watch sexy videos at nza-vids!
Mau Pulsa Gratis ?!

Guru Menjadi Pelacur

Rosa telah menikah dengan
pria bernama Suhendra yang
pekerjaannya adalah teknisi di
pengeboran minyak lepas
pantai milik perusahaan asing
yang hanya bisa pulang 5-6 bulan sekali. Rosa bertekad memulai
profesinya sebagai High Class
Call Girl saat ia tahu melihat
bukti bahwa suaminya main
belakang, selama bekerja di
lepas pantai Suhendra suka membawa gadis-gadis nakal.
Hal ini ia ketahui dari teman
suaminya yang mempunyai
dendam terhadapa suaminya,
teman suaminya itu
menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang
berisikan foto suaminya sedang
memluk dan mencium mesra
gadis-gadis nakal. Rosa memulai kariernya di
bidang pelacuran kelas tinggi
dengan memasang sebuah iklan
di koran, begini bunyi iklannya
“Massage Maria, cantik dan
berpengalaman menerima panggilan hub. 0812160700X “,
dengan nama samaran Maria
maka dimulailah petualangan
terlarang Bu guru kita ini.
SMS mulai mengalir ke
handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan tapi ada
juga SMS yang berisikan
kalimat-kalimat porno, Rosa
tidak menanggapi semua SMS
itu karena hal itu akan
membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan
dengan calon-calon kliennya
semua gagal mencapai kata
sepakat. Karena harga yang
ditetapkan oleh Rosa sangat
tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang
yang berani memboking Rosa.
Sampai suatu saat ada
panggilan HP yang masuk saat
ia mengajar di kelasnya. “Permisi anak-anak ibu mau
terima telpon dulu jangan
ramai ya!”kemudian Rosa
berjalan keluar kelas dan
menerima panggilan itu.
“Hallo Maria? ” terdengar suara berat seorang lelaki0
“Ya dengan siapa Pak? ”
“Berapa tarif kamu semalam?

“1,5 juta bayar di muka, tidak
kurang dari itu ” “Ok done deal, kita ketemu di
Kafe Bon Ami, Darmo Selatan
jam 18.30 nanti malam sampai
disana langsung miss call aku
ya bye ..tut tut tut” Dalam hati Rosa merasa
berdebar dan aneh karena ini
adalah pertama kalinya ia akan
mendapatkan panggilan serius
dan anehnya orang tersebut
tidak menawar harga yang ia ajukan, Rosa termenung
memikirkan telepon yang baru
saja ia terima sampai seorang
muridnya menegur “Bu, Ibu
sakit ya? ” tanya seorang
muridnya. “Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi” sambil
memegang pundak muridnya. Setelah selesai mengajar Rosa
segera pulang dan
mempersiapkan diri, ia mandi
dan berdandan secantik
mungkin tapi tidak menor,
dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang
anggun, Rosa berangkat ke
Bon Ami menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi
saat ia memasuki kafe dan
dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang
tadi siang menelponnya segera
saja terdengar bunyi
handphone di pojok ruangan
yang rupanya sengaja di taruh
di atas meja oleh pemiliknya. Mata Rosa memandang ke
arah sumber bunyi tersebut
dan melihat lelaki berumur 45
tahun keturunan cina dengan
pakaian necis dan berkacamata
minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah
mengenal dirinya. “Hi Maria, silahkan duduk disini
”. Ujar lelaki itu sambil berdiri
menjabat tangan Maria yang
tak lain adalah nama samaran
Rosa.
“Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? ” tanya
lelaki itu.
“Kita bisa langsung pergi
setelah pembayaran dilakukan
” ujar Rosa ketus
“Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar
sekarang”. Sebuah amplop
coklat disodorkan dan langsung
dibuka dan dihitung oleh Rosa
“Ok 1,5 juta kita berangkat,
omong omong nama bapak siapa ” tanya Rosa
“Teman-teman memanggil aku
A Cun, yuk berangkat ”. A Cun menggandeng tangan
Rosa dengan mesra seperti
istrinya sendiri.
Dengan menggunakan mercy
new eyes, A Cun membawa
Rosa meninggalkan kafe dengan santai tapi pasti mobil
dibawa menuju ke arah daerah
perumahan elit di daerah
Dharmahusada. Ketika sampai
di depan sebuah rumah mewah
dengan pagar tinggi A Cun membunyikan klaksonnya,
pagar besi itu terbuka secara
otomatis meskipun tidak
tampak orang di halaman
rumah mewah itu, setelah
mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan
seragam batik berlari kecil
menghampiri mobil. “Selamat datang Koh A Cun
“sambil membukakan pintu
mobil.
“Yang lainnya sudah pada
kumpul toh, Yok? ” tanya Koh
A Cun pada lelaki berseragam itu
“Sudah Pak, silahkan Pak ”
kata petugas yang bernama
Yoyok ini .
Mobil A Cun segera dibawa
untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas
sebagai valet service. Acun dan
Rosa langsung masuk ke dalam
rumah mewah itu
“Ini rumah Koh A Cun ” tanya
Rosa kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi
barang mewah
“Oh bukan, ini rumah
perkumpulan semacam klub
bagi kami untuk melepas
kepenatan” ucap Koh Acun seraya membuka pintu ruang
tengah yang di dalamnya berisi
3 orang lelaki dan 3
perempuan.Di ruangan itu
tersedia 5 kasur king size, 2
meja biliard, 3 set sofa mewah dan sebuah mini bar yang
tertata apik serasi dengan
ruang yang relatif besar itu,
dari suasana ruangan sudah
dapat diperkirakan bahwa
ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat. “Hoi Cun, lama sekali kamu,
dapet barang baru ya?”
tanya seorang lelaki cina
berumur 56 tahun yang di
panggil Koh A Liong.
“Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak A
Cun
“Koh A Cun, mending kamu
kasih Mbak ini buat aku saja,
kamu pake saja salah satu SPG
yang aku bawa” ucap lelaki berbadan gemuk besar dan
berkulit sawo matang yang
dipanggil dengan panggilan Pak
Angkoro.
A Cun mengamati SPG yang
ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang
paling menarik hatinya yaitu
Lyvia Go. SPG berumur 21
tahun berdarah cina dengan
tinggi 168 cm dan berat 48 kg
berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang
mengenakan rok super mini
dengan atasan kemeja ketat
nan tipis membuat A Cun tak
mampu menolak tawaran Pak
Angkoro. “Ok deh, Pak Angkoro boleh
ambil Maria, saya pinjam Lyvia
” sahut acun sambil langsung
menarik pinggang Lyvia dan
mereka berdua melakukan
deep kissing yang sangat panas sampai terdengar
lenguhan lenguhan nafas
mereka. Lyvia yang diciumi dengan
ganas segera membalas ciuman
itu sambil membuka kancing
kemejanya yang seakan tak
muat menampung payudaranya
yang montok. Dengan rakus Koh A Cun memelorotkan BH
Lyvia dan menghisap puting
berwarna coklat muda itu,
sambil bercumbu tangan Koh
Acun bergerak melingkar
pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan
rok itu turun sehingga kini
Lyvia Go hanya mengenakan
BH yang sudah tidak menutupi
payudaranya dan sebuah
celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat
seksi sekali melekat di
tubuhnya yang putih bak
mutiara. Dengan sekali angkat
tubuh Lyvia Go dibawa Koh
ACun menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil
meloloskan celana dalam seksi
itu dari tempatnya sehingga
tampaklah kemaluan Lyvia
yang sudah dicukur bersih,
tanpa membuang waktu A Cun segera menjilat dan menusuk
nusukkan lidahnya ke dalam
vagina Lyvia yang diikuti
dengan erangan nikmat dari
Lyvia. “Ahh, aduh enak Koh, dasyat
aargh ”
“Enak ya Go? Kamu sudah
berapa kali ngeseks selama
jadi SPG ” tanya A Cun sambil
mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang
menggosok kelentit mungil itu
dengan jempolnya.
“Ini yang ke tu..juh aah hi hi
hi aduh geli Koh ”
“Yang pertama ama siapa ” selidik A Cun mencari cari
daerah g-spot dengan ujung
jarinya
“Yang pertamaa, aduh yah
yah aauh disitu Koh enak,
yang pertama sama Pak Angkoro di WC showroom aah”
Untuk mengakhiri pemanasan
ini maka A Cun menempelkan
lidahnya di kelentit Lyvia,
kemudian menggeleng-
gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap
menempel di kelentit. Menerima
rangsangan dasyat itu tubuh
Lyvia melengkung bagai busur
panah yang siap melesatkan
anak panahnya. “Aduh Koh A Cun, aargh
masukin sekarang Koh jangan
siksa aku lebih lama lagi hm?
“. Melihat Lyvia sudah
terangsang berat maka Koh A
Cun segera menghentikan
permainan oralnya dan melepas
bajunya sendiri dengan cepat,
Lyvia yang melihat Koh A Cun melepas bajunya kagum melihat
badan Koh Acun yang berotot,
dadanya yang bidang dan
perutnya yang terbagi 8
kotak sangat seksi di mata
Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut.
Semakin bernafsu untuk
segera bersetubuh maka Lyvia
Go membantu melepas celana
Koh A Cun dan betapa
kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung
nongol benda sepanjang 16.5
cm (wah ternyata Koh A Cun
tidak pakai celana dalam loh,
tapi dengan tidak memakai
celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak
dokter). Dengan posisi kaki yang di
buka lebar lebar, Lyvia
menanti Koh Acun sambil
tangan kanannya menggosok
gosok klitorisnya sendiri, Koh
Acun mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang
terbuka lebar dan
mengarahkan penisnya di muka
pintu gerbang kewanitaan
Lyvia.
“Aku masukin ya Lyv?” “Sini kubantu Koh ” Lyvia
memegang penis A Cun dan
mengarahkannya ke liang
senggamanya
“Seret banget ya Lyv, jadi
susah masuk nih” “Koh jangan bercanda melulu
ah, kapan masuknya?”
“Ya udah nih rasain Lyv”
“Aauh aah aah pelan dikit Koh

Akhirnya pelan tapi selamat, penis Koh A Cun amblas ke
dalam vagina Lyvia dan
permainan kuda kudaan khusus
dewasapun dimulai, Koh A Cun
memaju mundurkan pantatnya
dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia
sebagai tumpuan tangannya. Beralih ke ibu guru kita yaitu
Rosa Maria yang cuma
bengong melihat permainan
permainan liar di sekelilingnya.
“Wah suasananya panas ya?
” Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang bengong
“Ah nggak juga Pak, kan ada
AC” balas Rosa risih
“Nggak panas gimana, coba
kamu lihat orang orang itu
pada telanjang ngapain coba?” “Eeng eeng gimana ya Pak ”
“Eng eng eng apa, ayo lepas
bajumu, kamukan sudah di
bayar toh? ”
Rosa merasa harga dirinya
diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berkata “Aku
adalah seorang guru yang
dihormati dan disegani oleh
anak didik dan rekan
sekerjaku kenapa demi dendam
pada suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam
lembah nista tapi sudah
terlambat”, air mata mulai
menetes di pipi Rosa. “Wah, kok malah nangis iki
piye? Waduh!!” Pak Angkoro
mengelus-elus perutnya yang
besar karena bingung.
“Nggak Pak, ayo kita mulai aja
permainan ini ” Rosa mengusap air matanya.
“Ya gitu dong, itu baru
semangat profesional jangan
nangis lagi ya ”
Rosa membuka gaun malamnya
dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro
beliau membuka seluruh
pakaiannya memperlihatkan
tubuhnya yang gemuk dan
hitam. “Sini Ros, bapak akan
membuat kamu melayang
layang ” pangil Pak Angkoro
Rosa yang masih malu dan
canggung menutup tubuhnya
yang bugil dengan tangannya sedapat mungkin sambil
melangkah ke arah Pak
Angkoro
“Wah kok malu malu gitu,
jangan kuatir Ros bapak nggak
akan kasar kasar sama kamu “, Pak Angkoro memandang
tubuh Rosa dari atas ke
bawah. Jakunnya naik turun
memandang tubuh Rosa yang
menggiurkan, kulitnya yang
kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih
Lyvia tapi pancaran erotik dari
mata Rosa bagai sinar
pancasona pusaka tanah jawa.
Dan cara gerak Rosa Maria
sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis
jawa terpancar dari setiap
lekuk tubuhnya dan terutama
payudaranya yang berwarna
kuning gading sungguh
mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya. Dengan lembut Pak Angkoro
meletakan kedua telapak
tangannya di atas payudara
Rosa dan mulai memijat lembut
sambil perlahan ia melekatkan
bibirnya ke bibir Rosa yang sensual di lumatnya bibir Rosa,
semakin lama semakin panas
sampai kedua tubuh itu seolah
menjadi satu, Pak Angkoro
melingkarkan tangannya ke
pinggang Rosa dan menariknya sampai lekat pada tubuhnya
dan mencumbu Rosa dengan
penuh nafsu. Dihisap dan
dimasukannya lidahnya kedalam
relung relung mulut Rosa
sehingga mau tak mau Rosa membalas pagutan-pagutan liar
itu. Hasrat kewanitan Rosa
benar-benar dibangkitkan oleh
Pak Angkoro yang berlaku
seperti kuda jantan dan
mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai merasakan hawa
panas naik dari dadanya ke
ubun-ubun yang membuat
Rosa semakin tak berdaya
melawan hawa maksiat yang
begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Rosapun
terlarut dalam hawa maksiat
itu. “Ros aku minta dioral dong ”
sambil menyodorkan penis
hitamnya yang berdiameter 5
cm dengan panjang 14 cm.
“Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ”
“Wah kamu kudu profesional Ros, kalau kerja jangan
setengah-setengah gitu dong,
gini aja kamu tak oral kalau
sampai kamu orgasme berarti
kamu kudu ngoral aku yah? ”.
Belum sempat Rosa menjawab Pak Angkoro telah
menyelusupkan kepala
diselangkangan Rosa dan mulai
melancarkan segala jurus
simpanannya mulai dari jilat,
tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata seluruh
dinding permukaan vagina Rosa
sehingga dalam waktu 7 menit
Rosa sudah di buat kejang-
kejang.
“Oooh Pak oouh oh pa..ak” Rosa meregangkan ototnya
sampai batas maksimal.
“Tuh kamu udah orgasme,
nggak bisa bohong sekarang
giliranmu” ucap Pak Angkoro
senang. Pak Angkoro menarik kepala
Rosa dengan tangan kirinya
sementara tangan kanannya
memegang penisnya sendiri
sambil mengocok ringan,
setelah mulut Rosa dalam jangkauan tembak Pak
Angkoro segera menjejalkan
penisnya ke dalam mulut Rosa.
“Ayo dong Rosa” Pak Angkoro
menyuapkan penisnya seperti
menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya
berada dalam mulut Rosa maka
dengan menjambak rambut
Rosa Pak Angkoro memaju
mundurkan kepala Rosa. “Ehm ehm Pak Angko.. ehm
ehm” Rosa berusaha berbicara
tapi malah tersenggal senggal
“Udah diam aja deh Ros
jangan banyak bicara emut!”.
Setelah lima menit berjalan Rosa akhirnya secara mandiri
mengulum ujung penis Pak
Angkoro, sementara tangannya
mengocok dengan kasar
pangkal penis Pak Angkoro.
“Yes gitu Ros, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak
kamu jadi gundikku?” Pak
Angkoro berbicara ngawur
karena keenakan dioral Rosa.
Merasa jenuh dengan
permainan oral akhirnya Rosa meminta untuk bercinta.
“Udahan dong Pak, kita
ngesks yang bener aja ya?”
tanya Rosa dengan halus. “Ok,
kamu yang minta loh”. Pak Angkoro menarik Rosa
yang tadinya mengoral dia
dalam posisi jongkok menuju
meja biliard dan menyuruh
Rosa menumpukan kedua
tangannya menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro
yang berada di belakang Rosa
mengatur posisi sodokan
perdananya.
“Ros nungging dikit dong, ya
gitu sip!” Pak Angkoro mengelus pantat Rosa yang
bahenol kemudian
mengarahkan senjatanya ke
vagina Rosa.
“Aaouh Pak Angkoro, pelan
Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Rosa
setengah meledek.
“Wah kamu itu muji apa
menghina Ros? mungkin
vaginamu yang kekecilan Ros”
Pak Angkoro membalas ejekan rosa dengan menarik pinggul
Rosa ke belakang secara cepat
maka amblaslah seluruh penis
Pak Angkoro.
“Auuw gede banget, aauw aah
” Rosa mulai menggoyang pinggulnya berusaha
menyeimbangi goyangan Pak
Angkoro. Pak Angkoro membenamkan
penisnya dalam-dalam dengan
menarik pinggul Rosa
kebelakang, dengan penis
masih tertancap di vagina Rosa
kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya
membentuk lingkaran sehingga
penis yang didalam vagina Rosa
menggencet dan menggesek
setiap syaraf syaraf nikmat di
dinding vagina. “Aauh, Rosa keluar ahh” Rosa
mengalami orgasme yang
menyebabkan setiap otot di
tubuh Rosa mengencang
sehingga tubuhnya kelojotan
tidak terkendali. “Loh Ros, kok sudah KO, belum
10 menit kok udah orgasme
wah ini kalau cowok namanya
edi, ejakulasi dini kalau kamu
berarti menderita odi orgasme
dini, ayo terusin sampai aku keluar juga ”. Pak Angkoro mengganti posisi
bersenggama dengan
mengangkat tubuh Rosa dan
menidurkannya di meja biliard.
Kemudian kaki rosa
dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan
dengan kekuatan penuh penis
besar itu menerjang
mendobrak pintu kewanitaan
Rosa, sampai-sampai klitorisnya
ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam keadaan orgasme
makin menggila menerima
sodokan itu sehingga secara
refleks rosa mencakar bahu
Pak Angkoro. “Oouchh Rosa kamu ini apa-
apaan sih, kok main cakar-
cakaran segala?”
“Oouh aash sorry, abis rosa
nggak tahan sih ama
sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk rosa agar Pak
angkoro tidak marah.
“Jangan cakar lagi ya, kalo
tidak rasain ini” Pak Angkoro
menggigit puting Rosa dengan
lembut tapi sedikit menyakitkan.
“Aauw nakal deh” ucap rosa
sambil menggoyangkan
pinggulnya sendiri agar penis
Pak Angkoro tetap menggesek
dinding vaginanya. Dalam waktu singkat Rosa
yang mula-mula seorang guru
telah berevolusi menjadi
pelacur kelas tinggi yang
benar benar profesional baik
dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah
berubah Rosa kini benar benar
seorang pelacur sejati.


Tamat

[ back ][ home ]



Web Site Hit Counter