watch sexy videos at nza-vids!

Visit XtGem.com

Perawatan Medis Plus

Saya terbangun dipagi hari
dengan perasaan sakit yang
luar biasa. Kepala saya terasa
berat, badan saya panas
sekali, dan badan tidak terasa
bertenaga. Saya mencoba bangun dan sarapan. Setelah
makan, saya malah terasa
semakin lemas. Akhirnya saya
SMS sekretaris saya untuk
bilang tidak masuk kantor
karena sakit. Jam 11 siang saya terbangun, kepala terasa
semakin berat dan lemas
sekali. "Something is wrong" gumam
saya. Saya minta pembantu saya
untuk panggil taksi. Setelah
taksi tiba, saya berangkat dan
minta diantar ke rumah sakit
swasta yang besar di daerah
kuningan, Jakarta. Saya langsung masuk ke unit gawat
darurat dan tim medis
langsung menangani saya.
Darah saya diambil untuk dites
dan sebuah infus dipasang
dilengan kiri saya. Sejam kemudian, dokter
memberitahukan hasil lab yang
menyatakan trombosit darah
saya jauh dibawah normal.
Saya diminta untuk diopname. Sambil mengisi registrasi rumah
sakit, saya minta kamar VIP
dan menelepon orang tua saya
bahwa saya diopname dan
minta dibawakan baju ganti
dari rumah saya. Setelah urusan beres, saya langsung
diantar ke kamar VIP. Selesai
makan siang dan obat, saya
langsung tidur dengan pulas.
Sore hari, orang tua saya
datang membawa baju ganti, dsb. Saya wanti-wanti mereka
untuk tidak memberitahu
kakak atau saudara saya
karena tidak mau diganggu
selama diopname. Selasa Jam 5:45 pintu kamar saya
terbuka, seseorang membawa
sarapan disusul oleh seorang
pria yang membawa kotak
putih, rupanya ia perlu
mengambil darah saya untuk dibawa ke lab. Kepala saya
masih sakit, badan masih panas
dan masih tak bertenaga.
Selesai sarapan kembali saya
tertidur. Jam 6:30, seorang
suster masuk. "Selamat pagi Pak Arthur, saya
mandikan ya supaya segar"
kata suster. Saya membuka mata sedikit
dan mengangguk. Si suster
dengan cekatan membuka baju
dan celana tidur saya. Seluruh
tubuh saya dioleskan dengan
sabun cair lalu digosok setelah itu dilap dengan handuk basah.
Selama dimandikan, saya
menutup mata saya karena
masih pusing. Sesekali saya
membuka mata, saya
perhatikan si suster bernama Mia (bukan nama asli).
Tubuhnya langsing, rambutnya
pendek, dadanya terlihat
membusung dibalik baju
seragam perawatnya. "Pak, mau dibersihkan daerah
selangkangan?" suster Mia
bertanya.
"Ya boleh aja" jawab saya
malas-malasan. Celana dalam saya dibuka dan
kembali suster Mia
mengoleskan sabun cair dan
membersihkan daerah
selangkangan lalu dilap dengan
handuk basah. Selama dibersihkan didaerah
selangkangan, kontol saya
terkulai dengan lemas.
Ternyata urat mesum saya
sedang tidak beraksi sama
sekali, hahahaha. Setelah beres, suster Mia membantu
saya memakai pakaian yang
bersih dari tas saya lalu saya
mengucapkan terima kasih. Jam
8, dokter datang untuk
memeriksa kondisi saya kemudian saya melanjutkan
tidur. Rabu Rutinitas pagi hari kembali
terulang, sarapan diantar lalu
datang si pria yang meminta
darah saya (udah kayak
drakula minta darah) dan
kembali suster Mia datang untuk memandikan saya.
Kepala saya masih sakit
walaupun tidak separah
kemarin dan badah masih
hangat. Kali ini sambil
dimandikan, mata saya terbuka lebar dan tertuju pada TV
walaupun sekali-sekali melirik
ke tubuh suster Mia. Wajahnya
saya perhatikan, ternyata
cantik juga dia. Jika dilihat
sepintas mirip Wanda Hamidah. Kalau tersenyum, maka sebuah
lesung pipit akan terlihat di
pipi sebelah kanan. Kembali
suster Mia menawarkan untuk
membersihkan daerah
selangkangan, saya perbolehkan. Kontol saya masih
terkulai lemas. Rupanya badan
lemas memang tidak akan
mampu membuat kontol berdiri. Saya melewati hari ini dengan
lebih banyak tidur supaya
cepat sehat. Sekali-sekali saya
nonton TV tapi setelah itu
kembali tidur. Kamis Pagi ini saya merasa cukup
segar, kepala sudah tidak lagi
sakit, temperatur badan sudah
kembali normal dan tenaga
tubuh terasa sudah membaik.
Tidak sabar saya menunggu dimandikan suster Mia. Selesai
sarapan dan pengambilan
darah, suster Mia datang. "Halo selamat pagi,
kelihatannya sudah segar Pak
Arthur" kata Mia dengan
tersenyum.
"Panggil Arthur saja, enggak
usah pakai Pak. Iya, sudah jauh lebih baik" kata saya
dengan tersenyum.
"Wah kalau begitu enggak
perlu ya dimandikan, bisa
mandi sendiri" goda Mia.
"Kalau saya sehat, saya tidak ada disini, suster" jawab saya
sambil tertawa.
"Hahaha, bisa saja Arthur"
kata Mia. Mia membuka baju dan celana
tidur saya. Saat mengoles
dada dan punggung saya
dengan sabun cair, saya melirik
kearah dadanya, wah besar
juga! Mia menggosok dada, punggung dan lengan saya.
Bibir Mia yang merah terasa
dekat sekali saat itu
membasuh dada saya dengan
handuk basah. Ingin rasanya
menciumnya. Lalu Mia melanjutkan membersihkan
paha dan kaki saya.
Tangannya yang lembut saat
menyentuh paha saya tiba-
tiba membangunkan urat
mesum saya dan langsung kontol saya berdiri, hore! Mia
tetap melanjutkan membasuh
paha dan kaki walaupun
sekali-sekali saya menangkap
matanya melirik kearah kontol
saya. "Mau dibersihkan
selangkangannya?" tanya Mia.
"Boleh, silakan" kata saya sok
cuek. Tangan Mia meraih celana
dalam saya dan perlahan ia
menariknya kebawah. Kontol
saya langsung terayun
kearahnya. Mia lalu membalur
sabun cair di daerah selangkanganku. Tangannya
terasa lembut sekali dan
kontol saya terasa semakin
mengeras. "Maaf ya kalau ereksi" jawa
saya sedikit malu.
"Tidak apa-apa kok, normal
kok" jawab Mia sambil
tersenyum. Duh senyumannya membuat
jantung saya berdegup dengan
kencang. Mia kelihatannya
hati-hati untuk tidak sampai
menyenggol kontol saya.
Selesai mandi, Mia membantu saya memakai baju lalu saya
nonton TV sambil menunggu
dokter datang. Jum'at Saya sudah merasa sehat
sekali. Saya kembali
membayangkan kenikmatan
dimandikan oleh si cantik
suster Mia. Sarapan dan
tukang palak darah pun datang, dan sekarang saatnya
mandi. Pintu kamar saya
terbuka dan tiba-tiba yang
muncul bukan Mia melainkan
suster lain yang sama sekali
tidak menarik. "Aarggh, shit, who the hell are
you?, I want Mia" jerit saya
dalam hati. Suster itu menawarkan untuk
dimandiin. Serta merta saya
menolak, saya bilang saya
cukup kuat untuk mandi
sendiri. Suster itu membantu
saya ke kamar mandi setelah itu meninggalkan kamar saya.
Selesai mandi, dokter datang
dan membawa hasil lab
terbaru. Trombosit darah saya
sudah kembali normal. Nanti
siang saya diijinkan untuk membuka infus dan kalau
segala sesuatu baik maka hari
Sabtu boleh pulang. Saya agak
sedih tidak ketemu Mia,
seharian saya melewatkan
waktu dengan nonton TV dan menanyakan ke sekretaris
keadaan di kantor. Malam hari setelah makan
malam, orang tua saya pamit
untuk pulang. Saya masih
nonton TV untuk menunggu
suster shift malam datang.
Biasanya suster itu hanya akan memantau kondisi
sebelum saya tidur. Tangan kiri
saya sudah kembali bebas
setelah jarum infus dicabut.
Jam 21:30, pintu terbuka dan
suster Mia muncul. "Selamat malam Arthur, sudah
sehat?" Mia bertanya dengan
tersenyum.
"Halo Mia, saya sudah merasa
sehat. Kok sekarang
datangnya malam?" tanya saya.
"Biasa, rotasi jam kerja" kata
Mia.
"Senang melihat Mia lagi" kata
saya sedikit merayu, tanpa
saya sadari saya menyentuh lengan Mia. Mia tersenyum dan
membiarkan tangan saya
memegang lengannya.
"Gimana kabarnya? Masih
lemas?" tanya Mia.
"Sudah sehat, kan tadi sudah saya jawab" kata saya sedikit
bingung.
"Bukan kamu, tapi adik kamu"
kata Mia dengan pandangan
menggoda.
"Coba saja kamu tanya sendiri" kata saya sambil tersenyum. Dengan mata yang tetap
tertuju pada mata saya, Mia
mengulurkan tangannya ke
arah kontolku. Ia meremas
kontol saya dari balik selimut. "Besar ya, Arthur" kata Mia.
"Buka aja celananya" kata
saya. Mia membuka celana piyama
dan celana dalamku. Kontol
saya langsung digenggam. Mia
membungkukkan dadanya
kearah saya dan saya
langsung mencium bibirnya, saya buka kancing baju
seragamnya lalu saya tarik
BHnya kebawah. Payudaramia
cukup besar, berukuran 34B.
Putingnya berwarna coklat
muda dan payudaranya terlihat sedikit menurun.
Dengan gemas, saya cium bibir
Mia sambil meremas dan
memelintir puting Mia. Mia
membalas dengan meremas dan
mengocok kontol saya. Setelah berciuman agak lama, Mia
melepaskan dirinya dan
menghisap kontol saya.
Lidahnya menyapu seluruh
kepala kontol lalu ke batang
kontol dan biji. Hmm, nikmatnya. Saya mengangkat rok putih
Mia dan terlihat celana
dalamnya berwarna putih. Saya
remas pantatnya yang tidak
terlalu besar lalu saya elus
vaginanya dari belakang pantatnya. Mia menggelinjang
kegelian. Saya menyelipkan jari
saya kebalik celana dalamnya
dan mengelus-elus vaginanya.
Terasa bulu-bulu kemaluan Mia
disekitar vaginanya. Vagina Mia sendiri terasa basah dan licin.
Wah kelihatannya Mia sudah
orgasme, mungkin saat kita
ciuman dia mengalami orgasme.
Jari saya sibuk mengelus
vagina dan memainkan klitorisnya. Nafas Mia
mendengus-dengus dan ia
menghisap kontol saya semakin
keras. Tiba-tiba terdengar suara
orang berjalan di gang. Mia
langsung tersentak dan
membetulkan bajunya. Ia
berjalan ke pintu dan
mengintip keluar, rupanya hanya orang yang keluar dari
kamar selesai membesuk. Mia
tersenyum dan berkata "Arthur, saya enggak berani
melakukannya disini, takut
supervisor saya lewat"
"Sebentar saja, enggak
ketahuan kok asalkan kita
tidak berisik" ujar saya. "Hari Senin saja ya ditempat
saya" kata Mia dengan wajah
yang memelas.
"Sebentar saja sayang, 10
menit deh" ujar saya dengan
nafsu yang sudah naik ke ubun-ubun. Saya turun dari tempat tidur
saya dan menghampiri Mia.
Saya cium bibirnya dan Mia
membuka baju, saya praktis
telanjang bulat. Mia lalu
membuka baju seragamnya dan menurunkan BHnya lalu
mengangkat roknya dan celana
dalamnya ditarik kebawah
kakinya. Kami berciuman
dengan penuh gairah. Saya
menuntun Mia ke sofa, saya duduk disofa dan Mia duduk
dipangkuanku menghadap saya.
Saya mencium buah dadanya
yang besar. Mia mendesah dengan nikmat.
Ia mengangkat pantatnya dan
menuntun kontol saya kearah
vaginanya. Vaginanya yang
sudah basah membuat kontol
saya masuk dengan mudah. Mia mendongak sambil memejamkan
matanya menikmati kontol
saya. Ia menggoyangkan
pinggulnya naik turun dan
memutar-mutarnya. Kontol
saya terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan. Nikmat
sekali. Payudara Mia
bergoyang-goyang dimuka
saya dan langsung saya
sambar putingnya dengan
gigiku dan menggigitnya. Dengan penuh gairah Mia
memainkan kontolku dalam
vaginanya. Bibirnya ia gigit
agar tidak sampai berteriak.
Saya sendiri berusaha menutup
mulut saya dengan membenamkan kepala saya di
buah dada Mia. "Sshh.. Enak Arthur, enak
sekali" ujar Mia mendesis. Bagaikan kuda liar, Mia terus
mengayun-ayunkan pantatnya.
Keringat menetes dengan di
kening dan dadanya. Wajahnya
yang cantik terlihat semakin
cantik meluapkan gairah didalam dirinya. Saya melirik ke
bagian bawah perutnya,
terlihat bulu kemaluannya yang
agak lebat. Biasanya saya
sedikit turn-off melihat wanita
yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini gairah saya tidak
padam malah semakin
membara. Tanpa mengeluarkan kontol
saya atau mengubah posisi ML,
saya mengangkat Mia. Mia
memeluk saya dan kakinya
melingkar di pinggang saya.
Saya baringkan Mia di sofa, Mia menekuk kakinya lalu
merapatkannya sehingga
kontol saya terasa semakin
rapat di vaginanya. Saya mulai
menggenjot vagina Mia. Saya
condongkan dada saya sehingga menyentuh dengkul
Mia. Mata Mia tidak lepas dari
mata saya. Tangan kanan saya
meremas payudara Mia
sedangkan tangan kiri saya
meraih ke anus Mia dan memainkannya. Mia mendelik
saat saya memasukkan jari
tengah saya ke anusnya,
perlahan tangan kanannya
meraih jari saya
danmenariknya keluar "Jangan sayang, sakit" ujar
Mia. Saya terus menggenjot Mia
dengan penuh gairah. Mia
meremas-remas payudaranya
sendiri sambil memejamkan
matanya. Tak lama kemudian
saya merasakan akan ejakulasi. "Mau keluar Mia" Mia langsung menurunkan
kakinya sehingga kontol saya
tercabut dari vaginanya, ia
duduk lalu meraih kontol saya.
Kontol saya langsung diremas
dengan gemas dan dimasukkan ke mulutnya. Tangan kanannya
meremas-remas biji sedangkan
tangan kirinya memegang
batang kontolku. Saya
memegang kepala Mia dan
menekan-nekan kepalanya sehingga kontol saya terasa
masuk lebih dalam kedalam
mulut Mia. Kontol saya langsung
memuntahkan peju kedalam
mulut Mia yang mungil. Peju
saya terlihat memenuhi mulut
Mia sehingga ia terpaksa
mengeluarkan kontol saya dari mulutnya dan menelan peju
saya kemudian menjilat sisa
peju yang turun di batang
kontol. Kontol saya langsung
bersih dijilat. Saya sebenarnya
masih penasaran belum menjilat vagina Mia, tetapi Mia cepat-
cepat memakai bajunya dan
membereskan rambutnya.
Keringat di dahinya ia lap
dengan tissue. Kemudian ia
mengambil bolpen dan menulis alamat dan nomor
handphonenya. "Saya off-duty hari Senin.
Kamu pasti boleh pulang besok.
Tapi nanti dokter akan minta
kamu istirahat beberapa hari.
Datang aja ya ke kost saya
hari Senin" kata Mia. Saya cium bibir Mia dan Mia bergegas
keluar. Sabtu Hari Sabtu saya akhirnya boleh
pulang dan persis seperti yang
dibilang Mia, saya diminta
untuk istirahat dirumah sampai
hari Rabu. Senin Jam 9 pagi saya sudah tiba di
tempat kost Mia, sebelumnya
saya sudah menelepon Mia
untuk datang kesana. Mia
telah menunggu diruang tamu
tempat kostnya. Ia mengenakan celana pendek
warna coklat dengan kaos
lengan buntung yang ketat. "Hai, akhirnya datang" seru
Mia dengan senang. Mia
langsung mengajak saya ke
kamarnya.
"Kangen dengan Mia" kata
saya sambil mencium bibirnya. "Iya, saya kangen juga, masih
penasaran dengan kontol
kamu" jawab Mia sambil ciuman. Saya membuka kaos dan
celana pendek Mia. Tampak
celana dalam model g-string
berwarna hitam dikenakan Mia.
Mia lalu gantian membuka baju
dan celana panjang serta celana dalam. Kemudian Mia
jongkok didepan saya lalu mulai
menghisap kontolku. Selang
beberapa menit menghisap
kontol, saya meminta Mia
berdiri lalu saya baringkan ditempat tidur. Saya cium
payudaranya sambil tangan
kanan saya mengelus
vaginanya dari balik celana
dalam. Mia memejamkan
matanya menikmati kenikmatan yang saya berikan. Putingnya
secara gantian saya hisap dan
gigit lalu saya turun ke perut
Mia. Mia menjerit geli saat
saya gigit perutnya. Dengan tak sabar saya mulai
mencium vaginanya dari balik
celana dalamnya, kemudian
saya tarik celana dalamnya
sampai ke dengkulnya. Wah
ternyata Mia telah mencukur bulu kemaluannya sehingga
terlihat tipis dan rapih, beda
dengan malam sebelumnya
yang bulu kemaluannya terlihat
lebat. Saya jilat vaginanya
yang berwarna merah, klitorisnya yang besar tidak
luput dari gigitan saya. Mia
menjerit-jerit kecil menerima
gigitan-gigitan di klitorisnya.
Saya membalikkan tubuh Mia
lalu membuat posisi doggy style. Mia nungging didepan
saya, pantatnya yang mungil
saya remas dengan keras lalu
saya minta Mia membungkuk
lebih dalam sehingga anusnya
terlihat. Saya jilat anusnya, Mia menggelinjang kegelian.
Kemudian saya mulai
mengarahkan kontol kedalam
vagina Mia. "Aahh, enak Arthur, enak
sekali. Terus sayang. Lebih
keras" pinta Mia. Vagina Mia terasa hangat dan
basah. Saya memegang
pantatnya dan menggenjot
vagina Mia dengan penuh
nafsu. Mia mendesis-desis
sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali Mia
memutar pantatnya, kontol
saya terasa seperti ditarik
lebih dalam divaginanya. Entah
bagaimana caranya dia bisa
melakukan itu. Saya memejamkan mata menikmati
pijitan kontol saya dalam
vagina Mia. Mia kemudian
meluruskan kakinya sehingga
tubuhnya rata dengan kasur,
saya terpaksa harus menurunkan badan saya dan
menindih tubuh Mia dari
belakang. Tapi dengan gaya ini,
kontol saya terasa semakin
sempit memasuki vagina Mia
karena dihimpit oleh paha Mia. Tidak lama kemudian saya
ejakulasi. Saya melenguh
dengan keras dan tubuh Mia
ikut mengejang pertanda ia
juga orgasme. Saya lalu
menindih tubuh Mia tanpa mengeluarkan kontol saya. Mia
kemudian memutar tubuhnya
lalu gantian menindih dada
saya. Kami saling berciuman
dan istirahat. "Arthur, mau nggak kalau ada
variasi?" tanya Mia.
"Variasi seperti apa?" tanya
saya balik.
"Ada orang ketiga" sahut Mia.
"Siapa?" "Namanya Desi, dia suster juga
tapi kerjanya di lantai 2
dirumah sakit yang sama"
"Boleh aja, sekarang?"
"Bisa, tinggal telepon dan nanti
dia datang dari kamar sebelah" "Hah? Dia disebelah? Cantik
nggak?" tanya saya bertubi-
tubi. Kalau nanti yang datang
suster yang mau mandiin saya
waktu hari Jum'at pagi kan
repot, pikir saya dalam hati. "Cantik, jangan takut deh. Dia
satu kost dengan saya" jawab
Mia sambil meraih
handphonenya. Rupanya Mia telah bercerita
kepada temannya mengenai
persetubuhan kita di rumah
sakit. Dan lebih mengejutkan
lagi, Desi ini juga sering
bersetubuh atau setidaknya oral sex dengan pasien. Hmm,
nakal juga suster-suster ini,
pikir saya dalam hati. Dalam
waktu kurang dari semenit,
Desi mengetuk kamar Mia dan
dibukakan oleh Mia. Wajah Desi boleh juga walaupun tidak
secantik Mia. Desi memakai
daster bercorak bunga-bunga
dengan warna mencolok khas
dari Bali. Dari balik dasternya
tampak buah dadanya yang tidak disangga BH. Saya masih
berbaring di tempat tidur
dengan telanjang dan mata
Desi langsung tertuju ke
kontol saya. "Halo Desi" kata saya untuk
menghilangkan kecanggungan.
"Halo Arthur" sahutnya dengan
sedikit malu. Mia berdiri dibelakang Desi lalu
membuka daster Desi. Desi
langsung telanjang bulat. Desi
tersenyum malu lalu mendekat
kepada saya. Saya meremas
payudaranya yang tidak sebesar Mia tapi bulat dan
kencang. Pantat Desi sedikit
lebih besar dari Mia, bulu
kemaluannya terlihat tercukur
tipis dan rapih. Desi meraih
kontol saya dan mengelusnya. Kemudian ia membungkukkaan
tubuhnya dan mulai menghisap
kontol saya, saya raih
pantatnya dan menariknya
kearah muka saya sehingga
kita dalam posisi 69. Mia tampak mengambil
handycam dan mulai merekam
adegan saya dan Desi. Dengan
gemas saya jilat vagina Desi,
tercium bau sabun yang wangi.
Desi membalas dengan menghisap kontol saya sambil
meremas bijiku. Puas ber-69,
saya minta Desi tetap
nungging lalu saya masukkan
kontol saya ke vaginanya.
Vaginanya tidak sesempit Mia tetapi begitu kontolku masuk
langsung terasa vaginanya
berdenyut-denyut di kepala
kontolku. Desi saya genjot
dengan penuh gairah. Mia
merekam setiap adegan sambil tangan kirinya mengelus
vaginanya sendiri. Desi
mengikuti irama goyangan saya
dengan menekan pinggulnya
dengan keras kepinggul saya
sehingga kontol saya masuk lebih dalam ke vaginanya. Mia kemudian meletakkan
handycamnya di meja dengan
posisi lensa mengarah kami,
kemudian ia berlutut
dibelakang saya lalu
memelukku. Tangan kanannya meremas-remas biji saya.
Rangsangan yang diperoleh
dari Mia membuat saya
menggenjot Desi semakin
keras. "Oohh.. Terus Arthur, terus
Arthur.. Saya mau keluar" jerit
Desi dengan keras. Tubuh Desi mengejang dan
terasa vaginanya Desi menjadi
sangat becek. Desi langsung
tengkurap dengan lemas
dikasur. Wah belum apa-apa
udah lemas, saya berkata dalam hati. Langsung saya tarik si Mia dan
masukkan kontolku ke
vaginanya. Mia membuka kedua
kaki dengan lebar dan
menerima kontol saya dalam
vaginanya. Saya meremas- remas buah dadanya dengan
nafsu sambil menggenjot
kontolku yang belum tuntas
tugasnya. Saya melirik ke Desi
dan ia kelihatannya kembali
bergairah. Ia jongkok diatas muka Mia dan Mia langsung
melahap vagina Desi. Desi
melenguh setiap kali lidah Mia
menyapu vaginanya. Saya
mencium bibir Desi dan kita
saling berpagutan. Setelah menyetubuhi Mia selama 10
menit, peju saya terasa mau
keluar. Langsung saya cabut
kontol saya dan
menyodorkannya ke mulut Desi.
Desi menerima dengan senang dan menghisap dan menelan
peju saya. Mia sendiri masih
asyik menjilat vagina dan anus
Desi. Saya terkulai ditempat tidur,
Desi rebahan disebelah kiri dan
Mia disebelah kanan. Mia
memutar video adegan seks
tadi. Sepanjang hari, kami
bertiga terus bersetubuh dengan posisi yang berbeda.
Kadang-kadang gantian saya
yang meng-handycam Desi dan
Mia yang ber-69 dan
berciuman. Three-some yang
sangat eksotis. Tubuh saya langsung terasa sehat dan
segar.


Tamat

[ back ][ home ]


New Update !! Cerita Hot Plus Plus...

Web Site Hit Counter