watch sexy videos at nza-vids!
PPC : Earn $1.000 from this site

Korban Zaman

"Maa.. Mamaa.." Adi (16 tahun)
memanggil ibunya (Sri, 42 tahun)
yang memang sudah 2 hari
selalu di rumah, karena cuti
selama 12 hari kerja untuk
mengurus pernikahan kakak perempuan Adi yang bernama
Surti (22 tahun).
Ternyata ia tidak mendapat
jawaban, lalu terdengar langkah
orang berjalan mendekati diri
Adi, ternyata Sasma, pembatunya yang sudah bekerja
di rumah Adi sejak 4 tahun
yang lalu (waktu itu Adi berusia
12 tahun).
Bersamaan dengan meninggalnya
ayah Adi karena kecelakaan lalu lintas, Ibu Adi mengambil
keputusan untuk bekerja,
karena alasan untuk
mempertahankan kehidupan
keluarga dan membiayai sekolah
anak-anaknya. Sejak saat itu mereka tinggal hanya berempat
termasuk Sasma.
"Nyonya sedang tidur Den.., di
kamar atas.. Kata nyonya, kalo
Den Adi ada perlu bangunin aja.."
"Iya deh Bi.. nanti saya ke atas.."
Adi membuka sepatunya dan
melangkah ke lantai atas
rumahnya. Adi berniat mengetuk
pintu, tapi ia mengurungkan
niatnya karena dilihatnya bahwa pintu kamar ibunya tidak
tertutup dengan sempurna,
sehingga masih terdapat celah
yang cukup besar untuk melihat
keadaan di dalam kamar.
Adi mencoba mengintip ke dalam kamar, dan terdiam sesaat
karena melihat ibunya sedang
tertidur lelap dan roknya
tersingkap sampai ke perut.
Terlihat ibunya mengenakan
celana dalam yang terbuat dari nylon, dan terlihat sangat
menggairahkan. Adi memang
sudah biasa melihat
pemandangan seperti ini, bahkan
ia sering melihat ibunya bila
sedang ganti pakaian, dan Sri memang tidak memperdulikan
keberadaan anaknya pada saat
ia sedang dalam keadaan
setengah telanjang. Sri memang
berumur kepala empat, tetapi ia
sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan selalu
mengikuti latihan-latihan aerobic
di kantornya, jadi meskipun
sudah berumur, Sri masih
memiliki tubuh yang indah dan
sexy, itulah sebabnya Adi mengagumi ibunya.
Tetapi kali ini Adi merasakan
ada perasaan lain yang menjalar
di seluruh tubuhnya, ia
membuka pintu dengan perlahan
dan masuk dengan mengendap- endap, dengan harapan bahwa
kedatangannya tidak diketahui
oleh Sri. Mata Adi menatap
nanar ke arah selangkangan Sri,
terlihat dengan jelas gundukan
yang menyembul lembut di balik bahan nylon putih, dan terlihat
samar-samar bulu-bulu hitam
yang membuat Adi menelan
ludah.
Adi mencoba ingin menyentuh
paha mulus Sri, tapi sejenak ia mengurungkan niatnya, dan ia
sempat berpikir akibat
perbuatan yang akan
dilakukannya. Ia merasa takut
kalau-kalau nantinya Sri akan
marah dan menghukum dirinya, dan Adi berusaha menekan
nafsunya dengan berkata dalam
hati bahwa apa yang
dilakukannya adalah salah,
karena Sri adalah ibu
kandungnya. Adi tetap berdiri di sebelah tempat tidur dengan
pandangan matanya tidak lepas
dari tubuh Sri.
Entah setan apa yang
mempengaruhinya, Adi
mengulurkan tangannya dan mulai mengelus-elus paha Sri.
Pada saat elusan tangan Adi
hampir sampai ke pangkal paha
ternyata Sri terbangun dan
lagnsung menarik diri mengambil
posisi duduk di atas kasur sambil membereskan pakaiannya.
Adi terperanjat dan ketakutan
setengah mati, tapi apa mau
dikata, semuanya telah terjadi,
Adi terdiam menunggu apapun
yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu sudah pulang sekolah..?
Mama pikir siapa..," Sri menegur
Adi dengan nada yang sama
sekali tidak terlihat marah.
Mendengar nada bicara ibunya,
Adi yakin bahwa ibunya tidak marah kepadanya, Adi hanya
mengangguk menjawab
pertanyaan ibunya.
"Kamu sudah makan..?" tanya
Sri.
"Belon nih Ma.. Tapi Adi sudah jajan Mie Ayam disekolahan, jadi
masih kenyang..," jawab Adi
sambil mengambil posisi duduk di
pinggiran tempat tidur.
Adi duduk sambil memandang ke
arah dada Sri yang memang tidak memakai bra. Sri
menyadari bahwa anak sebaya
Adi memang sedang terobsesi
dengan lawan jenis.
Dengan tersenyum dan
mengusap pipi Adi, Sri berkata, "Kamu liat apa sih, ko sampe
bengong gitu..?"
"Ah nggak Ma.." jawab Adi grogi.
"Wajar ko, kalo seusia kamu
berbuat seperti itu, tapi jangan
ke Mama, soalnya Mama kan ibu kamu.."
"Adi kan cuma liat Ma.."
"Apa yang kamu liat..? Waktu
kecil kamu minum susu dari sini."
kata Sri sambil memegang tete
sebelah kiri dengan tangan kanannya.
"Kalo sekarang susunya masih
ada nggak Ma..?" Adi bertanya
dengan lugu dan manjanya.
"Ya.. enggak lah.."
"Boleh nggak Adi cobain nyusu lagi..? Kan Adi udah lupa
rasanya.."
"Ih.. kamu ini apa sih, udah gede
ko masih kolokan.."
"Ya Mama.. sebentar.. ajaa.. Ya
Ma.. Yaa..?" Sri berpikir sejenak sebelum
memberi keputusan, Sri memang
berpikir bahwa permintaan Adi
menyalahi aturan, tapi ia tidak
ingin mengecewakan Adi, toh
tidak ada salahnya kalau cuma sebentar pikir Sri.
Sri lalu mengangguk tanda
setuju dan membuka bagian
atas dasternya, dan
mengeluarkan payudaranya
sambil berkata, "Tapi kamu janji cuman sebentar yaa.."
Adi tersenyum dan mendekatkan
mulutnya ke arah puting susu
Sri.
Saat mulut Adi mengulum, Sri
merasakan seluruh tubuhnya bagai tersengat aliran listrik,
karena memang sudah empat
tahun ia tidak merasakan
bagian-bagian sensitif di
tubuhnya disentuh oleh laki-laki.
Adi bukan cuma mengulum, tetapi juga memainkan lidahnya
di sekitar puting susu Sri, Sri
menikmatinya untuk sesaat dan
dia berusaha mendorong Adi
yang mulai keasikan. Adi
menahan dorongan Sri dan tetap pada posisi mengulum
puting Sri.
"Adi.. cukup sayang.., udahan
yaa..!"
Adi tidak menjawab dan tetap
pada aksinya, malah Adi memberanikan diri menambah
aksinya dengan mengelus paha
ibunya. Sri mendorong Adi
dengan sekuat tenaga sampai
Adi terjatuh ke lantai. Sri
membalikkan badan dan tidur telungkup sambil membenamkan
wajahnya ke bantal. Adi berdiri
dan berjalan ke arah lain sisi
tempat tidur, dan duduk di
tepian tempat tidur. Kini posisi
Adi dan Sri saling membelakangi. Adi berusaha memecahkan
keheningan di dalam kamar itu
dengan bertanya, "Mama marah
sama Adi Ya..? Maafin Adi ya
Maa.. Adi janji nggak lagi-lagi
deh Ma.." "Mama nggak marah ko Di..
Mama cuma inget sama Papa,
dan Mama takut.. keterusan,
lagipula apa yang kita lakukan
tadi tidak dibenarkan."
Adi lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Sri
yang masih membelakanginya,
lalu Adi memeluk Sri dari
belakang sambil mencium pipi Sri.
"Adi sayang sama Mama dan
nggak mau Mama sedih karena inget sama Papa," sambil
berkata Adi nekat mencium
bagian belakang telinga Sri dan
tangannya mengelus buah
pantat Sri.
Kembali Sri terasa distrum dan membiarkan tangan Adi yang
meremas dan mengelus buah
pantatnya. Tanpa
sepengetahuan ibunya yang
memang menghadap
membelakangi Adi, Adi membuka resleuting celananya dan
mencopot celananya sampai
tinggal hanya celana dalam yang
tersisa. Adi kemudian
menyilangkan tangannya ke
depan dan meremas payudara Sri, sementara itu Adi
menempelkan barangnya yang
tampak menyembul ke belahan
pantat Sri yang masih
terbungkus CD. Sesaat kemudian
Adi membalikkan tubuh Sri hingga telentang dan
mengangkat daster Sri bagian
bawah sampai ke atas, dan Sri
hanya diam dan mengikuti
semua gerakan Adi.
Kini Sri hanya tinggal mengenakan CD, Adi membuka
pakaiannya dan keadaan Adi kini
pun tinggal hanya mengenakan
CD. Adi menindih tubuh Sri dan
menempelkan barangnya yang
masih terbungkus CD tepat di atas barang Sri yang juga masih
terbungkus CD. Adi kembali
mengulum puting susu Sri dan
terus menjilat sampai ke perut,
dan pada akhirnya sampai ke
bawah pusar Sri. Adi menarik CD Sri ke bawah, dan Sri pun
mengangkat pantatnya sehingga
memudahkan Adi dalam membuka
CD ibunya. Adi kembali menjilati
perut Sri yang akhirnya ke
paha dan mulai ke bagian sekitar pangkal paha.
Sri mendesah karenanya,
"Shhshh.. Ouhh Adi.. Jilatin
barang Mama sayang.. ouh..!"
Adi terus menjilat, dan akhirnya
Adi menjilati kemaluan Sri, "Adi.. enak sekali sayang.. oohh.."
Adi terus menjilati dengan
semangat, dan akhirnya Sri
sampai pada puncaknya.
"Adi.. Mama keluar.. sayaang..!"
Ternyata baik Sri maupun Adi sudah dirasuki nafsu yang
sangat mendalam, Sri menarik
tangan Adi pertanda ia ingin
merubah posisi. Ia membiarkan
Adi berbaring, sementara ia
duduk bersimpuh di tempat tidur dan menarik CD Adi sampai
terbuka. Lalu Sri mengulum
kepala kemaluan Adi.
"Ma.. enak Ma.. teruss Ma..
ouuhh.."
Mendengar Adi mendesah sedemikian rupa, nafsu Sri
kembali bangkit dan dia
mengambil posisi menduduki
barang Adi dan menuntunnya
masuk ke dalam vaginanya.
"Oooh.. Adi.. kenapa nggak dari dulu sayaang.. Mama kangen..
sekali pingin ngerasain seperti
ini.."
"Iya Ma.. ouhh.. enak Ma..
sshhsshh.."
Ternyata karena sudah lama tidak bersetubuh, Sri sangat
terobsesi dengan keadaan
dimana ia dan Adi sedang
menikmati permaianan sex,
sehingga ia tidak dapat
mempertahankan perasaannya dan sangat mudah sekali
mencapai orgasme.
"Adii.. mama keluar lagi
Adi..oouuhhgg.."
Adi mengambil inisiatif untuk
merubah posisi, ia membalikkan tubuh ibunya, dan kini posisi Adi
ada di atas tubuh ibunya. Adi
mengocok keluar masuk
kemaluannya dengan sangat
penuh perasaan karena ia tidak
ingin menyakiti ibunya. Karena kelembutan yang diberikan Adi,
Sri kembali terangsang dan
menggoyangkan pantatnya.
"Sshhss.. Adii.. kamu kuat sekali..
persis seperti Papamu.. ouuhhgg..
terus sayang.. shhgg..!" Adi melepaskan kemaluanya, dan
menarik tangan Sri untuk
mengambil posisi menungging. Sri
mengikutinya, kini mereka dalam
posisi doggy style. Adi
memasukkan kembali kemaluannya dan memompanya
maju mundur. Sambil
menggoyangkan maju mundur,
Adi memasukkan ibu jari
kanannya ke mulut, dan
membasahkannya dengan ludah. Setelah basah, Adi memasukkan
ibu jarinya ke dubur Sri.
"Adi.. auw.. ngapain kamu..
ouhhgg.."
"Tapi enak kan Ma.. shh.."
"Iya sayang.. ouughh..!" Adi membenamkan semua ibu
jarinya ke dubur Sri, Sri
menggelinjang keenakan, semua
lubang yang ada di
selangkangannya sekarang
terisi. Ia merasakan disetubuhi oleh dua orang.
"Adii.. ough.. Adi.. Mama mo
keluar lagi sayang.."
"Kita bareng ya Ma.., Adi juga
mau sampe.. oouughh..! Adi
keluar Maa.." Sri menggoyangkan pantatnya
dengan cepat, dan terasa ada
cairan hangat yang menyembur
di dalam tubuhnya.
"Mama keluar juga sayang.."
Dan akhirnya mereka berdua terkulai lemas, Adi mencium
kening Sri dan berkata, "Adi
sayaang deh sama Mama.."
Sri hanya tersenyum karena
masih terbayang kenikmatan
yang baru saja ia rasakan. "Boleh nggak kalo kapan-kapan
kita begini lagi..?" tanya Adi
sambil memelas.
Sri mengangguk dan berkata,
"Boleh sayang.. kapan pun kamu
mau, kamu tinggal bilang, tapi janji jangan sampai orang lain
tau."
Demikianlah semenjak kejadian
itu Adi dan Sri sering
melakukannya setiap ada
kesempatan. Nantikan cerita selanjutnya yang pasti akan
lebih seru, karena Surti kakak
Adi dan pembantunya Sasma
turut ikut serta dalam skandal
dalam keluarga itu, dan juga
suami Surti kelak.


Tamat

[ back ][ home ]


Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter