watch sexy videos at nza-vids!
we paid $5 - $10 per click

Istri Seorang Pelayar

Mbak Ida Istri Pelayar Suatu
sore ketika aku sedang di
Delta plaza buat beli beberapa
kebutuhan sehari- hariku dan
kebutuhan mandi. Saat itu aku
memasuki plaza itu dengan santainya karena aku memang
tidak terburu-buru, dan aku
memasuki salah satu swalayan
disitu dan memilih-milih barang
kebutuhanku, dan setelah
selesai aku pergi ke kasir dan antri disitu.. Dan emang
lumayan panjang antriannya
karena malam minggu. Karena
agak bosan antri maka aku
tengok kanan kiri dan depan
belakang kayak orang kampung. Ketika kuperhatiin di
depanku ternyata seorang
ibu- ibu yang membawa
banyak belanjaan di keranjang
belanjanya, dan nampaknya dia
agak keberatan. Ketika kuperhatiin lebih lanjut
ternyata dia lumayan menarik
walaupun badannya agak over
weight. Dari wajahnya
kuperkirakan sekitar umur 35
tahun, tingginya sekitar 158 dan beratnya sekitar 65 kg.
Kuperhatiin payudaranya
sekitar 34C wah? Gede
banget? Sampai terbayang
pikiran kotor di otakku yang
emang ngeres. Posisi dia yang berdiri agak menyamping jadi
aku bisa puas memandanginya
dari samping dan ketika dia
menengokku (mungkin merasa
di perhatiin) dan matanya
bentrok dengan mataku dan dia tersenyum padaku hingga
aku agak malu karena
kepergok memandanginya
sebegitu detail. Pada saat
giliran wanita di depanku dia
mengangkat barang-barang belanjaannya dan salah satu
barang belanjaannya jatuh
secara otomatis aku
menangkapnya dan ternyata
dia juga berusaha menangkap
barang tersebut sehingga walaupun barang itu
terpegang olehku ternyata
terpegang juga oleh
tangannya sehingga kami
seolah-olah bergandengan
tangan. “Maaf Mbak,” kataku agak malu karena menyentuh
tangannya yang halus dan
hangat itu. “Enggak apa-apa
kok Dik, terima kasih telah
membantu menangkap
belanjaan saya yang jatuh” jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian dia melanjutkan
aktifitasnya dengan kasir,
setelah selesai semua dia
keluar dan menoleh kepadaku
sambil menganggukan kepalanya kepadaku dan
bibirnya tersenuym manis. Dan
akupun menganggukkan kepala
sambil tersenyum. Setelah
selesai belanja kemudian aku
jalan agak santai menuju pintu keluar, ternyata di loby wanita
itu masih berada di loby
tersebut dan disampingnya
banyak belanjaannya, kemudian
aku lewat di depannya dengan
cueknya dan pura-pura nggak mengenalinya. “Ech, Dik” kata
wanita itu sambil mengejarku.
“Iya Mbak, ada apa.. Ech.. Ini
Mbak yang tadi yaa” kataku.
“Iya Dik, adik mau Bantu Mbak
nggak Dik” tanya wanita itu. “Kalau saya bisa membantu
Mbak dengan senang hati saya
Bantu Mbak. Och ya, nama
saya Dony..” kataku sambil
mengulurkan tanyaku. “Saya
Ida,” kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya.
“Apakah yang bisa saya Bantu
Mbak” tanyaku. “Itu, barang-
barang Mbak kan banyak jadi
bingung bawanya ke mobil
Mbak, jadi kalau bisa minta tolong ama Dik Dony buat
bantuin Mbak angkat barang-
barang Mbak ke mobil. Itupun
kalau Dik Dony enggak
keberatan” kata wanita itu
sambil tersenyum tetapi tatapannya penuh
permohonan. “Oh, gitu, kalau
cuma gitu sih gampang soalnya
barang-barang saya cuma dikit
jadi enggak masalah kalau
cuma Bantu Mbak” jawabku sambil mendekati barang
belanjaan Mbak Ida. “Terima
kasih sebelumnya lho Dik Dony,
Mbak telah merepotkan” kata
Mbak Ida agak kurang enak.
“Enggak apa-apa kok Mbak biasa. O.. Ya.. Mobil Mbak di
sebelah mana” tanyaku.
“Disana itu” kata Mbak Ida
sambil menunjuk mobil Suzuki
baleno warna hitam metalik.
Kemudian kami jalan bareng menuju ke mobil tersebut dan
aku mengakat barang-barang
belanjaan mabk Ida, lumayan
berat sih, tapi demi Mbak yang
menarik ini aku mau. Setelah
meletakkan seluruh barang belanjaan Mbak Ida kemudian
aku pamit pergi. “Terima kasih
lho Dik Dony, telah bantuin
Mbak. O.. Ya. Dik Dony
rumahnya dimana” tanya
Mbak Ida. “Rumah saya di jl. M” jawabku pendek sambil
memandang tubuh Mbak Ida
yang sexy itu. “Kalau gitu kita
barengan aja pulangnya,
soalnya Mbak rumah di
perumahan G jadi kan dekat” ajak Mbak Ida. “Enggak usah
Mbak ntar ngrepotin Mbak
ajak” tolakku dengan halus.
“Gak ngrepotin kok, Mbak
malah senang kalau Dik Dony
mau bareng ama Mbak soalnya jadi ada yang diajak ngobrol
waktu nyetir” katanya sambil
memintaku masuk ke mobil.
Kemudian aku masuk dan
setelah dijalan kami mengobrol
banyak, ternyata Mbak Ida sudah punya suami dan
seorang anak laki-laki berumur
4 tahun. Dia cerita bahwa
suaminya seorang pelayar jadi
pulangnya 6 bulan sekali
bahkan terkadang setahun sekali dan dia tinggal dirumah
dengan anak dan
pembantunya. “Mampir ke
rumah Mbak dulu ya Dik Dony,
nanti biar Mbak anterin Dik
Dony kalau sudah bawa barang-barang kerumah” kata
Mbak Ida dan aku hanya
mengangguk. Ketika memasuki
gerbang rumahnya dan kulihat
sebuah rumah yang sangat
mewah. Dan akupun membawa barang- barang Mbak Ida ke
dalam rumahnya, kemudian aku
dipersilahkan duduk di ruang
tamu. “Dik Dony mau minum
apa” tanya Mbak Ida. “Enggak
usah Mbak, lagian bentar lagi kan saya pulang” jawabku.
“Minum dulu deh sambil kita
ngobrol, Mbak sudah lama
nggak ada teman ngobrol. Mau
susu dingin” tanya Mbak Ida.
“Boleh” jawabku singkat. “Sambil nunggu minuman Dik
Dony nonton aja dulu”
katanya Mbak Ida sambil
mengambil remote TV dan
menyerahkannya padaku dan
kemudian dia pergi kebelakang untuk mengambil minum
buatku. Ketika kuhidupkan TV
ternyata otomatis ke dvd dan
filmnya ternyata film semi
porno. Cuek aja aku nonton,
enggak kusadari ternyata Mbak Ida lama mengambil
minuman dan akupun asyik
nonton film semi porno
tersebut. “Suka nonton gituan
ya Dik,” tanya Mbak Ida
mendadak sudah berada dibelakangku. Aku tersentak
kaget dan malu, lalu kumatiin
TV-nya. Kulihat Mbak Ida sudah
ganti pakaiannya, sekarang
mabk Ida memakai celana
pendek dan you can see. Sehingga nampak pahanya
yang putih mulus dan ternyata
dia tIdak memakai bra
sehingga nampak putingnya
membayang di balik you can
see nya tersebut. “Ech, enggak usah di matiin, Dik
Dony kan sudah besar ngapain
malu nonton gituan. Mbak juga
suka kok nonton film gituan
jadi baiknya kita ngobrol sambil
nonton bareng” kata Mbak Ida. Lalu kuhidupkan lagi TV
tersebut dan kami mengobrol
sambil nonton film tersebut,
ketika kuperhatiin ternyata
nafas Mbak Ida nampak nggak
teratur, nampaknya Mbak Ida sudah menahan hornynya. Dan
Mbak Ida merapat ketubuhku
sambil tangannya meremas
tanganku. Kemudian dia
berusaha menciumku dan aku
berusaha menghindar. “Jangan Mbak” kataku. “Kenapa Dik,
apa Mbak sudah terlalu tua
sehingga nggak menarik lagi
buat Dik Dony” kata Mbak Ida.
“Bukan gitu Mbak, Mbak sih
cantik dan sexy, lelaki mana seh yang enggak tertarik ama
Mbak. Tapi kan Mbak sudah
punya suami dan nanti kalau di
lihat ama pembantu Mbak kan
enggak enak,” jawabku. “Ah..
Suami Mbak sudah 8 bulan nggak pulang sehingga Mbak
kesepian, Dik Dony mau kan
nolong Mbak buat ilangin
kesepian Mbak. Sedangkan
pembantu Mbak sedang dilantai
atas main-main ama anak Mbak” kata Mbak Ida. Tanpa
menjawab kubalas ciuman Mbak
Ida dengan lembut dan
tanganku mulai bermain dibalik
baju Mbak Ida sehingga
tanganku bisa meremas-remas lembut payudara Mbak Ida
yang besar dan sexy tersebut.
Nafas Mbak Ida semakin nggak
beraturan dan mulutnya mulai
mendesis-desis ketika lIdahku
sudah bermain di bagian leher dan telinga Mbak Ida. “Kita ke
kamar Mbak yuk” kata Mbak
Ida. Kemudian kami berjalan
menuju kamar Mbak Ida.
Sesampai di kamar Mbak Ida,
Mbak Ida langsung menerkamku dan menciumiku,
dan akupun nggak kalah
sigapnya. Kuciumi seluhur leher
Mbak Ida dan telinganya dan
tak lupa lIdahku bermain di
leher dan telinganya sedangkan tanganku meremas,
mengelus payudara Mbak Ida
dan semakin kebawah.
Kemudian kubuka baju Mbak
Ida, wah.. ternyata tubuhnya
sangat sexy dengan sepasang payudara yang besar
berukuran 34 C dan masih
kencang dan nggak nampak
kalau Mbak Ida pernah
melahirkan seorang anak.
Payudaranya yang mengacung ke atas dengan sepasang
puting yang berwarna merah
kehitaman. Kemudian kuciumin
payudara Mbak Ida, kuisap
putingnya dan kugigit-gigit
kecil sehingga Mbak Ida mengluh dan mendesis
menahan nikmatnya
kenikmatan yang kuberikan.
Kemudian setelah puas dengan
payuadaranya kemudian
kubuka celana pendek Mbak Ida, dan nampaklah sebuah
lebah mungil yang indah dan
ditumbuhi dengan bulu-bulu
yang hitam dan halus. Kucium
lembah tersebut sampai Mbak
Ida tersentak kaget, aku nggak peduli, kemudian kujilati
klitorisnya yang berwarna
hitam kemerah-merahan. Mbak
Ida menjerit-jerit menahan
kenikmatan dan tak lama
kemudian air mani Mbak Ida membanjir keuluar dari dalam
liang vaginanya. Mbak Ida
terkulai lemas. “Apa yang
kamu lakukan sayang. Suami
Mbak nggak pernah
memperlakukan Mbak seperti ini. Dik Dony emang luar biasa”
kata Mbak Ida. Kemudian aku
melanjutkan lagi kegitatan
lIdahku di sekitar leher dan
telinga sedangkan kedua
tanganku berada di kedua payudara Mbak Ida yang
sangat sexy itu. Mbak Ida
mulai menggeliat-geliatkan
tubuhnya karena menahan
kenikmatan yang tIdak
tertahankan olehnya. Tangan Mbak Ida merengut bajuku
hingga lepas dan kemudian
membuka celana panjangku
sehingga aku hanya memakai
celana dalam saja. Mr P ku
yang sudah tegang nongol dari celana dalamku karena emang
Mr P-ku kalau sedang tegang
selalu nongol dari balik celana
dalam karena celana dalamku
nggak muat buat menampung
besar dan panjangnya Mr P- ku. Mbak Ida terbelalak melihat
Mr P-ku yang nongol dari balik
celana dalamku dan kemudian
dia membuka celana dalamku
sehingga rudal andalanku
ngacung di depan mata Mbak Ida yang memandangnya
dengan bengong. “Wah.. kok
besar banget Dik Dony, punya
suami Mbak aja enggak
sebesar ini dan jauh lebih
kceil” kata Mbak Ida sambil mengelus Mr. P ku. Kemudian
lIdahku sudah bermain di
payudara Mbak Ida dan Mbak
Ida sudah menjerit-jerit
keenakan dan tangannya
mengocok-kocok rudalku. Kemudian aku mulai alihkan
perhatianku ke Vagina Mbak
Ida dan kujilati vagina Mbak
Ida sehingga Mbak Ida seperti
kejang-kejang menerima
serangan lIdahku pada vaginanya. Kumasukkan lIdahku
ke liang vagina Mbak Ida yang
sudah banjir kembali itu.
“Sudah donk sayang, jangan
siksa Mbak. Cepat masukan
punyamu sayang” kata Mbak Ida memohoin karena sudah
nggak tahan menahan
rangsangan yang kuberikan.
Tanpa perintah dua kali
kemudian kuarahkan rudahku
ke liang vagina Mbak Ida, ternyata nggak bisa masuk,
lalu ku gesek-gesekan kepala
rudalku buat penetrasi supaya
rudalku bisa masuk ke liang
kemaluan Mbak Ida. Setelah
kurasakan cukup penetrasinya kemudian kumasukan rudalku
ke liang senggamanya. Kepala
rudalku sudah masuk ke liang
vaginanya ketika kucoba buat
masukkan semuanya ternta
nggak bisa masuk karena liang vagina Mbak Ida sangat sempit
buat rudalku yang berukuran
17 cm dan berdiameter 4 cm.
Lalu kukeluar masukan
perlahan-lahan ke[ala rudalku
dan kemudian kutekan agak paksa rudalku supaya masuk
ke dalam liang vagina Mbak
Ida. Kulihat wajah Mbak Ida
meringis aku jadi nggak tega
maka kuhentikan gerakan
rudalku dan mulutku mulai beraksi lagi di seputar dada
Mbak Ida sehingga Mbak Ida
mendesah-desah keras. Lalu
kucoba memasukan rudalku
dan ternyata bisa masuk ¾
bagian dan kemudian kugerakan keluar masuk dan
itu ternyata mebuat Mbak Ida
kelimpungan dan mulutnya
menjerit-jerit nikamat dan
kepalanya di geleng-gelengkan
kekiri dan ke kanan sedangkan tangannya mencengkeram
pinggiran kasur. Lalu ketekan
rudalku lebih keras hingga
amblas ke liang vagina Mbak
Ida dan sampai menyentuh
dinding rahim Mbak Ida. Kemudian ku gerakan keluar
masuk di liang vagina Mbak
Ida, Mbak Ida berteriak-teaik
keras ketika ku gerak-
grwakkan rudalku dengan
cepat dan tak lama kemudian kurasakan ada jepitan yang
keras dari liang vagina Mbak
Ida dan tubuh Mbak Ida
mengejang dan terasalah
semburan hangat pada kepala
rudalku dari liang vagina Mbak Ida. Mbak Ida terkulai lemas
setelah menikmati orgasmenya
tersebut. Tanpa kucabut
rudalku dari liang vagina Mbak
Ida kemudian ku pelutk tubuh
Mbak Ida yang montok dan kucium keningnya. “Hebat
kamu Dik, aku baru sekali ini
menikmati kenikmatan yang
luar biasa” kata Mbak Ida
sambil memandangku dengan
kagum, karena aku belom keluar keringat sedikitpun.
Setelah kurasakan Mbak Ida
sudah agak pulih nafasnya
kemudian ke genjot lagi
rudalku dIdalam vagina Mbak
Ida. Dan itu berlalu sampai ronde yang ke delapan dengan
berbagai gaya yang kami
lakukan. “Kok belum keluar
juga sayang, Mbak sudah
lemas nih, tolong donk Mbak
sudah enggak kuat neh” kata Mbak Ida memintaku buat
mengakhiri permainanku. Tanpa
menjawab ku genjot lagi
rudalku ke liang vagina Mbak
Ida, Mbak Ida hanya bisa
menjerit-jerit keenakan saja sambil menggeleng-gelengkan
kepala karena sdudah lemas
tubuhnya sehingga
gerakkannya terbatas. “Mbak
mau keluar lagi nih sayang”
kata Mbak Ida. “Barengan yuk Mbak. Dony juga sudah mau
keluar nih. Keluarin dimana”
tanyaku sambil menahan nafas
karena sudah menahan seluruh
cairanku mengalir menuju
rudalku. “Didalam saja” kata Mbak Ida sambil menggoyang-
goyangkan pantatnya
Kemudian ku genjot keluar
masuk rudalku dengan cepat.
“Oughh.. lebih cepat sayang.
Mbak sudah mau keluar nih” kata Mbak Ida sambil tubuhnya
tegang siap-siap merasakan
orgasme yang ke sembilannya.
Kemudian kurasakan liang
vaginanya menyempit dan
menjepit rudalku sehingga tak tertahankan lagi membanjir
keluar seluruh cairan dari
dalam tubuhku ke dalam liang
vagina Mbak Ida. “Ouaghh..”
jerit Mbak Ida keras, sambil
kurasakan ada semprotan hangat di kepala rudalku dari
liang vagina Mbak Ida sehingga
liang Mbak Ida banjir dengan
air mani kami berdua. Setelah
agak lama kemudian kucabut
rudalku dari liang vagina Mbak Ida. Lalu kepeluk tubuh Mbak
Ida dan kucium jIdatnya dan
kemudian aku berbaring disisi
Mbak Ida untuk mengatur
nafasku yang tak beraturan.
Setelah mandi bareng (satu ronde lagi di kamar mandi)
kemudian kami berpakain dan
menuju ke ruang tamu. “Kamu
panggil aja Mbak dengan nama
Mbak lagian umur kita kan
enggak beda jauh” kata Mbak Ida sambil mencium pipiku. “Iya
Mbak. Aku sudah 25 tahun
nih” kataku. “Kamu besok-
besok masih mau kan main
ama aku” kata Mbak Ida
memulai biar lebih akrab. “Tentu saja sayang. Siapa sih
yang enggak mau ama tubuh
sexy dan wajah yang manis
seperti ini. Emang Ida nggak
takut ketauan” kataku.
“Enggak donk. Orang disni sepi banget lagian anakku tidur di
kamarnya sendiri jadi ada apa-
apa di kamarku kan enggak
bakal ketauan” kata Ida
sambil mengedipkan mata.
“Oke deh. Kalau begitu aku pulang ke kostku dulu yaa”
kataku sambil berdiri. “Bentar.
Kuantar kamu pulang” kata
Mbak Ida sambil pergi
mengambil kuci mobilnya.
Begitulah sampai sekarang aku hampir tiap malam kerumah
Mbak Ida buat memuaskan
nafsu Mbak Ida yang lama
nggak tersalurkan. Akupun
sampai- sampai hampir nggak
sempat mengunjungi pacarku.


Tamat

[ back ][ home ]


Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter