watch sexy videos at nza-vids!
Mozilla

Biaya Antar Pulang

Kuliah jam terakhir di kampus
S di kawasan Jakarta Selatan
baru saja berakhir. Jam
menunjukkan pukul 18.00 dan
hari pun mulai gelap. Vani,
mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut
sebahu berwarna brunette
berjalan meninggalkan kampus
menuju halte depan kampus.
Sesampainya di halte, Vani
merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual
rokok dan si timer
memelotinya seolah ingin
menelanjanginya. Tersadarlah
Vani bahwa hari itu dia
memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan
pendek dengan belahan rendah
bertuliskan WANT THESE?,
sehingga tokednya yang
berukuran 36C seolah hendak
melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH
ukuran 36B (sengaja, biar lebih
nongol). Apalagi kulit Vani
memang putih mulus. Di tambah
rok jeans mini yang
digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang
& paha mulusnya karena Vani
memang cukup tinggi, 173cm.
”Buset, baru sadar gue kalo
hari ini gue pake uniform sexy
gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak
konsen”, pikir Vani. Biasanya
Vani bila naik angkot
menggunakan pakaian t-shirt
atau kemeja yang lebih
tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari
tatapan dan ulah usil cowok-
cowok di jalan. Siang tadi Vani
ke kampus datang numpang
mobil temannya, Angel. Tapi si
Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit. Vani tambah salah tingkah
karena cowok-cowok di halte
tersebut mulai agak berani
ngliatin belahan tokednya yang
nongol lebih dekat lagi. ”Najis,
berani amat sih nih cowok- cowok mlototin toked gw”,
membatin lagi si Vani. Vani
menggunakan bukunya untuk
menutupi dadanya, tapi
mereka malah mengalihkan
pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang
bulat sekal dan menonjol.
Makin salah tingkahlah si Vani.
Mau balik ke kampus, pasti
sudah gelap dan orang sudah
pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. Apalagi kalo naik
bus yang pasti penuh sesak
jam segini, Vani tidak kebayang
tangan-tangan usil yang akan
cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah
kepikiran untuk naik taxy, tapi
uang tidak ada. Jam segini di
kos juga kosong, mau pinjam
uang sama siapa bingung. Vani
coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert
cowoknya atau si Angel atau
Dessy teman2nya yang punya
mobil, eh sialnya HP mereka
pada off. ”Buset, sial banget
sih gue hari ini.” Mulailah celetukan mesum cowok-cowok
di halte dimulai ”Neng, susunya
mau jatuh tuh, abang pegangin
ya. Kasihan, pasti eneng
keberatan hehe”. Pias!
Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang
berani komentar, eh dianya
malah balas makin pelototin
toked si Vani. Makin jengahlah
si Vani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan
Vani. Jendelanya terbuka, dan
nongolah seraut wajah hitam
manis berambut cepak sambil
menyeringai, si Ethan. Cowok
fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi
besar, hampir 180cm. ”Van,
jualan lo disini? Hehe”. Vani
membalas ”Sialan lo, gue ga
ada tumpangan neh, terpaksa
tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani. Vani
sebenarnya enggan ikut
bersama si Ethan karena dia
terkenal suka main cewek.
Tapi, dilihat dari kondisi
sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si
Ethan malah bilang ”Wah sory
Van, gue harus pergi jemput
nyokap gue. Arahnya beda
sama kosan elo”. ”Than,
please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani.
Sambil nyengir mesum Ethan
berucap ”Wah kalo ada
bayarannya sih gue bisa
pertimbangin”. ”Iya deh, ntar
gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera
dari halte tersebut. ”Hehe
sip” kata Ethan sambil
membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil
Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di
halte yang kehilangan
santapan rohani.
Mobil Ethan mulai menembus
kemacetan ibu kota. ”Buset
dah lo Van, sexy amat hari ini”. Kata Vani ”Gue sengaja
pake uniform andalan gue,
karena hari ini ada ujian
lisannya si Hutabarat, Akuntasi
Biaya. Biar dia ga konsen, n
kasi gw nilai bagus hehe”. ”Gila lo, gue biarin bentar lagi,
lo udh dient*tin sama tu
abang-abang di halte haha”
balas Ethan. “Sial, enak aja lo
ngomong Than” maki Vani.
Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran
tumpangan ini, bayar sekarang
aja ya”. ”Eh, gue bawa duit
cuma dikit Than. Kapan2 deh
gue bayarin bensin lo” balas
Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan.
“Trus lo mau apa? Traktir
makan” tanya Vani bingung.
“Ga. Ga perlu keluar duit kok.
Tenang aja” ucap Ethan
misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-
gerakan tangan kirinya si
Ethan berkata ”Cukup lo
puasin tangan kiri gue ini
dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan
menghiasi wajahnya. Seperti
disambar petir Vani kaget dan
berteriak ”BANGSAT LO THAN.
LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”.
Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap
cengar-cengir. “Yah terserah
lo. Cuma sekenyot dua kenyot
doang. Apa lo gue turunin
disini” kata Ethan. Pada saat
itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak
gubuk gelandangan. Vani jelas
ogah. “Bisa makin runyam kalo
gue turun disini. Bisa2 gue
digangbang” Vani bergidik
sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa seneng-
seneng bentar nggranyangi
toked gue. Itung-itung amal.
Kampret juga si Ethan ini”.
Akhirnya Vani ngomong ”Ya
udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama”
Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma
sampe kos lo doang” kata
Ethan penuh kemenangan.
”Sialan, itu sih bisa setengah
jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan”
pikir Vani.
Tangan kiri Ethan langsung
terjulur meraih toked Vani
sebelah kanan bagian atas
yang menonjol dari balik t- shirtnya. Vani merasakan jari-
jari kasar Ethan dikulit
tokednya mulai membelai-belai
pelan. Darah Vani agak
berdesir ketika merasakan
belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada
toked kanan bagian atasnya.
Sambil tetap menyetir, Ethan
sesekali melirik ke sebelah
menikmati muka Vani yang
menegang karena sebal tokednya diremas-remas.
Ethan sengaja jalanin mobil
agak pelan, sementara Vani
tidak sadar kalau laju mobil
tidak secepat sebelumnya,
karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-
remas aktif secara bergiliran
kedua bongkahan tokednya.
Nafas Vani mulai agak
memburu, tapi Vani masih bisa
mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya
pada nafsunya ”Enak aja kalo
gue sampe terangsang gara-
gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan
lebih jago lagi, tiba-tiba jari-
jarinya menyelusup kedalam t- shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg
satu ukuran lebih kecil. Toked
Vani yang sebelah kanan
terasa begitu penuh di telapak
tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh...!” Vani
terpekik kaget karena
manuver Ethan. ”Hehe buset
toked lo Van, gede banget.
Kenyal lagi. Enak banget
ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar
Ethan penuh nafsu. Ethan
melanjutkan gerakannya
dengan menarik tangan kirinya
beserta toked Vani keluar dari
BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari
wadahnya dan terekspos full.
”Wuah..buset gedenya.
Pentilnya juga gede neh.
Sering diisep ya Van” kata
Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala”
protes Vani berusaha
mengembalikan tokednya
kedalam BH-nya. Tangan Vani
langsung ditahan oleh Ethan
”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam
BH kek, di luar kek, terserah
gue”. Sambil cemberut Vani
menurunkan tangannya. Penuh
kemenangan, Ethan kembali
menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan lembut di
pangkal toked, dilanjutkan
dengan belaian memutar
disekitar puting, membuat Vani
semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi.
Apalagi Ethan mulai memelintir-
melintir puting Vani yang besar
dan berwarna pink. Gerakan
memilin-milin puting oleh jari-
jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan
nikmat yang mulai menjalari
toked Vani. Perasaan nikmat
itu mulai muncul juga disekitar
selangkangan. Perasaan geli
dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah
puser menuju ujung
selangkangan Vani. ”Ngehek
nih cowok. Puting gue itu
tempat paling sensitif gue.
Harus bisa nahan!” membatin si Vani.
Tapi puting Vani yang mulai
menegang dan membesar tidak
bisa menipu Ethan yang
berpengalaman. ”Hehe mulai
horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan.
Karena berusaha menahan
gairah yang semakin
memuncak, Vani tidak sadar
kalau Ethan sudah
mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan
semakin ganas meremas-remas
toked dan memilin-milih kedua
puting Vani. Ucapan-ucapan
mesum pun mulai mengalir dari
Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting
lo aja udh mulai ngaceng tuh.
Ga usah ditahan birahi lo.
Biarin aja mengalir. memiaw lo
pasti udah mulai basah
sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan
vulgar Ethan, tapi pada saat
yang sama ucapan-ucapan
tersebut seperti menghipnotis
Vani untuk mengikuti libidonya
yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa
celana dalamnya mulai lembab.
“Sial..memiaw gue mulai gatel.
Gue biarin keluar dulu kali, biar
gue bisa jadi agak tenangan.
Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si
Ethan masih ngremesin toked
gue” pikir Vani yang mulai
susah menahan birahinya.
Berpikir seperti itu, Vani
melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang
mulai menjalari memiawnya
menguat. Efeknya langsung
terasa. Semakin Ethan
mengobok-ngobok tokednya,
rasa gatal di memiaw Vani semakin memuncak. “BUSETT.
Cuma diremes-remes toked
gue, gue udah mo keluar”.
Vani menggigit bibir bawahnya
agar tidak mendesah, ketika
kenikmatan semakin menggila di bibir memiawnya. Ethan yang
sudah memperhatikan dari tadi
bahwa Vani terbawa oleh
birahinya, semakin semangat
menggarap toked Vani. Ketika
melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa
yang akan meledak di
bawahnya, jari telunjuk dan
jempol Ethan menjepit kedua
puting Vani dan menarik agak
keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya,
membawa efek besar pada
rasa gatal yang memuncak di
memiaw Vani. Kedua tangan
Vani meremas jok kuat-kuat,
dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”.
Pada saat itu, memiaw Vani
langsung banjir oleh cairan
pejunya. Pantat Vani
mengangkat dan tergoyang-
goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya.
“Oh..oh..hmmffhh” Vani masih
berusaha menahan agar
suaranya tidak keluar semua,
tapi sia-sia saja. Karena Ethan
sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena
tokednya dipermainkan.
“Hahaha dasar lonte lo Van.
Sok ga suka. Tapi keluarnya
sampe kelonjotan gitu”
Ngakak Ethan penuh kemenangan. Nafas Vani masih
tidak beraturan, dan agak
terbungkuk-bungkuk karena
nikmatnya gelombang orgasme
barusan. “Kampret lo Than”
maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut
ga bakalan gue keluar lagi. Gue
udah ga horny lagi” tambah
Vani yang berpikir setelah
dipuasin sekali maka libidonya
akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya.
Beberapa saat setelah
memiawnya merasakan
orgasme sekali, sekarang
malah semakin berkedut-
kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok
memiaw gue makin gatel.
Berkedut-kedut lagi.
Aduuuh..gue pengen memiaw
gue ditongkolin
sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu
apa yang berkecamuk dalam
diri (dan memiaw) Vani.
Walaupun Vani bilang dia tidak
horny lagi, tapi nafasnya yang
memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan
lain. Ethan menghentikan
mobilnya mendadak di pinggir
jalan bersemak yang memang
sangat sepi, dan tangannya
langsung bergerak ke setelan kursi Vani. Tangan satunya langsung
menekan kursi Vani agar
tertidur. Vani yang masih
memakai seatbealt, langsung
ikut terlentang bersama kursi.
”EEHHH...APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak
peduli teriakan Vani, tangan
kiri Ethan langsung meremas
toked Vani lagi, sedang tangan
kanannya langsung meremas
memiaw Vani. ”OOUUHHHH..........!!” lenguh Vani keras, karena
tidak menyangka memiawnya
yang semakin gatel dan
berkedut-kedut keras akan
langsung merasakan gesekan,
bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk
kedua kalinya. Ethan tidak
tinggal diam, ketika badan Vani
masih mengejang-ngejang, jari-
jarinya menggesek-gesek
permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya,
gelombang orgasme Vani
terjadi terus-menerus.
”Oouuuhh...Aghhhh...Ouhhhhhhhhhh
Ethaannnnn...!! Teriak Vani
makin keras karena kenikmatan mendadak yang
menyerang seluruh
selangkangan dan tubuhnya.
Kedua tangan Vani semakin
kuat meremas jok, mata
memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat
kenikmatan yang melandanya.
Ketika gelombang orgasme
mulai berlalu, Vani mulai
membuka matanya dan
mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena
keluar begitu hebatnya di
depan si Ethan. ”Aseem, napa
gue keluar sampe kaya gitu
sih. Bikin tengsin aja. Tapi,
emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngent*t”
batin Vani. Saat Vani masih
enjoy rasa nikmat yang masih
tersisa, Ethan sudah bergerak
di atas Vani, mengangkat t-
shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga
toked Vani yang bulat besar
terpampang jelas di depan
hidung Ethan. Tersenyum puas
dan napsu banget Ethan
berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi.
Harus gue puas-puasin
ngenyotinnya ni malem”. Ethan
langsung menyergap kedua
toked Vani yang putingnya
masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked
yang sebelah kanan, sambil
tangan kanannya meremas-
remas & memilin-milin puting
yang sebelah kiri. Diisap-isap,
lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan
kedua puting Vani. Gigitan-
gigitan kecil dipadu remasan-
remasan gemas jemari Ethan,
membuat Vani terpekik
”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya..
kahtanya cuma pegang-
pegang..kok.. kok sekarangg..
loh ngeyotin tohked
guehh...ahh..ahh..” kata Vani
sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat
rangsangan intensif di kedua
tokednya. Ethan sudah tidak
ambil pusing ”Hajar bleh.
Kapan lagi gue bisa nikmatin
toked kaya gini bagusnya”. Sekarang kedua tangan Ethan
menekan kedua toked Vani
ketengah, sehingga kedua
putingnya saling mendekat.
Kedua puting Vani langsung
dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya
luar biasa, Vani semakin
terhanyut oleh birahinya.
Desahan pelan tertahan mulai
keluar dari bibir ranum Vani.
Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang
putih rata, berputar-putar
sejenak di pusernya. Tangan
kanan Ethan aktif membelai-
belai dan meremas paha bagian
dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..”
keluh Vani tak jelas. Dengan
sigap Ethan menyingkap rok
mini Vani tinggi-tinggi.
Memperlihatkan mini panty La
Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu
cahaya lampu jalan samar-
samar memperlihatkan isinya
yang menggembung montok.
Jembi Vani yang tipis terlihat
hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya.
”Buseett..sexxyy bangett..
bikin konak gue ampir ga
ketahan.” syukur Ethan dalam
hati. Tanpa babibu lagi jari-jari
Ethan langsung menekan belahan memiaw Vani, dan
Ethan langsung mengetahui
betapa horny-nya Vani ”Wah
Van, memiaw lo udah becek
banget neh. Panty lo aja ampe
njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa menggeleng-geleng lemah,
sambil tetap menggigit bibir
bawahnya, karena jemari
Ethan menenekan dan
menggesek-gesek memiawnya
dari atas panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan
lo doong....emh..emh..” keluh
Vani perlahan, tapi matanya
memejam dan gelengannya
semakin cepat. ”Wah, harus
cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak
hehe” pikir Ethan napsu.
Cepat Ethan ambil posisi di
depan selangkangan Vani yang
terbuka. Kursi Vani
dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya.
Paha Vani dibuka semakin
lebar, dan Vani nurut saja.
Jemari Ethan meraup panty
mungil Vani, dan membejeknya
jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam
belahan memiaw Vani. Ethan
mulai menggesek-gesekkan
panty Vani ke belahan
memiawnya dengan gerakan
naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah..
aahh...ehmm..ehhmm.. uuh..
hapaan itu Etthann ahh...”
desah Vani keenakan, karena
gesekan panty tersebut
menggesek-gesek bibir dalam memiawnya sekaligus
clitorisnya. Ethan juga semakin
konak melihat memiaw Vani
yang terpampang jelas. Dua
gundukan tembem seperti
bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada
dibagian atasnya saja. ”Van,
memiaw lo ternyata mantap &
montok banget. Pasti enak
kalo gue makan neh. Apalagi
sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty
Vani dipinggirkan sehingga lidah
Ethan dengan mudah mulai
menjilati bibir memiaw Vani.
Tapi sebentar saja Ethan tidak
betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung
diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya. Kini
antara Ethan dan memiaw Vani
yang tembem dan mulus, sudah
tidak ada penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung
menyosorkan mulutnya untuk
mulai melumat bakpao montok
itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba
memperoleh kesadarannya,
karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,
berusaha menahan kepala
Ethan dengan kedua
tanggannya. ”Gila lo Than, mo
ngapain lo?? Jangan kurang
ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras.
Tapi kedua tangan Vani
dengan mudah disingkirkan
oleh tangan kiri Ethan, dan
tanpa dapat dicegah lagi mulut
Ethan langsung mencaplok memiaw Vani. Ethan
melumatnya dengan gemas,
sambil sekali lidah menyapu-
nyapu clitoris dan menusuk-
nusuk kedalam memiaw. Bunyi
kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani
yang sempat turun, langsung
naik lagi ke voltase tinggi.
Kepala Vani mengangkat dan
dari bibirnya yang sexy keluar
lenguhan agak keras ”Ouuuffhhh....eeahh...ah..ah lo
apain mehmmek gue Thann..”
erang Vani nyaris setengah
sadar. Rasa gatal yang hebat
menyeruak dari sekitar
selangkangannya menuju bibir- bibir memiawnya. Rasa gatal itu
mendapatkan pemuasannya
dari lumatan bibir, jilatan lidah
dan gigitan kecil Ethan. Tapi,
semakin Ethan beringas
mengobok-obok memiaw Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok
lubang memiaw Vani, rasa gatal
nikmat itu malah semakin
hebat. Vani sudah tidak dapat
membendung konaknya sehingga desahan dan
erangannya sudah berubah
menjadi lenguhan ”
OUUHHHHG..... HMMPPHH...
ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.
Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya.
Kedua tangannya menekan
kepala Ethan semakin dalam ke
selangkangannya. Pantatnya
naik turun tidak kuat menahan
rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif
Vani. Rasa ogah & jaim sudah
hilang sama sekali. Yang ada
hanya kebutuhan untuk
dipuaskan. ”ETHAANN...GILLAA...
HOUUUHHH.. ENAAKK.... THANN...AHHH” Vani semakin
keenakan. Ethan yang sedang
mengobok-obok memiaw Vani
semakin semangat karena
memiaw Vani sudah betul-betul
banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan
jok mobil Ethan. Jempol kiri
Ethan menggesek-gesek clitoris
Vani, sedang jari-jari Ethan
mengocok-ngocok lubang
memiaw dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata
lo lonte juga ya Van. Mulut lo
bilang nggak-nggak mulu. Tapi
memiaw lo banjir kaya gini.
Becek banget” kata Ethan
dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani. Dalam
beberapa kocokan saja Vani
sudah mulai merasakan bahwan
gelombang orgasme sudah
diujung memiawnya. Ketika
Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot
tangan mulai mengejang sambil
meremas jok mobil kuat-kuat
dan pantat Vani yang mulai
mengangkat, Ethan tau bahwa
Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan
menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah
selangkangan Vani. Vani jelas
saja langsung blingsatan ”
Ah..ah napa brentii...” sambil tangannya mencoba mengocok
memiawnya sendiri. Ethan
dengan tanggap menangkap
tangan Vani, dan berujar ”Lo
mau dituntasin?”. Vani merajuk
”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin
lagi gue ya”. “Kalo gitu lo
nungging sekarang” kata
Ethan sambil menidurkan kursi
sopir agar lebih lapang lagi dan
ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus
nungging Than” Vani masih
merajuk dan tangannya masih
berusaha untuk menjamah
memiawnya sendiri. “Ayo,
jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat
pantat Vani agar segera
menungging. Vani dengan patuh
menaruh kedua tangannya di
jok belakang, dengan kedua
lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi
yang sangat merangsang
Ethan, demi melihat bongkahan
pantat yang bulat, dan
memiaw tembem yang nongol
mesum di bawahnya. Cepat Ethan melepas sabuk dan
celana panjangnya, lalu
meloloskan celana dalamnya.
Langsung saja tongkol hitam
berurat sepanjang 17cm dan
berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung,
mengangguk-ngangguk siap
untuk bertempur. Vani yang
mendengar suara-suara
melepas celana di belakangnya,
menengok dan langsung kaget melihat tongkol Ethan sudah
teracung dengan gagahnya.
”Buset, gede juga tu tongkol,
hampir sama dg punya Albert”
pikir Vani reflek. ”Eh, lo mo
ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk
membalik badan. Tapi Ethan
lebih cepat lagi langsung
menindih punggung Vani,
sehingga Vani harus bertelekan
lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur
pantatnya sehingga tongkolnya
yang ngaceng, menggesek-
gesek bibir memiaw Vani.
”Sshh...Than...mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar
Vani masih berupaya galak,
tidak mau dikent*t oleh Ethan.
Kedua tangan Ethan meraih
kedua toked besar Vani yang
menggantung dan meremas- remasnya dengan ganas. Sambil
menciumi dan menggigit
tengkuk Vani, Ethan berkata
”Udah deh, lo ga usah sok ga
doyan tongkol gitu. Kan lo
yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan
tongkol gue. Lebih mantep
timbang cuma jari & lidah
hehe”. Remasan & pilinan di
kedua toket dan serbuan di
tengkuk dan telinga membuat gairah Vani mulai naik lagi.
Nafas Vani mulai memburu. Tapi
Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan
tongkol yang makin intense di
bibir memiaw Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani
makin goyah. Kepalanya mulai
terasa ringan, dan rasa gatal
kembali menyerang memiawnya
dengan hebat.
”Hmffh...shh...awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani
masukin tongkol lo, lo bakal
gue..hmff..gue....OUUHHHHH”
omongan Vani terputus
lenguhannya, karena tiba-tiba
Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memiaw Vani
yang sudah basah kuyup dan
langsung mendorongnya masuk,
hingga kepala tongkol Ethan
yang besar kaya jamur merah
amblas dalam memiaw tembem Vani, sehingga ada peju Vani
yang muncrat keluar.
”Hah..hah...shhh...brengsek lo
Ethannn. tongkol lo...tongkol
lo...itu mo masuk ke memiaw
guee...” erang Vani kebingungan, antara gengsi
dan birahi. Ethan diam saja,
tapi memajukan lagi pantatnya
sehingga tongkolnya yang
besar masuk sekitar 2 cm lagi,
tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa
cairan pelumas memiaw Vani.
Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok
memiaw Vani tapi tidak dalam-
dalam, hanya dengan pal- konnya aja. Tapi, hal ini malah
membuat Vani blingsatan,
keenakan.
”HMFPHH....HEEMMFFHH...SSHH
AAHH...Ethannn tongkol lo...
tongkol lo... ngocokin memiaw guee....hhmmmff”. Rasa gatal
yang mengumpul di memiaw
Vani, serasa digaruk-garuk
dengan enaknya. Vani yang
semula tidak mau ditongkolin,
jadi kepengen dikocok terus oleh tongkol Ethan. Kata Ethan
”Jadi mau lo gimana? Gue stop
neh”. Ethan langsung
mencabut tongkolnya, dan
hanya menggesek-gesekkan di
bibir memiaw Vani. ”Ethaan...pleasee.. kent*t gue.
Masukin tongkol lo ke memiaw
gue. Gue udah ga tahan
gatelnya..gue pengen
dikenttooott!!!” rengek Vani
sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha
memundurkan pantatnya agar
tongkol Ethan yang dibibir
memiawnya bisa masuk lagi.
”Hahahaha sudah gue duga,
elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja
gue tau, kalo elo itu haus
tongkol” tawa Ethan penuh
kemenangan. ”Ayo buka paha
lebih lebar lagi” perintah
Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka
pahanya lebih lebar sehingga
memiawnya makin terpampang.
Ethan tanpa tedeng aling-aling
langsung menusukkan
tongkolnya kuat-kuat ke memiaw Vani.
Dan...BLESHH...seluruh tongkol
hitam itu ditelan oleh memiaw
montok Vani. Air peju Vani
terciprat keluar akibat
tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
”AUUGGHHHH............!!!” pekik Vani
yang kaget dan kesakitan.
”Hehehe gimana rasa tongkol
gue Van” kekeh Ethan yang
sedang menikmati hangat dan basahnya memiaw Vani. Vani
masih shock dan agak
tersengal-sengal berusaha
menyesuaikan diri dengan
benda besar yang sekarang
menyesaki liang memiawnya. ”Buseet..tebel banget nih
tongkol. memiaw gue penuh
banget, keganjel. Mo buka
paha lebih lebar lagi udah ga
bisa.. mhhmff” erang Vani
dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja
yang terdengar memburu,
Ethan mulai menarik keluar
tongkolnya sampai
setengahnya, kemudian
mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus
dengan ritme yang tepat.
”Hehh..heh...mmm legit banget
memiaw lo Vannn..” desah
Ethan keenakan ngent*tin
memiaw Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga
kocokan, Vani mulai didera
rasa konak dan kenikmatan
yang luar biasa. Menjalari
seluruh tangan, pundak,
tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memiawnya. Rasa
gatal yang sangat digemari
oleh Vani seperti mengumpul
dan menjadi berkali lipat
gatalnya di memiaw Vani. Vani
sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat.
Hilang sudah gengsi, tinggal
rasa konak yang dahsyat.
”UUHHHHH..... UHHH......
OUUHHGGGG... ENNAAKKNYAA...”.
”OH GODD......memiaw GUE.. memiaw GUE..” Vani terbata-
bata disela lenguhannya yang
memenuhi mobil..”memiaw
GUE..GATELLL
BANGETT....KENTTOOTTT GUE
TTHANN...ARGGHH...” lenguhan Vani semakin keras dan
omongan vulgar keluar semua
dari bibir sexy-nya. Kepalan
tangan Vani menggegam keras,
kepalanya menggeleng semakin
cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati
seluruh tongkol Ethan. Ethan
pun terbawa napsunya yang
sudah diubun-ubun. Tangannya
meremas-remas toked Vani
tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah tidak
menciumi pundak & tengkuk
Vani, melainkan menggigitnya
meninggalkan bekas-bekas
merah. Pantatnya bergerak
maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu
perlahan, kemudian cepat lagi,
membuat tongkol Ethan
mengocok memiaw Vani seperti
kesetanan. Bunyi pejuh Vani
yang semakin membanjir menambah nafsu mereka
berdua semakin menggila.
SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLAK...suara
tongkol yang keluar masuk
memiaw dan benturan pantat
Vani dengan pangkal tongkol Ethan terdengar di sela-sela
lenguhan Vani & Ethan. Tak
sampai 10 menit Vani
merasakan aliran darah
seluruh tubuhnya mengalir ke
memiawnya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan
semakin memuncak di tempat-
tempat yang dikocok oleh
tongkol Ethan. ”GUEE
KELUAARRRR
THANNN......OUUUHHHHHHHHH....AHHHHHHH...” teriak Vani melampiaskan rasa
nikmat yang tiba-tiba meledak
dari memiawnya. Ethan
merasakan semburan hangat
pada tongkolnya dari dalam
memiaw Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan
tongkolnya, bahkan lebih cepat
ketika Vani mencapai
klimaksnya, Vani bukan saja
dilanda satu orgasme,
melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
”OAHHH...OHHH....UUUHH..KOK..KOK..
KLUAR TERUSSS NIIIHHH...” erang
Vani dalam klimaksnya yang
berkali-kali sekaligus. Hal ini
membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik
lamanya. Badan Vani
berkelonjotan, air pejunya
muncrat keluar dari dalam
memiawnya. ”Gilaa..enak bener
than... gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak
bergetar karena Ethan masih
dengan nafsunya mompain
memiaw Vani. ”Hehehe demen
banget liat lo keluar kaya gitu
Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue
bikin lo lebih kelonjotan lagi.
Gue kent*t lo sampai peju lo
keluar semua” kata Ethan.
Vani hanya bisa merutuk dalam
hati, karena memang dia merasa keenakan dient*t
Ethan dengan cara sekasar itu.
Kemudian Ethan membalik
tubuh Vani agar terlentang
dan bersandar di jok belakang.
Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga
Ethan bisa dengan jelas melihat
memiaw Vani yang chubby itu
berleleran dengan peju Vani.
”Than, udahan dulu ya. Gue
lemes banget” Vani terengah- engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo
nurutin kemauan si cewek. Bagi
Ethan, si cewek harus digenjot
terus sampai betul-betul
lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling
hebat. Tidak pedulian rengekan
Vani, Ethan langsung
mengarahkan tongkolnya ke
memiaw Vani yang menganga,
dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memiaw Vani
menelan tongkol Ethan.
”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma
bisa mengumpat perlahan
karena tiba-tiba saja (lagi)
tongkol Ethan sudah amblas kedalam memiawnya. Ethan
langsung menggenjot Vani
dengan kecepatan tinggi.
SLLEPP...SLEEPP...
SLLEPPP...SLEPP.... tongkol Ethan
keluar masuk memiaw Vani dengan cepat. Vani yang sudah
lemes dan kehabisa energy,
tiba-tiba mulai merasakan
sensasi horny lagi. ”Oh shit..
gue kok horny lagi. Lagi-lagi
memiaw gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Vani
dalam hati. Ethan yang kini
berhadapan dengan Vani, bisa
melihat perubahan mimik muka
Vani yang dari lemes dan
ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny
abis. ”Hehehe gue kata juga
apa. Elo memang harus
dikent*t terus, dasar memiaw
lonte” ujar Ethan sambil terus
memompa memiaw Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan
di toked Vani, dan meremasnya
seperti meremas balon.
”AAHH...AHH...AHH..EEMMPPHH....EKKHH....”
erang Vani yang merem melek
keenakan dient*t. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot
tubuh Vani sudah mengejang.
Kedua tangan Vani memeluk
dan mencakar punggung Ethan
kuat-kuat. Lenguhan yang
keluar dari mulut Vani semakin keras
”HOUUUHH....HOOOHH....UUUGGHHH...ENNAAKKKKK..TERUSSS
THANN.... GENJOTTT TERUSS.... GUE
AMPIIRR NEEHHH........”. ”Woe,
lonte, lo udah mo kluar lagi?
Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah
mempercepat genjotannya.
Tanpa dapat dihalangi lagi,
memiaw Vani kembali
berkedut-kedut keras dan
meremas-remas tongkol Ethan yang berada didalamnya.
Diiringi pekikan keras, Vani
mencapai klimaksnya yang
kesekian
”AAGGGHHHHHHHHHHHHH....................GUE
KLUUAARRR ........”. Vani merasakan gelombang
kenikmatan yang luar biasa itu
lagi, dan seluruh tulangnya
serasa diloloskan. ”Hhhh.....enak
bangetttttt. Lemes banget
gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi,
kali si Ethan agak kesal karena
dia sebenernya juga sudah
hampir keluar. Tapi kalo si
cewek sudah nggak binal lagi,
si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Van. Main kluar aja
lo. Kalo gitu gue ent*t diluar
aja lo. Di sini sempit banget”.
Maka Ethan langsung membuka
pintu mobil, keluar dan menarik
Vani keluar. ”Eh..eh.. apa- apaan ni Than. Gue mo dibawa
kemana?” tanya Vani lemes.
“Kaki gue lemes banget Than,
susah banget berdiri” tambah
Vani. Ethan langsung bopong
Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan
mobil. Lantas badan Vani
ditenkurapkan di kap depan
BMW-nya. Posisinya betul-betul
merangsang. Pinggang ke atas
tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan
terpentang. Kedua kaki Vani
yang lemes menjejak tanah,
dibuka lebar-lebar pahanya
oleh Ethan. Vani jengah sekali
karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa
melihat mereka. ”Than, balik
dalam lagi aja yuk” ujar Vani
sambil berupaya berdiri. Tapi
dengan kuatnya tangan Ethan
menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil,
sehinggu pantatnya tetap
nungging. ”Kan gue udah
bilang, gue bakal kent*tin lo
sampai habis peju lo Van” ujar
Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.
Hawa dingin malam malah
membuat Ethan merasa
energinya kembali lagi. Kedua
tangan Ethan meremas
bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga
memiaw Vani yang masih
berleleran peju ikut membuka.
Ethan langsung melesakkan
tongkolnya dalam-dalam ke
memiaw Vani. ”AHHHH...” pekik Vani tertahan. Kali ini Ethan
betul-betul seperti kesetanan.
Tidak ada gigi 1, atau 2,
bahkan 3. Langsung ke gigi 4
dan 5. Genjotan maju
mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika
menusukkan tongkolnya
dilakukan dengan penuh
tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAK..bunyi pantat Vani yang
beradu dengan badan Ethan semakin keras terdengar.
”GILAA...ENAKKK BANGET NIH
memiawKK.....” Ethan
mengerang keenakan.
Tangannya mencengkram
pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke
atas, keenakan. Vani yang
mula-mula kesakitan, mulai
terangsang lagi. Entah karena
kocokan Ethan, atau karena
sensasi ngent*t di areal terbuka seperti ini. Perasaan
seperti dilihat orang, membuat
memiaw Vani berkedut-kedut
dan gatel lagi. Maka
lenguhannya pun kembali
terdengar ”OUUHHH....HHHMMFFPPPPP....OHHH..UOOHH...ENAK..ENAK..ENAAKKK....”
Vani meceracau. Mendengar
lenguhan Vani, Ethan tambah
nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya
dikent*t kasar gini ya Van..Gue
tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu.
Jari-jari Ethan tetap
mencengkram bongkahan
montok pantat Vani, tapi
bedanya kedua jari jempolnya
dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan
berputar-putar didalamnya.
Lubang pantat Vani adalah
juga merupakan titik sensitif
bagi Vani, sehingga
mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang
langsung mengobok-oboknya.
Vani makin blingsatan dan
makin heboh lenguhannya
”GILAA LO THAN...UUHHHHHH..
UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH.....! Vani sudah tidak bisa berkata-
kata lagi, cuma lenguhan yang
kluar dari mulutnya. Ethan
tidak sadar bahwa setelah
hampir 10 menit mengocok
Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang
sudah agak lewat sensasi
orgasmenya, mulai menyadari
bahwa gerakan Ethan mulai
tidak beraturan dan
tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo kluar. Pasti dia
pengen nyemprot dalam
memiaw gue. Harus gue
cegah” pikir Vani panik. Tapi,
pikiran tinggal pikiran. Badan
Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan
”THAAN, JANGAN NGECRET
DIDALLAMM....PLEASEE”. Tapi
Ethan yang memang sudah
berniat menyemprotkan
pejunya dalam memiaw Vani, malah semakin semakin
semangat menggenjot dalam-
dalam memiaw Vani. Vani sendiri
karena memiawnya semakin
disesaki oleh tongkol Ethan
yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi
dan langsung hendak ngecret
juga. Maka, ketika Ethan
mencapai klimaksnya,
tangannya mencengkram
pantat Vani kuat-kuat, dan tongkolnya ditekan dalam-
dalam dalam memiaw Vani,
Ethan meraung
”HMMUUUUAHHHHH....AAHHHH”
cairan peju hangat Ethan
menyemprot berkali-kali dalam liang memiaw Vani. Vani pun
bereteriak keras ”
OUUUAAHHHH....GUE
KELUARRRRR....” dan pejunya
pun ikut muncrat lagi. Kedua
mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap
tetes peju yang mereka
keluarkan. Cairan peju Ethan
dan Vani berleleran keluar dari
sela-sela jepitan tongkol &
memiaw Vani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari
memiaw Vani turun ke
pahanya. Ethan puas sekali
bisa menembakkan pejunya
dalam memiaw cewek sesexy
Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah”
pikir Ethan. Karena lemas,
Ethan ikut tengkurap, menindih
tubuh Vani di atas kap mobil.
tongkolnya yang mulai
mengecil, masih dibiarkan di dalam memiaw Vani. Sedang
Vani sendiri, masih memejamkan
mata menikmati setiap sensasi
extasy kenikmatan orgasme
yang masih menjalarinya
seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngent*t sampai
keluar lebih dari 4 kali seperti
ini. Apalagi sebelumnya dia
sempat menolak. Rasa tengsin
dan malu mulai menjalar lagi,
setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar. Ethan
yang masih menindihnya
berkata ”Hehehe enak kan.
Gue demen banget ngent*t
sama lo Van. Betul-betul binal
& liar. memiaw lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu”
kata Ethan seenaknya. Vani
cuma bisa diam dan ngedumel
dalam hati. ”Udah, bangun lo.
Anter gue pulang sekarang.
Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus.
”Heheh ok..ok gue udah dapet
apa yang gue mau. Sekarang
gue anter lo pulang” balas
Ethan. Ethan pun bangun dari
punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai
memakai pakaian dan
celananya. Tapi kemudian dia
heran, kok si Vani masih
tengkurapan aja di kap mobil.
”Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya
Ethan. Vani tidak menjawab,
hanya terdenger dengusan
nafas saja. Ketika Ethan
menghampiri, terlihatlah betapa
merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin
gue bangun dong. Kaki gue
lemes banget. Selangkangan
gue rasanya kaya masih ada
yang ngganjel” ujar Vani
malu-malu. ”Hahaha...KO juga lo ya, cewe paling bahenol di
kampus” tawa Ethan
membahana. Bertambahlah
merahlah muka si Vani. Ketika
mau bopong Vani, tiba-tiba
pikiran mesum Ethan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya
yang berkamera. Ethan ambil
beberapa shot posisi Vani yang
mesum banget itu plus dua
close up memiaw Vani yang
berleleran peju. Karena Vani memejamkan mata untuk
mengatur nafas, dia tidak
sadar akan tindakan Ethan.
Akhirnya Ethan kasihan juga,
tubuh Vani dibopong masuk
kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan
roknya lagi. Tapi ketika Vani
meminta panty-nya, Ethan
berkata ”Ini buat gue aja.
Kenang-kenangan. Lo ga usah
pake aja. memiaw lo butuh udara segar kelihatannya,
habis tadi gue sumpalin pake
tongkol gue terus”. ”Sial lo
Than. Ya udah, ambil dah
sana” ketus Vani. Vani
langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika
mobil Ethan sudah sampai di
depan pagar kos-kosan Vani.
”Lo bisa jalan ga Van? Kalo
masih lemes, gue papah deh
masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah
mau ngent*t ama gue malam
ini hehe” kata Ethan nakal.
Vani tidak bisa menolak
tawaran itu, karena memang
dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Ethan
pun memapah Vani berjalan
menuju kosnya. Kamar Vani
ada di lantai 2. Kamar-kamar
di lantai 1 sudah pada
tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong
di luar. Diam-diam Vani merasa
lega. Apa kata orang kalo dia
pulang dipapah seperti ini. Kalo
ga dibilang lagi mabok, bisa
dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika
dilantai 2 mereka berpapasan
dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang
selama ini jealous dengan
kesexy-an Vani, perhatiin Vani dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Tiba-tiba si Mirna
ketawa sinis ”Napa lo Van”.
”Sedikit mabok Mir” jawab
Vani sekenanya. ”Mabok apa
lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil
mandangi paha Vani. Reflek
Vani nengok kebawah, betapa
kagetnya Vani, karena dia
baru sadar tadi belum bersihin
leleran peju Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir
dari dalam memiaw Vani,
sampai lututnya. Cukup
banyak, sehingga kelihatan
jelas. PIASS! Muka Vani
langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang
Mirna terkekeh senang. ”Kalo
elo kelihatannya malah
kekurangan peju neh. Mana
ada cowo yang ikhlas kasi
pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan
nyeletuk pedes. Muka Mirna
berubah dari merah, kuning
sampai jadi ungu. ”Heh, gue
juga punya cowok yang mau
ngent*t sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua
sama, sama-sama butuh
tongkol & pejunya. Napa saling
hina. Urus aja urusan lo
masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah
saling sindir” tandas Ethan.
Mirna langsung terdiam, dan
ngloyor masuk dalam
kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong
cerdas seperti itu. Betul-betul
penyelamatnya. Setelah
ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit ”Gue cao dulu ya Van.
Thks buat malam ini. Betul- betul sex yang hebat. Baru
kali ini gue ngrasain. Kalo lo
pengen, call gue aja ya.
tongkol gue selalu siap
melayani hehe”. ”Enak aja. Ini
pertama dan terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas
Vani pedas. Ethan cuma
tartawa saja, lalu berbalik
menutup pintu dan pergi.
Sebenarnya Vani merasakan
hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar
biasa malam ini. Vani ragu-
ragu, bila Ethan ngajak lagi,
emang dia bakal langsung
nolak. Kok ga yakin ya? Sialan
maki Vani pada diri sendiri. Sekarang gue butuh tidur.
Dalam sekejap Vani langsung
terlelap, tanpa berganti
pakaian.


Tamat

[ back ][ home ]


New Update !! Cerita Hot Plus Plus...

Web Site Hit Counter