Setiba malam di rumah nenek
aku sangat senang karena
suasana daerah yang berbeda,
malam itu aku di sambut
dengan
nenek dan kakak sepupu ku, tapi kulihat kakak irma banyak
perubahan, dia agak lesu dan
kusut seprti orang kurang
percaya diri, melihat laki-laki,
yang ku tahu dia sudah
bercerai 1 thn lebih, ketika lulus
kuliah memang dia langsung
kimpoi, tapi penyebab dia
bercerai aku masi ragu, tapi
semua hanya ku pendam dalam
hati ku, semua adalah keperibadian dia, aku
menangapai dengan santai
sebab liburan naik kelas dua ini
aku hanya mau istirahat,
kakak
rima mengajar di slah satu smp swasta di kota tersebut,
memang umurnya masi sekitar
28 tahun, dia sebenarnya
cantik dan seksi karena dia
memeliki
beban metal jadi bawa diri itu yang membuat seperti itu.
Malam itu kami becerita namun
kakak irma menatap ku
seperti
benci dengan lak-laki, bima..,
iya nek.. sini nonton sama kami,
ketika aku nonton suara tv
agak keras sedikit, nenek pun
sudah kurang pendengarnya,
tak lama aku menonton kakak
rima bergegas ke kamar, rima kamu mau ke mana, aku mau
tidur nek, besok ada penerima
siswa baru, aku musti ke
sekolah, selama dua hari aku
di
perlaku sekilas saja, rupanya siang itu setelah aku dan
nenek
merapaikan perkarang dan
taman nenek, aku msuk dan
minum, nenek duduk di meja
makan sambil melepaskan sarung
tangan, bima ambilkan nenek
gelas, iya nek.., bima aku mau
cerita tentang kakak mu si
rima, kak rima itu adalah sama
dengan kamu, sama2 cucu nenek, cuman dia dari suami
nenek pertama, anak nenek
dari suamai pertama ada 5
dan
setelah kakek rima meninggal,
nenek menikah lagi sekitar 3 tahun kemudian dengan
sahabat perang kakek rima,
dan memeliki
anak a jadi ibumu itu anak ke
8, ibu mu dengan ibu rima dulu
akrab ibu rima yang paling sayang ama ibu mu, kemana
aja
di gendong, oh ditu ya nek,
rima itu cucu nenek
perempuan
ke dua, kamu cucu pertama laki2 dari kakek mu maka dari
itu aku memawa dia kesini
untuk menemani aku, setelah
bercerai, sunguh sedih nasib
dia, aku sayang sekalian
dengan irma, kok bisa bercerai, iya dia
sudah menikah 3 tahun tp
tidak
memeiliki keturan, ketika dia
cek
kedokter, dia di fonis mandul dan ganguan rahim, tanpa pikir
panjang aku lngsung membawa
dia, dia hampir gila karena ini
semua, dan lakinya langsung
menceraikan, di sinilah nenek
meyakinkan dia, untuk tetap mengerti dan menerima semua,
bima tapi kau cukup tau saja
ya, jangan sampai dia tau,
kasihan dia. seandainya ada
yang bisa bikin
dia semangat pasti rumah ini tidak sepi, aku ingin rumah ini
ceria dan ramai, kok gitu nek,
setiap ada acara keluarga dia
selalu memelih untuk di rumah.
Aku jadi sedih, tapi itu pula
kemau dia, ya aku diama saja, tak lama bercerita, kakak rima
pulang, eh rima sudah pulang
kamu, iya nenek sekolah kami
sekarang ini banyak menerima
anak baru, hampir 7 kelas
unutk tahun ini, cukup lumayan untuk peningkatan sekolah
kami,
nek.. aku mau minta pendapat,
3 minggu lagi aku mau di tes
menjadi wakil kepala sekolah..
gimana nek.., wah bagus tuh, nek aku kekamar dulu ya, nah
bim.. kamu lihat itu saja
kerjanya, bicara sebentar
langsung kekamar, jadi tak
bisa
berharap besar, ya sudah lah nek, nenek langsung menuju
kamarnya, aku berniat mandi
tak sengaja kulihat dia dari
celah pintu yang sedikit
terbuka
sedang menyisir, kakak rima memang masih cantik, hey
ngapai kamu…, aku langsung
terbengon, ah ngak kakak,
aku
mau mandi kok, ya udah sana
mandi, aku langsung menuju kamar mandi dan
membayangkan kakak rina,
bima kamu dimana, mandi nek,
cepet
ya nenek ada perlu, aku
langsung menyelesaikan mandi dan berpakaian langsung
menuju
ke kamar nenek, apa nek,
tolong kamu belikan obat
nenek di apotik, iya nek.. eh
ongkosnya nek, pake motor kakak rima aja, iya nek, aku
langsung menuju kamarnya,
kakak aku boleh pake motor,
mau kemana kamu, aku di
suruh nenek beli obat, dia
mebuka pintu langsung meberikan
kunci,
hati kamu pake barang aku
ya,
oke bos, apa kamu bilang bim..,
iya kakak ku yang cantik dia tersenyum hanya 0,001
persen, oh sunguh berat hidup
ini, susah
mencari senyum. Malam itu
kami
ngumpul di ruang tv dia mulai berbicara, walaupun hanya
beberapa kata, rima.., iya nek.
besok aku mau ada acara di
gedung darma wanti ada
arisan
veteran, aku minta di antar bima, boleh pake motor kamu
jam 1 mungkin, tapi nek, iya
nenek ngerti kamu butuh, tapi
nenek tadi telepon papa kamu
ngak bisa, jadi karena ada
bima ya nenek minta tolong saja,
gini
aja kamu pagi di antar ama
bima nanti siang pulang di
jemput, nenek jam 6 udah
pulang kok paling diantar ama bu bondan, iya kalau gitu. Pagi
menjelang aku di Bangui oleh
nenek, bima kamu bangun
kamu
digigitin nyamuk tak terasa
gimana sih kamu, aku langsung mengantar kakak rima
kesekolahnya, selama di
perjalan
dia tidak ada bicara 1 kata
pun
kulihat dekat sekolahnya, ada polisi tidur pura meleng sedikit,
aduh.. bima pelan dong, terasa
buah dadanya tersentak, eh
maaf kak…, bima masi ngantuk,
sesampai depan sekolah dia
langsung mewanti-wanti aku , kamu bawa nenek pelan ya,
oke
kakak yang cantik, apa sih
kamu, aku langsung pulang dan
ku bayangkan dia mulai
bebicara walau hanya sepatah dan
wajahnya yang cantik, siang
itu
ketika aku hendak mengatar
nenek hari mulai gelap, telepon
rumah berbunyai, aku kembali mebuka pintu dan mengangkat
tlp. Halo bima..
Iya ini sapa..
Kak rima.. apa kamu belum
berangkat baru aja mau jalan,
Ya udah cepat antar hari mau hujan terus jemput aku ya,
Oke kakak ku, Aku mengantar
nenek dan
langsung menuju sekolah kakak
rima, ku rasakan hari mulai
gerimis, aku langsunng melaju dengan motornya, kulihat dia
menunggu di depan gerbang,
aku langsung pulang, baru 500
mtr hujan mulai turun lama
mulai lebat baju ku basah,
begitu juga kakak rima, bima terus langsung pulang aja, ya
kakak, dia memegang pingang
ku, pelan sedikit bima, iya kak,
kami sampai di rumah, kakak
rima membuka gerbang dan
menunggu motor di masukan, aku langsung menuju teras
rumah dia menutup gerbang
dan menuju ku, mana kunci
rumah,
kulihat baju basah dan buah
dadanya yang besar berceplak sehingga terlihat model bentuk
Bhnya, kami langsung masuk,
dia
langsung menuju kamar dan
mengambil handuk, ketika itu
aku juga ingin mebilas badan ku
jadi aku hanya mengunakan
handuk karena baju sudah
basah kuyup, ketika hendak
lewat kakak rima berlari kecil
di depan ku dari kamar mandi. entah setan dari mana aku
langsunng masuk kekamarnya
da memeluknya, bima.. apaan
kamu, plak.., aku semangkin
memeluk dia semangkin
berontak, dan mencium bibirnya, dia berusaha
berontak, aku
terus mencari bibirnya,
sehingga
handuk agak tersisi dan buah
dadanya terlihat, aku langsung meremasnya, bima kamu gila,
aku gila dengan mu kak, aku
langsung membuka handuk ku,
batang ku mulai tegang dan
menyetuh pahanya, dan
menyedarkan kakak rima ke diding, bima apa apaan sih
kamu, batangku semangkin
tegang aku berusa membuka
handuknya, dia sdikit menahan,
tapi lama terlepas, dan aku
mecium bibirnya dia masih berontak, lama aku semangkin
nafsu, bima sudah.. jangan kau
lakukan, aku menusuk pelan
batangku , lalu ku rengangkan
kakinya dangan kaki ku,
tangan ku mulai meraba buah
dadanya,
dia semangkin berusa
berontak,
aku mulai measukan batang ku
ke vaginanya, bima jangan, bima
sudah perbuat gila mu, aku
terus measukan batang ku,
bima… jangan, lama batangku
semangkin dalam masuk, di
mencoba mendorong tubuh ku, aku semangkin mengila..
menyodok batangku, kak rima,
bima tau semua tentang mu,
biar bima senengin kamu, kamu
gila bim.., batang ku semangkin
amblas, dia merasakan, dan mulai lemas karena ku pasak
menempel di dinding, aku
semangkin mengoyangkan
pantat ku, walaupu dia agak
shok tapi dia merasakan
batangku, keluar masuk, bima sudah, kak aku mengerti kamu
butuh biologis mu terpenuhi,
kamu gila bima.., dia terus
menhan badanku, aku
semangkin
mengenjot lebih cepat sehingga dia terus menikmati, sudah
lebih dari 12 menit, batang ku
mulai
mencapai kelimax, ach..ach..
crot
air mani ku kutambak di dalam, dia menolak tubuh ku dan
berbaring di kasur, aku
langsung mencium keningnya.
aku keluar dengan rasa puas,
dia lalu mengunci kamar, dan
keluar lagi ketika nenek pulang kulihat dia benar marah, dia
tidak pernah mau melawan
nenek apa yang di bilang pasti
di turuti walau hatinya malas.
Rima.. makan yuk, kami makan
dia benar2 diam seribu bahasa, setelah itu, lalu dia kembali ke
kamar, nenek menuju
kamarnya
kamu kok lain ama bima, aku
benci dia, dia bawa motor
ugal- ugalan, ya sudah jangna
marah,
suruh dia pulang aku benci dia
nek, ah kamu rim masa gitu
aja
marah kalian kan kakak adik.. jangan saling membenci lah,
apa yang harus nenek
perbuat, aku
mendengar apa yang di bilang
kak rima, kenapa dia tidak
mengadu perbuatku, nenek pun
keluar, aku dan nenek nonton
tv, bima nenek ngantuk
rasanya caoek sekali hari ini,
nenek
langsung masuk kamar, tak lama
keluar lagi, rima sini nenek
mau
bicara, bima sini kamu.., kak
rima
keluar dari kamr, sini kalian duduk, kalian kenapa, ah ngak
apa kok nek jawab aku, benar
ngak ada masalah, rima kamu
tuh berubah dikit, aku benci
lihat dia nek, gini supaya kalian
akrab kalian ku suruh tidur bersama bima kamu pake
kasur mu tidur kamar kak
rima di
bawah, apa nek.. rima ngak
mau, bima terserah nenek, ya
udah rima ini adik mu juga kan,
kalau kalian saling membenci
akan abis rasa saudara kita,
ya udah nenek mau tidur, kak
rima
langsung menuju kamar, tapi kamar tidak di kunci, tak lama
aku masuk dan mengelar kasur
di bawah.
aku berbaring, aku langsung
mencoba memanggil tapi dia
tak menjawab, lalu aku naik
tempat
tidurnya, ka.. ka.. maaf bima
ya,
ka rima mengangis, kau jahat
bima aku benci, aku langsung tak bisa berbuat apa lagi, kau
tau apa yang tadi siang kau
perbuat, kau telah
menghancur
apa yang telah hancur dalam
diri ku, sambil terseduk, aku minta maaf kak, bima
seharusnya tak kau lakukan
perbuatan bejat itu, aku
manusia yang hina dan di
campakan suami ku, memang
aku tak bisa memberikan keturan pada suami ku, adalah
hal yang pahit buat ku, semua
naluri ku terhadap keinginan
untuk biolgis ku pun sudah ku
pendam namun kau datang
dengan menghina ku, seperti ini
bim, aku benci kamu bim, kak
aku minta maaf.. ka, maaf
tidak
pernah mebuatku senang aku
masih terpukul dengan ini semua, aku bergegas keluar,
bima kamu benar2 jahat, kak
rima berdiri, aku sudah hancur,
dan sekang kau mangkin
hancurkan diri ku, ketika aku
mencapai pintu, dia menampar ku, plak.. kau memang kurang
ajar, air mata semangkin deras
mengalir, aku terdiam di
depannya dan tidak bisa
berbuat apa lagi, dia mengunci
pintu, bima apa mau sekarang, kak maafkan aku, plak..aku
pun
di tamper lagi.., dan menunduk,
nih pisau kau bunuh saja aku,
gila kamu kak, ayo bunuh biar
nafsu puas, dia membuka tali dasternya sehingga jatuh
bajunya, apa aku mau perkosa
aku lagi ayo, air mata yang
semangkin bercucuran,
membuat ku lemas, ayo bim..
sandarkan aku ke dinding, sambil
membuka
BH dan CDnya, nih teteku isap,
ayo bim…, kak maafkan aku,
aku langsung menarik bajunya
dan menutup tubuhnya. ka rima.. aku benar kilaf aku..
ngak sengaja, kau bener ngak
ngerti perasan ku bima, aku
tinggal di rumah ini untuk
menutupi aib ku dari semua ini,
kak maaf kan aku, aku langsung memeluknya, dan
melemparkan
pisau dari tangannya, dia
langsung memeluk ku, dan
tetap
menangis, aku sudah tidak punya arti bim, kenapa kau
lakukan ini semau, kak.. aku
minta maaf.. maafin aku ya, dia
tidak menjawab, aku langsung
menunutn ke tempat tidur dan
mendudukan, aku langsung keluar dan mengambil air putih,
kak minum dulu, nih, setelah
minum aku meletakan gelas
dan
menuju kamar mandi aku
berpikir ah malam ini dia pasti pengen lagi, aku langusung
melepaskan CD ku dan hanya
mengunakan celana saja, aku
kembali dia masi duduk di
kasur
dan sambil menangis, lalu aku mengunci kamar, aku
membarikan tubuhnya dan
mengakat kakinya, aku duduk
di
sampingnya, tanapa perintah
aku langsung merbahkan badan
ku di sampingnya dan
menghadap dia, dia masi
menangis, kak suadah jangan
nangis dong, dia masi terdiam,
lama dia membaliakan tubuhnya dan aku dibelakangi, kak masih
marah ya, aku meraba
pinggannya, kak rina meraih
tangan ku, aku menempelkan
tubuhku tubuhnya, kak.. jawab
dong, dia malah terus mengemgam tangan ku. dia
membalikan badan kini kami
berhadapan, aku membuka
baju
ku, dan mencium bibirnya, dia
tidak membalas namun hanya terdiam, aku membuka baju dia
tetap diam, aku membuka
celana ku, kami sudah
telanjang,
kak rima tetap diam, aku mulai
mengakang kaki, dia tak memolak dan tetap diam, aku
mulai memeluk tubuhnya dari
atas, dan memcium bibirnya dia
tetap tak membalas, ketika
aku
memasukan batangku, kak rima
terus memandangku, aku mulai
menusuknya, lama dia
merasakan batang ku, ehm..
ehm.. ehmm.. sambil mengigit
bibirnya, ehm..ehmm.. ehmm.. ehh..
eh.. ehh.. eehh.. ehh.. eh.. eh..,
kulihat dia mulai memejamkan
matanya, eh.. eh.. eh.. ehm..
ehmm.. ehm.. eh.. ehm.. ehm..
eh.. ehmm.. aku mencium bibir dan
ka rima baru membuka sedikit
demi
sedikit aku bisa memasukan
lidah ku dalam mulutnya, aku
terus megoyang pantatku naik turun, ku rasakan vagina mulai
licin, ehm..ahm.. ahm.. ah.. ah,
vagina yang mulai memanas
dan
mulai menyodot batang ku, ah..
ah… a… ah.. ehm em.. dia terus memegang kain seperai dan
lama menarinya, eh.. ehm.. eh..
ehmm… lama2 tubuhnya mulai
gementar seakan mulai
merasakan kenikmatan yang
telah hilang, eh.. ehm.. em.. eh.. em.. eh.. eh.. eh.. eh.. aku
semangkin menikmati, nafas
kak
rima semangkin kencang,
eh.eh..eh. eh.. eh.. eh..eh
ehm..eh.. eh. Eh..eh.. eh.. eh.. dia mulai
melemparkan kepala kekanan
dan kiri, ha.. ha. Ha.. ha..ha.. ha..
aku mencium lagi, ka.. kak
rima,
di menatap ku, seperti pandang yang bahagia,
kak..aku udah
mau keluar.., dia masih diam,
lama batang ku semangkin
mengeras.. dan vagina dia
seperti mengigit batang ku, tubuh ka rima seperti
tersentak-sentak.. ah.. ahh…
ahh.. acchh.. ahh..bima, aku
mulai
mencapainya, kak.. ach ach..
ach.. crot.. crot kutembak kan air
mani ku, di dalam vaginanya
dan
dia hanya terdiam, aku
berhenti sejenak, ketika aku
hendak mencabut batang ku, tangan
kiri menahan pantatku, bim..
biarkan di dalam, aku langsung
memeluknya, betigu juga Dia
memeluku.
Aku melepaskan pelukan darinya, dan aku berbaring di
sebelahnya, tak lama kak rima
menetaskan air matanya, kak..
kakak marah dengan ku, dia
malah mebelai wajah ku
dengan sedikit senyum, kak aku di
bawahya, aku berdiri dan
menyelimuti dia, dia masih
menatap ku, aku mula
berbaring, tak berapa lam dia
menarik tangan ku, untuk bermaksud agar aku tidur
dekatnya, kak rima nengakat
selimuat, sini.. aja ya, dia
memandang kulagi, ka.. kakak
kok ngak ada bicara, tangan
karima meraih tangan ku agar aku bisa memeluknya, bima..
kenapa ini terjadi ama kita, air
mata pun mentes, sudah lah
kakak.. aku tak tau ini bisa
begini.. kak apa kakak
membenci ku, aku tidak bisa membenci
mu bim, aku sudah tak tau
musti
berbuat apa, kulihat sudah jam
masih jam 9, aku masi ingin
main, aku medekap tubuhnya dan kepala ku ada dibawah
dagunya, selangan berapa
lama, kak rima mencium
keningku,
ketika aku hendak meraba
vaginanya yang berbulu lebat dia menarik tangan ku, bima
jangan.., aku diam saja, aku
ingin di peluk bim. Aku
memeluknya, dan mencium
bibirnya, kini dia mencoba
membalas bibir ku, lama2 batang
ku bangun lagi , kak.., iya bim..,
aku langsung menidihnya lagi,
dan memasukan batang ku,
eh.. eh.. ehmm. Eh.. ehh. Eh.. eh..
emm.. em.., goyang semangkin cepat, ah… ahh.. ahh.. ahh..
ahh… ah.. ahh.. aahh.. aa… a..
ahh.. bima.. ahh.. aa.. ahh.. aahh.
Ahh. Aa.. bima.. aauhh… auhh..
tangan mengemgam lengan ku,
bima… ahh.. vagina semangkin lama semangkin licin, aau..
auu…
au.. auu.. au.. aahh.. aahh..
aahh..
aku mencium bibirnya, kini dia
membalsanyan, sambil mengoyang dia masih
menikmati
bibirku, aku melepaskan
bibirnya, dan terus
mengoyangnya, bima.. aah.. aa…
aaahh.. aa.. aaahh.. bima.. bima… ah.. nafasnya semangkin cepat,
he…he..he.. hem..hem.. he..
he..he..
he.. hm.. hm..hm..hm.. he..he..hm…
hm.. he.. bimaa… ha.. ha..
ah..ah..aaa… ahh.. aa.. aaa… aahh.. kakak rima udah
mencapai puncak nya, kami
sudah berkeringat, badan dia
bergetar dan seakan
berontak,
ah.. ach..achh.. bimaa.. ach..ach… achh.. semangkin lama2
badannya semangkin kuat
untuk
berontak seperti tak tahan,
bimaa.. achh.. achh.. hampir 10
aku terus mengoyang, vagina semangkin panas dan
menyempit, bimaa.. ach..auchh..
auchh.. bimaaa…, rasanya
kepala
batangku seperti ada yang
mengigit dan membuat ngilu, ini bener seperti bermain tanpa
beban aku bisa menikmati,
bimaa.. aku ngak sangup lagi,
iya
sedikit lagi.. aku udah mau
keluar..acchh..achh… achh.. ka.. kakak achh… achh.. bimaa..
aaucchh.. crot..crot…crot.. air
mani ku menembang
sebebasnya, aku langsung
terkapar di sebelahnya. Kakak
rima mebalikan tubuhnya dan memebelaki aku, sambil
meraih tangan ku, Bima peluk
aku dan jangan kau lepas
sampai aku tertidur, kakak
jangan menagis ya, kak apa
kau akan pergi esok ke acara keluarga, aku tidak akan bim..
aku malu dengan semuanya,
kak
kau malu karena kepercayaan
diri mu sudah hilang, lihat
besok saja bim, aku di samping mu
selama aku disini. Aku yang
akan
membangkitkan gairah mu kak,
terserah kau bima, sudah
jangan di bahasa, aku ingin menikmati tubuhku di pelukan
mu adik ku. Aku mebalikan
tubuhnya dan kami
berhadapan,
batangku berdiri lagi kuraih
tangan untuk memegang batangku, bima.., iya kakak..
penganglah, aku sambil ku
tuntun tangannya unutuk
mengocok batang ku, dia
lama2
mengocok pelan2 hingga air mani ku keluar di tangannya,
bima.. kamu, maafkan aku kak..
aku hanya ingin melihat
tersenyum mu sampai kapan
pun, aku langsung memeluknya
dan mengepit pahanya, lama2 dia tertidur dalam pelukkan ku
hingga pagi. Sebelum nenek
bangun rupanya
dia sudah bangun, bima bangun
udah pagi.. pakai baju mu nanti
nenek tau apa terjadi kita malah bermasalah, dan terus
tidur di bawah gih, kakak rima
memeakai bajunya dan mebuka
kunci pintu biar ngak jadi
masalh. Apa yang dibilangnya
benar, sekitar 1 jam kemudian nenek memangil ku, bima..
bima..
iya nek, udah jam 7 kamu
masih tidur, mana kakak mu, di
kamar
nek tidur, panggil dia, aku memanggilnya dengan cium
pipinya, nenek mangil tuh..,
rima
kamu nanti ikut ngak, aku
malas
nek, loh gimana sih udah 8 bulan kamu tidak pernah
datang, ya sudah terserah
kamu lah rima, nek.. nenek kan
tau, iya kamu bisa sama bima
ngobrol dan pasti ayah mu
akan bertanya, liat nanti lah, dia
masuk kamar, nek biar bima
yang atur ya.., coba lah bima,
aku bicara sama dia, bima..
bima..
iya nek, tolong kamu kepasar, nenek mau bawa lauk buat
acara nanti, tolong belikan
barang ini yang sudah nenek
catat, aku langsung cuci muka
dan pergi kepasar, dekat
rumah nenek naik motor kak rima,
setelah belanja aku melihat
salon tak berapa jauh dari
pasar sudah buka, ini ide aku,
unutk membuat dia cantik. Aku
langsung menuju rumah setelah itu nenek masak,
hingga
selelsai, kulihat udah jam 9
lewat, nenek udah mau mandi,
bima kamu temenin nenek ya,
nek aku bisa ngajak kak rima ke acara itu, gimana ya udah
nenek mandi aja, aku mau
bawa
dia pergi sebentar, nanti
nenek
ku antar dan dia ku bawa, iya deh bim terserah kamu, aku
langsung menuju kamarnya,
kulihat dia sedang menyisir dan
belum mandi, kakak.., apa
bima..,
kak percaya ama bima, kenapa bima.., kakak percaya dengan
ku, ada apa bim.. kamu kenapa
bima, kakak harus pergi ke
acara itu, bima kau lihat aku
bima, jangan aku makin sakit
hati, oke aku ngerti tapi sekarang ikut aku dan danti
baju kakak, aku belum mandi
bim, aku mengajak kakak saat
ini tidak ke acara tapi ke
tempat lain dulu, baru ke
acara itu, tapi bima sudah percaya
ama bima ya sekali aja, kami
berangkat ke salon, sesampai
di
sana aku menyuruh salah satu
pegawai memotong rambutnya sedikit dan membersihkan
wajahnya, agar kelihatan
cantik. lalu ku tinggal dia dan
aku
pulang untuk mengantar nenek
ke acara itu, bima kamu dari mana, kak rima mana, nek dia
di
salon.. aku mau membuat dia
percaya diri lagi, bener itu
bima.., iya nanti nenek liat aja,
aku langsung mengantar nenek dan menjemput nya, sesampai
di
rumah kami hanya berberdua.
Dia terus memandang
wajahnya
yang berubah, aku melihat dari pintu, bima apa ini aku, iya
kak.., iya bima ini aku.., aku
memeluknya dari belakang, lalu
ku buka pakainnya, kak ada
satu lagi. Sini ikut aku, aku
menuju kamar mandi dan mengambil pisau cukur dan
gunting, aku langsung
meberiskan ketiaknya dan
jembutnya, begitu aku
mencukur
jembut ku, kami langsung mandi,
dan kembali kekamar, kakak
kita pergi ya, iya bima, aku
memeluk dari belakang, dalam
keadaan telanjang. Aku
mencuim lehernya sambil meraba buah
dada yang berukuran 38B dan
memainkan putingnya yang
berwarna coklat, ih bima geli
ah,
aku langsung mebalikan badanya, kakak rima sekarang
kamu cantik tubuh nu masih
mulus dan buah dada mu masih
indah, lihat diri mu, bima
makasih ya, aku mencium
bibirnya dia membalasnya, dan melepaskan, udah ah.. katanya
mau pergi, dia memeluku
sekejap dan mencium pipi ku,
makasi ya bima, aku mengatur
pakaian dia semua, kulihat dia
memang cantik. Sesamapai di sana, nenek
terkejut melihat kak rima,
langsung memeluknya dan
memegang pipi ku, bima kamu
hebat bisa membuat kakak mu
tersenyum, tak lama papanya datang bersama ibu kakak
rima,
ini anak si yanti yang dari
Jakarta itu kan, iya bude..,
kakak rima duduk dan
membelakangi mereka, mama kakak rima tau pasti dia tidak
mau ikut, bu si rima mana dia
ngak ikut lagi, nenek malah
tersenyum, ngak dia ngak ikut,
sambil tersenyum, kakak rima
berdiri dan memandang mereka berdua, tuh rima anak mu
(sapa nenek), ma.. pah.. apa
kabar,
rima.. kamu itu nak, iya bu..,
kamu cantik sekali, papa rima
terbenngon melihat anaknya, hai
bima apa yang kau perbuat
ama
kakak mu, ku paksa ke salon
terus ku tarik ke seni, hebat
kamu bima, kami semua tidak bisa melakukan kamu bisa, kak
rima tersenyum dan memang
tangan ku, iya pah dia yang
membuat ku seperti ini, tak
lama aku di panggil ama papa
kaka rima kami bicara penting di
belakang, bima.. kamu hebat..
oh
ya gimana sekolah mu, ya baik
om, kami semua udah putus
asa dengan kakak mu, satu
caranya om berikan kasih
sayang dan
perhatian serta berusaha lah
berkomunikasi, dia keras tapi
aku berusaha komunikasi dengan dia walau pun dia
kadang2 malas, namun aku
selalu meminta maaf pada dia
selama beberapa hari ini jadi
dia
mau mengerti semua. Dan meyakinkan dia om masih
ada yang menyangi dia itu
yang
ku bilang, bener kamu…, kamu
seperti ibu mu cukup dewasa,
makasi om.., om ada usul, apa om, kamu mau tolong om, apa
om, kamu tinggal bareng
mereka mau, ya sekolah aku
gimana, kamu di Jakarta
sekolah
apa, aku stm swasta, oke om yang nangung asal kamu mau
pindah, gimana ya om, semua
om yang kasih asal mereka
bahagia, nenek mu juga ada
yang jaga kalau ada kamu,
aku pikirin gimana dan aku Tanya
mama ku di Jakarta. Oke
besok
aku bilang ke orang tua mu
juga dari kantor, baik om..,
acara hampir selesai semua memperhatikan kakak rima dan
aku memeprhatikan dia dari
jauh, lalu dia memeprhatikan
sambil tersenyum. Tak lama
nenek sakitnya kambuh karena
kecapean, kai semua panic untuk anak nenek ada dokter
langsung membawa kerumah
sakit. Acara pun bubar aku
pulang bersama kakak rima,
ketika di jalan di memeluk ku,
bima ke mal aku sudah lama tidak kesana, iya kakak..,
sesamapi di sana setelah
belanja
baju tidur, kami pun muter2
ada
sosok mata laki2 bersama wanita memandang dengan
tegas, kakak ada yang kita,
iya
bim dialah suami ku, kak rima
sengaja melewati di depannya,
hai yanto apa kabar.., hai ri..rima.., ini anak mu.. i..iya.., oh
lucu juga.. sayang aku ngak
bisa
memberikan keturunan.. sudah
ya aku mau beli celana buat
sepupu ku.. salam dengan istri aku tau dia sahabtku itu dulu..
sekarang aku sudah tidak
kenal… mari to. Kami langsung
mencari celana buat ku, dan
mencari makanan buat bawa
pulang, bima.. aku seakan puas hari ini seperti kehilangan
beban, aku tau kakak
menyapa suami kakak tadi
ngak..,
spertinya terlampiaskan
semua.., kami langsung pulang dan
sesampai di rumah sudah jam
7,
aku langsung mencoba celana
baru ku, gimana kak.. bagus..
aku mandi dulu ya, iya kak, dia sudah malu lagi terhadap ku,
kakak rima langsung masuk
kamar, ketika aku melepas
celana, kakak rima di depan
pintu,
memperhatikan ku.., aku mengerti maksudnya, aku
langsung menuju kekamar dia
pun masuk kamar dan
menunuggu ku, kak.., iya bima..,
aku langsung melepaskan
kancing bajunya, dia pun membuka kaos ku, kami sudah
telanjang bulat sambil berdiri,
bima.. kamu yang mebuat ku
menjadi seperti ini lagi, aku
bahagia bima, iya kakak bima
hanya ingin kakak tersenyum.., dia mengecup pipi ku, makasi
ya
bima, aku serahkan semuanya
untuk mu, aku merebahkan
tubuhnya di kasur.., dia
langsung mengangkang, dan langsung ku
masukan batang ku, ah..a.. ah..
aa.. aa.. aku mulai mengoyang
hinga kurasakan batang ku
mulai panas, aah.. ah.. aahh..
aahh.. aahh.. aahh.. aaa… aaa.. aa.. aaa.. aahh.. bimaa..auhh..
auhh..auhh.. bimaa..auu..
auuu..uhh… uhh.. uhh…uhh..
uhh..
uuuhhh.. uhh.. vagina mulai
basah.. ach.. bima..ahh.. aa.. aa.. auuhh.. bima ach.. aaaa.. aaa..
aa…. Nafas mulai terasa.. aa..
bima.. ha..ha..ha… ha… ha..
semangkin pajang nafas dia..
ha..
ha.. ha.. ha.. ha.. bima.. aku sudah
tak kuat.. badan dia semangkin
bergetar.. dan berontak
seakan dia mencapai kelimax..
haahh..achh..ahcchh.. bimaaa..
ahh.. ahh.. aahhaa.. aa..aahh… aaahh… bimaaa.. aa… auuu…
uhhff.. uhf.. uhf… aachh…
achh…
tubuh kami sudah berkeringat,
aku semangkin tak kuat
menahan gejolak ini, semua aku
mulai terasa mau keluar
hampir
10 menit aku diatas, kak rima..
aahh.. iya bima.. aahh.. aahh..
sudah aahh.. aahhaa.. bimaa.. aahh.. aa… aa…. Iya ka.. bima
mau keluar.. cepat bimaa..
kakak
udah ngak kuat.. aacchh
kak..bima..ahh..kak achh.. aah..
achh.. crot . crot..aku langsung menembak di dalam lagi,
bima…., iya kakak ku, makasih
ya dik..,
rasanya aku sayang ama mu
bima sekarang, kakak apa
kakak udah melepas semua permasalah hidup kakak, kau
yang melepaskan beban ku
bim, udah bim.. mandi yuk, kami
langsung menuju kamar mandi ,
di kamar mandi aku langsung
menghajar lagi tanpa pamit, dia
cukup senang. selasai mandi
kami langsung
makan dia kembali kekamar
lalu
dia keluar dengan kimono dari kain sutra yang di beli tadi, ih
cantik bener, ahh… malu ah..,
sini deket bima duduk sini
sambil nonton, dia jalan seperti
anak
yang di ejek jadi malu, apa sih bima ini, sini.. aku menarik
tangannya, kami duduk sambil
menonton tuh kakak di tv.. itu
happy salma, lalu ku ajak dia
duduk dibawa sambil ku suruh
dia tiduran depan ku, kak sini depan bima sambil tiduran, ah
bima.., iya sini aja.. dia mau apa
yang kusuruh, lalu tangan ku
yang memegang lengannya,
langsung di tariknya ke buah
dadanya, bima.., iya apa.., bima…
kamu sekolah disini aja ya..,
kak..
tadi papa kakak suruh aku
begitu, aku suruh sekolah di
sini, iya bima mau kan.. kakak maunya bima ama kakak di
sini,
nanti kita nikah juga kak.., ih
kamu kok udah ke situ
pikirannya, bima kamu tidak
boleh menikah dengan ku.. kamu
musti punya anak, seandainya
istri mu seperti aku lebih baik
kamu mengadopsi anak, loh
kakak kenapa ngak mau, suami
ku yang tidak mau.. aku mau kok, iya nanti ku bilang ama
mama dan papa di Jakarta,
bener bima.. kamu mau, dia
langsung mebalikan
mengangkat
tubuhnya sehingga kepala dia ada di dekat dada ku, dia
terus
memeluku, oh bima.. aku
sayang
kamu, iya kak makasi ya, tapi
ada syaratnya.., apa bima.., gimana kalau malam ini kita
main
dengan variasi, maksudnya, ya
kita ganti-gantian.. aku diatas
terus kakak diatas, ih apa sih
ngomongnya ngelantur ah, mau ngak.., iya bima aku mau,
kulihat
jam udah jam 10 kurang, bima
tidur yuk.., yuk.., ketika dia
bangun aku langusng
mengendonya, ih apa sih….bima..,
dia langasung merangkul ku.
Aku meletakn di tempat tidur..,
bima.., iya tunggu aku periksa
pintu ama celenda.., jangan
lama ya, ketika aku kembali dia
sedang menyisir di meja
riasnya,
udah cantik bidadari ku, sambil
mengelitik pinggannya, eh geli
ah.. dia langsung mebalikan badannya, kamu bisa lebih dari
suamiku, iya kak.., aku ingin
bikin kamu lebih dari suami ku
malam ini, sambil ku pegang
pinggannya, kak…, iya bima,
aku merasakan kasih sayang mu
malam ini, aku begitu sayang,
aku langsung melepaskan
kimononya, dia membuka baju
dan celana ku, dia langsung
mencium ku, dan menarik ke tempat tidur, aku langsung
memeluk dan menjamahnya,
lalu
kuremas buah dadanya,
ehm..ehm.. ehmm.. ehmm.. ehmm..
ehm… bima.., dia menarik ku dan mencium ku, bima..
lakukan, aku
memasuki batang ku, ehm..ehm..
ehm.. bima.. ehm.. batang ku
mulai amblas.. ah.. ah.. aku mulai
naik turun.. ah.. ahh.. ahh.. ahh.. ahh.. ah…bima ha..ha.. aha..
nafas pun mulai bermain. Ha..
ha.. ha..
badan mulai berkeringat, aku
mengambil posisi agak berdiri
dank u angakt satu kakinya sambil menyodok maju mundur,
ah.. ah.. ah.. aa… ahh.. ah..ahh..
aku melihat buah dada yang
bergoyang maju mundur..
sambil
kuremas buahnya, bima..ehm..ehmm…ehh…
ehm..ehm…ehm…
ehm..bima..ehm..emm.. em..emm…
em…emm…, bima..ah..aa..ah..ah…
auh..auh.., vagina dia mulai
memanas dan licin.. ach..ach..bima..
kuraakan dia kelimax, aku
mencabut batang ku, lalu
meminta nungging, kak
nunging… dia langsung mau
dan aku memasukan batang hingga
amblas, ach.. ach..ah.. aku mulai
maju mundur.. ah..ahh.. ahh..
ahh..
ah.. aa.. aahh..aahh.. aahh.. ahh..
ahh.. aahhh.. ahh..ahh… hampir 10 menit dua posisi kami
permainkan, aku semangkin
menikmati, kak mau di atas
tubuh ku, iya sayang, aku
langsung berbaring dan dia
mengambil posisi.., dia sunguh menikmati, ah..aa…aa.. aaa..aa..
ha..ha.. aahh.aa..ahh.. ahhh…
ahhh…bima ini enak..
huh..huh..huh..hu..huu..suguh
enak
bima..au.auu..auhh..auhh..sayang… ach…achh..,buah dada yang
naik turun membuat
pemandang jadi
indah, bima.. bimaa… uuiiihhh…
vaginanya bener menyedot ku
batang ku seperti mengisap habis., bimaa..uuiihh.. bimaa.
Sambil pantatnya bergetar..
bimaa..uiihh…kakak ngak tahan..
terus kakak enak uuaahh.. dia
berhenti aku menaik turunkan
pantat ku.. uiihh.. bimaa.. acchh…
kak bima mau keluar.., dia
langsung mengoyang maju
mundur.. ach.. ahh.. bima.. achh
kakak.. bima ngak kuat… achh..
kakak juga bima.. aachh..achh… dia langsung memeluk k uterus
bima sodok .., iya kakak ach..
ach ..bima.. aahh.. kakak
achh..aacchh.. achh.. kak.., iya
bima.. crot.. crot.. crot..
kutembakan air mani ku, aah.. haa.. kakak bima sayang
kakak..,
kakak sekarang malah jatuh
cinta ama pemainan mu
sayang.., iya kak…, iya sayang,
kamu tinggal sini ya, iya kakak pasti,
dia terkapar diatas tubuh ku,
tak lama dia mebarikan
tubuhnya di samping ku dan
memeluku, bima jika kau punya
istri aku rela untuk melakukan ini, biak kak, kami bermain lagi
hingga puas. Aku melakukan ini
selama liburan
dan hingga aku pindah sekolah
dan kuliha di kota tersebut,
aku di buat seperti suaminya,
hingga
kamwin aku membagi jatah
batin
ke kakak sepupu ku.