu rapat sekali
lubangnya.. uuffhh.. susah.. Ginn..
untuk masuk.." Chal penasaran
sekali dengan kemaluan Gina
yang terlalu sempit. Gila
memang, batang kemaluan Chal yang besar itu berhasil
menggelosor keluar masuk di
lubang kemaluan Gina, posisi Gina
sudah ditindih oleh badan Chal.
Kulihat mereka berdua telah
telanjang bulat saling merapatkan dan menggesekkan
badannya. Sementara kulihat
juga pantat Chal melakukan
irama naik turun dan kadang
diselingi gerakan mendorong dan
menarik. Benar-benar membuat
penasaran karena gerakan Chal,
aku merubah posisi duduk ke
belakang mereka, tanpa mereka
sadari aku melihat dengan jelas
batang kemaluan Chal yang besar dan panjang itu sebagian
telah keluar masuk di dalam
kemaluan Gina, sementara
gerakan mereka makin lama
semakin lincah karena kemaluan
Gina terus mengeluarkan cairan yang membuat batang kemaluan
Chal terus dapat menerobos
dinding kemaluan Gina.
"Aakkhh.. uuff.. eennak.. aahh..
teruuss.. tekan.. sayang.. aahh..
ngg.. aku mau batang kemaluan gedee.. ahh enaak ngentot.."
Gina kelojotan dihujami batang
kemaluan bule walaupun belum
semua batang kemaluan Chal
masuk menembus kemaluan Gina.
Tangan Gina terus memberikan remasan di pantat Chal dan
kadang menekan pantat itu ke
bawah.
"Kamuu kuat.. Ginaa.. kemaluan
kamu masih sempit.. sayang..
oohh.. nikmatnya.. kemaluan.. kamuu.. enak.. adduuhh batang
kemaluan sayaa.. dijepit aah
enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak.."
Chal tersenyum melihat Gina
merem-melek keenakan. "Sleep..
poof.. sleep.. poof.. breett.. aahh.. sleep.. breet.. breet.." gerakan
pantatnya menekan dua kali
dan memutar dua kali pada saat
posisinya menekan, terlihat
pantatnya kempes memberikan
tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk lagi ke
dalam kemaluan Gina setelah 2
sampai 3 kali menekan batang
kemaluannya ke dalam pada
saat menekan terakhir, pantat
Chal memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali.
Gila, Gina sudah tidak sempat
lagi bergerak, posisinya hanya
mengangkangkan kakinya lebar-
lebar terlihat jari-jari kakinya
menegang dan tangannya hanya dapat memegang punggung Chal
dan sekali menjambak rambut
Chal kadang-kadang seperti
orang kehilangan pegangan
menggapai-gapai mencari
pegangan. Sementara nafasnya terdengar tidak beraturan yang
ada hanya lenguhan dan
lenguhan disertai erangan
panjang.
Dengan gerakan itu Chal telah
melakukan gerakan menghujamkan kemaluan Gina
yang tadinya hanya menggesek-
gesek bibir kemaluan Gina,
sekarang batang kemaluannya
telah masuk menembus dinding
kemaluan Gina yang sempit dan basah. Terlihat bibir kemaluan
Gina tertarik keluar dan
terdorong masuk mengikuti
gerakan batang kemaluan Chal,
tiga puluh menit mereka berdua
saling menerima dan memberikan kepuasan. Terlihat keringat
telah membasahi badan mereka
berdua.
"Kamuu berbalik Gina.." desah
Chal, lalu Chal menarik batang
kemaluannya, terdengar bunyi "Plooff.." dan Gina mengambil
posisi menunggingkan pantatnya
(gaya anjing) dengan satu kaki
di atas jok dan satu kaki di
karpet mobil sementara
tangannya memegang sandaran jok belakang ini, posisi yang
disukai bule dan tentunya kami
juga. Melihat bibir kemaluan Gina
dengan jelas telah terbuka
sehingga terlihat cairan di
pinggiran kemaluan Gina yang telah banyak mengeluarkan air
kewanitaannya. Sementara
klitorisnya terus bergerak
mencari sesuatu untuk
digesekkan, Chal mengambil
posisi tepat di belakang pantat Gina setelah lima kali meremas
bongkahan daging pantat Gina
dengan remasan penuh nafsu.
Sekali menguakkan kemaluan
Gina dengan jarinya terlihat
daging dalam kemaluan Gina yang berwarna merah karena
terlalu lama digesekkan batang
kemaluan Chal. Dengan sedikit
demi sedikit Chal mulai
menempelkan kepala batang
kemaluannya dibelahan kemaluan Gina dan terus menggesekkan
kepala batang kemaluan
tersebut ke atas dan ke bawah
belahan kemaluan Gina.
"Aahh.. ennaak.. Chal.." desah
Gina terpejam. "Nikmatnya batang kemaluan
kamuu.. enak.. Chal.." setelah
delapan gesekan naik turun Gina
mendesah.
"Masukin Chal.. aku mau
ngentot.. yang enak.. aahhk", dengan sedikit hentakan kepala
batang kemaluan Chal mulai
menerobos dinding kemaluan
Gina. Perlahan melakukan
gerakan maju mundur dan makin
lama semakin terasa gerakan pantat Chal. Terlihat mulai
membuat batang kemaluan Chal
sebagian tenggelam di dalam
kemaluan Gina.
"Ahhk.. aakhh.. uuff.. ahkk..
enaak.. aahh.. oohhkk.. yaa.. teruus.. akhh.. haak! haak! hak!"
Chal terlihat mengeram dengan
nafas yang memburu begitu
juga Gina.
"Ookk.. yak.. yak.." Chal mulai
dengan gerakan sepenuhnya tangannya memegang pinggul
Gina untuk menahan gerakan
akibat dorongan batang
kemaluan Chal yang menghujam
semakin dalam ke dalam
kemaluan Gina. "Hee.. aakhh.. okh.." nafas Chal
memburu dengan cepat
sementara gerakan batang
kemaluannya di dalam kemaluan
Gina terus keluar masuk dan
kadang berputar seperti mengebor kemaluan Gina.
"Akhh.. aakhh.. eennak.. giila..
gila.. aakhh.. aduh.. duh.. gila..
mentok.. ahh.. batangnya
mentook.. aahk ennak mmffhh..
terus.. yaa terus.." erang Gina. Sementara kepalanya terdorong
dan berputar menambah makin
seksi dilihat oleh Chal.
"Giinaa.. enak.. aahk.. akhh.. gilaa..
masuk.. semuaa.. Ginn.. enaak..
mmffhh aakhh puas, gilaa.. kamu.. kuat aakh.." Chal terus
menghujamkan batang
kemaluannya dalam-dalam ke
lubang kemaluan Gina.
Sementara Gina hanya bisa
mengerang dan menjerit ketika kepala batang kemaluan Chal
mentok di dinding rahimnya.
"Aku keluarr lagi.. Chal.. aahk ah..
ahk enak.." erang Gina terpejam.
Telah 20 menit Chal memainkan
batang kemaluannya di dalam kemaluan Gina, keringatnya
telah menetes ke punggung
Gina. Sementara punggung Gina
telah terdapat lima bekas
gigitan Chal, tiga di pundak Gina
dua di leher belakang Gina. Sungguh buas si Chal ini kalau
sedang bersetubuh, kadang-
kadang tangannya meremas
buah dada Gina dan meremas
serta menarik ke bawah
sehingga memberikan dorongan lebih menekan batang kemaluan
Chal. Gina benar-benar sudah
lemas dan tidak bertenaga lagi.
Kepalanya sudah rebah ke jok
mobil, sementara tangannya
terkulai lemas, terlihat rambutnya telah basah semua
dan badannya telah
bermandikan keringat.
"Aahk Chal, aku.. lemes.. gila..
keluarin Chal.." pinta Gina
memelas. "Yaa.. akh yak.. duh.. yaa.. Ginn..
aku keluarin.. huu.. huuf.. aakh..
enaak kemaluan kamu.. akh aku
mau keluarr.. aakh akh gila!
Enaak.. ahh.. aku mamu keluaar..
aahh.. hak.. haakk.. uuff.. oohk.. kamu hebat Ginn.." Chal
melakukan gerakan sangat
cepat menghentakkan batang
kemaluannya sampai berbunyi,
"Cepaak.. cepakk.." beradu
pantat Gina dengan paha Gina dan bunyi peraduan kemaluan
dan batang kemaluan.
"Breet.. bret.. plooff.. broot..
ploof.. brot.. broot.. poof.. broot..
ahk.. ya.." Gina yang mengetahui
Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya dalam-
dalam melakukan gerakan liar
memutar dan menghisap serta
memijat batang kemaluan Chal
dengan lubang kemaluannya.
"Akuu juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Chal.. gila.. aahh.. ahh..
keluaar.. haa.. enak.." Chal
tersenyum puas sambil
tangannya meremas payudara
Gina dan mulutnya mencium bibir
Gina yang telah terkulai lemas di jok mobilku.
Keadaan menjadi hening lebih
kurang lima menit, Chal tetap
dalam posisi memeluk Gina dari
belakang kudengar mereka
berbisik dan berbicara perlahan sementara batang kemaluan
Chal walaupun sudah
mengeluarkan maninya di dalam
kemaluan Gina terlihat masih
berada di dalam kemaluan Gina,
belum menyusut mengecil dan terlepas. Setelah saling
membersihkan keringat dengan
tissue, kami pulang dengan
perasaan masing-masing puas
telah saling memberikan
kepuasan kepada pasangannya.


Tamat

[ back ][ home ]

Watch TV on Computer

Web Site Hit Counter