watch sexy videos at nza-vids!
info : full video hot 3gp

Mantan Murid

Sudah seminggu Sandi menjadi"
suami"ku. Dan jujur saja aku
sangat menikmati kehidupan
malamku selama seminggu ini.
Sandi benar-benar pemuda
yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku
selalu disiramnya dengan
sperma segar. Dan entah
berapa kali aku menahan
jeritan karena kenikmatan luar
biasa yang ia berikan. Walaupun malam sudah puas
menjilat, menghisap, dan
mencium sepasang payudaraku.
Sandi selalu meremasnya lagi
jika ingin berangkat kuliah
saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku
tak mau melarang karena aku
juga menikmati semua
perbuatannya itu, walau
akibatnya aku harus
merapikann bajuku lagi. Malam itu sekitar jam
setengah 10-an. Setelah
menidurkan anakku yang paling
bungsu, aku pergi kekamar
mandi untuk berganti baju.
Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang
biasa aku pergunakan ke
sekolah. Setelah selesai
berganti pakaian aku lantas
keluar dan berdiri duduk di
depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa
aku lakukan jika ingin
berangkat mengajar kesekolah.
Tak lama kudengar suara
ketukan, hatiku langsung
bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi
yang akan dilakukan Sandi
padaku. "Masuk.. Nggak
dikunci,"
panggilku dengan suara halus.
Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat
dan celana putih sependek
paha. "Malam ibu... Sudah
siap..?"
Godanya sambil medekatiku.
"Sudah sayang..." Jawabku sambil berdiri. Tapi Sandi
menahan pundakku
lalu memintaku untuk duduk
kembali sembil menghadap
kecermin meja rias. Lalu ia
berbisik ketelingaku dengan suara yang halus. "Bu.. Ibu mau
tahu nggak dari
mana biasanya saya mengintip
ibu?"
"Memangnya lewat mana..?"
Tanyaku sambil membalikkan setengah badan. Dengan
lembut ia menyentuh
daguku dan mengarahkan
wajahku kemeja rias. Lalu
sambil mengecup leherku Sandi
berucap. "Dari sini bu.." Bisiknya. Dari cermin aku
melihat disela-
sela kerah baju yang
kukenakan agak terbuka
sehingga samar-samar terlihat
tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di
depan kelas atau mengobrol
dengan guru-guru pria
disekolah, terkadang aku
merasa pandangan mereka
sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang
mereka saksikan saat itu. Tapi
toh mereka cuma bisa
melihat, membayangkan dan
ingin menyentuhnya pikirku.
Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan
mengelus pundakku. Sementara
tangan kirinya pelan-pelan
membuka kancing bajuku satu
persatu. Setelah terbuka
semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu
ia meraih kedua payudaraku
yang masih tertutup BH. "Inilah
yang membuat saya
selalu mengingat ibu sampai
sekarang," Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku
yang masih kencang ini. Lalu
tangan Sandi menggapai
daguku dan segera
menempelkan bibir hangatnya
padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak
tinggal diam dan segera
menyambut sapuan lidah Sandi
dan menyedotnya dengan
keras air liur Sandi, kulilitkan
lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi.
Kemudian tangannya yang
keras mengangkat tubuhku
dan membaringkannya ditengah
ranjang. Ia lalu memandang
tubuh depanku yang terbuka, dari
cermin aku bisa melihat BH
hitam yang transparan dengan
"push up bra style". Sehingga
memberikan kesan payudaraku
hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih
membuat Sandi lebih panas,
aku lalu mengelus-elus
payudaraku yang sebelah kiri
yang masih dibalut bra,
sementara tangan kiriku membelai pussy yang
menyembul mendesak CDku,
karena saat itu aku
mengenakan celana "mini high
cut style". Sandi tampak
terpesona melihat tingkahku, lalu ia
menghampiriku dan menyambar
bibirku yang lembut dan
hangat dan langsung
melumatnya. Sementara tangan
kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah
kananku yang segar, dielusnya
lembut, diselusupkan
tangannya dalam bra yang
hanya 2/3 menutupi
payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
Ditekan dan dicarinya puting
susuku, lalu Sandi memilinnya
secara halus dan menariknya
perlahan. Perlakuannya itu
membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis,
menghempaskan kepalaku
kekiri dan kekanan. Selepas
tautan dengan bibir
hangatku, Sandi lalu menyapu
dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera
kenikmatan itu. "Saan... Saann...
Kenapa kamu
yang memberikan kenikmatan
ini.." Sandi lalu menghentikan
kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra
yang ada di depan, dengan
sekali pijitan jari telunjuk dan
ibu jari sebelah kanan Sandi,
Segera dua buah gunung
kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar
menikmati kebebasan alam
yang indah. Lalu Sandi
menempelkan bibir hangatnya
pada buah dadaku sebelah
kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu.
Secepat itu pula merambatlah
lidahnya pada puting coklat
muda keras, segar menentang
ke atas. Sandi mengulum
putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya
dengan gigi. Aku hanya bisa
mengerang dan
mengeluh, sambil mengangkat
badanku seraya melepaskan
baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah
dibuka Sandi dan kulemparkan
kekursi rias. Dengan giat
penuh nafsu Sandi menyedot
buah dadaku yang sebelah kiri,
tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia
menyentuh CDku dan berhenti
digundukan nikmat yang penuh
menentang segar ke atas. Lalu
Sandi merabanya ke arah
vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah
basah lembab, ia langsung
menurukannya mendororng
dengan kaki kiri dan langsung
membuangnya sampai jatuh ke
karpet. Adapun tangan kanan itu
segera mengelus dan
memberikan sentuhan
rangsangan pada memekku,
yang dibagian atasnya
ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan
vagina dan dibagian bawahnya
bersih dan mulus tiada
berambut. Rangsangan Sandi
semakin tajam dan hebat
sehingga aku meracau. "Saaan.. Sentuh ibu sayang, ..
Saann buat.. Ibu terbaang..
Pleaase." Sandi segera
membuka
gundukan tebal vagina milikku
lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur
masuk untuk menyentuh lebih
dalam lagi mencari kloritasku
yang semakin membesar dan
mengeras. Dia menekan dengan
penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan
kebawah. Aku menggelinjang
dan teriak tak tahan menahan
orgasme yang akan semakin
mendesak mencuat bagaikan
merapi yang ingin memuntahkan isi buminya.
Dengan terengah-engah
kudorong pantatku naik,
seraya tanganku memegang
kepala Sandi dan menekannya
kebawah sambil mengerang. "Ssaann.. Aarghh.." Aku tak
kuasa menahannya
lagi hingga menjerit saat
menerima ledakan orgasme
yang pertama, magma pun
meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.
"Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann.."
Memekku berdenyut kencang
dan mengejanglah tubuhku
sambil tetap meracau.
"Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam
memekku sayang.. Cium ibu
sayang." Sandi segera bangkit
mendekap erat diatas dadaku
yang dalam keadaan oleng
menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan
kuatnya dan aku
menyambutnya dengan tautan
garang, kuserap lidah Sandi
dalam rongga mulutku yang
indah. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun
mencumbuku dengan mesra
sambil tangannya mengelus-
elus seluruh tubuhku yang
halus, seraya memberikan
kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam
dengan penuh cinta.
Dibiarkannya aku menikmati
sisa-sisa kenikmatan orgasme
yang hebat. Juga memberi
kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan. Setelah
merasa aku cukup
beristirahat Sandi mulai
menyentuh dan membelaiku
lagi. Aku segera bangkit dan
medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku.
Kudekatkan kepalaku
kewajahnya lalu kucium dan
kujilati pipinya, kemudian
menjalar kekupingnya.
Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga
ia meronta menahan gairahnya.
Jilatanku makin turun kebawah
sampai keputing susu kiri Sandi
yang berambut, Kubelai dada
Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku
memainkan puting yang
sebelah kiri. Mengelinjang Sandi
mendapat sentuhan yang
menyengat dititik rawannya
yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan
mendesah. Kegiatanku semakin
memanas
dengan menurunkan sapuan
lidah sambil tanganku
merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi
ditekan kebawah dfan
kesamping terus kulepaskan
dan kubelai perut bawah Sandi
sampai akhirnya kekemaluan
Sandi yang sudah membesar dan mengeras. Kuelus lembut
dengan jemari lentikku batang
kemaluan Sandi yang
menentang ke atas, berwarna
kemerahan kontras dengan
kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening
air birahi. Melihat keadaan
yang sudah
menggairahkan tersebut aku
menjadi tak sabar dan segera
kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan
penuh gelor nafsu, kusapu
kepala kontol dengan cermat,
kuhisap lubang air seninya
sehingga membuat Sandi
memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-
dongkakkan kepalanya
menahan keikmatan yang
sangat tiada tara, adapun
tangannya menjambak
kepalaku. "Buuu.. Dera nikmat darimu tak
tertahankan.. Kuingin
memilikimu seutuhnya," Sandi
mengerang. Aku tidak
menjawabnya, hanya
lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah
Sandi yang sedang kelejotan.
Sukmanya sedang terbang
melayang kealam raya oleh
hembusan cinta birahi yang
tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya
dengan ritme yang pelan dan
semakin cepat, sementara
lidahku menjilati seluruh
permukaan kepala kontol
tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas
sambil kupijat-pijat dengan
penuh nafsu birahi. Sadar akan
keadaan Sandi
yang semakin mendaki puncak
kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan
memekku telah mempengaruhi
deburan darah tubuhku,
kulepaskan kumulan kontol
Sandi dan segera kuposisikan
tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya. Dan
kumasukkan kontol Sandi yang
keras dan menengang ke
dalam relung nikmatku. Segera
kuputar memompanya naik
turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina
sekuat tenaga. Ritme
gerakanpun kutambah sampai
kecepatan maksimal. Sandi
berteriak, sementara
aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan
kontol sandi yang menggesek
G-spotku berulang kali
sehingga menimbulkan dera
kenikmatan yang indah sekali.
Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku
yang bulat montok indah, dan
dielus-elusnya anusku, sambil
menikmati dera goyanganku
pada kontolnya. Dan akhirnya
kami berdua berteriak. "Buu Dennook.. Aku tak kuat
lagi.. Berikan kenikmatan lebih
lagi bu.. Denyutan diujung
kontolku sudah tak
tertahankan"
"Ibu pandai... Ibu liaarr... Ibu membuatku melayang.. Aku mau
keluarr" . Lalu Sandi memintaku
untuk
memutar badan manghadap
pada dirinya dan dibalikkannya
tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya
bersandarkan bantal tinggi,
lalu Sandi menaikkan kedua
kakiku kebahunya kemudian ia
bersimpuh di depan memekku.
Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan
yang cepat dan kuat. Aku bisa
melihat bagaimana wajah Sandi
yang tak tahan lagi akan
denyutan diujung kontol yang
semakin mendesak seakan mau meledak. "Buu... Pleaass.. See..
Aku akaan
meleedaaakkh!"
"Tungguu Saan.. Orgasmeku
juga mauu.. Datang ssayaang..
Kita sama-sama yaa.." Akhirnya... Cret.. Cret.. Cret tak
tertahankan lagi bendungan
Sandi jebol memuntahkan
spermanya di vaginaku. Secara
bersamaan akupun mendengus
dan meneriakkan erangan kenikmatan. Segera kusambar
bibir sandi, kukulum dengan
hangat dan kusodorkan lidahku
ke dalam rongga mulut Sandi.
Kudekap badan Sandi yang
sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu
dengan peluhku. Lalu ia
terkulai didadaku sambil
menikmati denyut vaginaku
yang kencang menyambut
orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan. Lalu
Sandi membelai rambutku
dengan penuh kasih sayang
kemudian mengecup keningku.
"Buu.. Thank you, i love you so
much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku
ya.." Bisiknya lembut. Aku
hanya mengangguk
perlahan, setelah memberikan
ciuman selamat tidur aku
memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku
harus masuk kerja dan masih
banyak lagi petualangan penuh
kenikmatan yang akan kami
lalui.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter