watch sexy videos at nza-vids!
Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)

Puncak Panas

Hari itu adalah hari Minggu. Aku
dan 2 temanku Indah dan Citra
berencana pergi liburan ke
puncak, ke villanya Citra. Hari
Minggu itu kami pergi ke sana
untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah
atau libur. Aku, Indah dan Citra
adalah teman baik. Kami sudah
berteman sejak dari SMA.
Sebenarnya ada satu orang lagi
teman kami yang tak bisa ikut hari itu, namanya Ratna. Dia
tidak bisa ikut karena ada
acara dengan keluarganya.
Kami sama-sama terbuka
tentang seks dan sama-sama
penggemar seks, kami sering mengadakan acara party sex.
Yang tentunya dengan cowok-
cowok keren di kampus kami,
ataupun dengan cowok yang
baru kami kenal.
Indah adalah temanku yang paling imut. Dengan rambut yng
panjang dan indah. dia sangat
menjaga keindahan rambutnya.
Hampir tiap minggu dia ke salon.
Kulitnya putih bersih seperti
layaknya putri keraton. Namun dibalik wajah imutnya dia adalah
cewek yang pintar
memanfaatkan cowok. Sudah
berkali-kali dia ganti pacar
gara-gara sifat materenya.
Malah tak jarang dia mau aja diajak om-om yang sudah tua,
asal mau dibayar mahal.
Sedangkan Citra adalah
temanku yang paling lucu. Dia
dikarunai wajah yang cantik
dengan bokong yang padat. Dengan tampang yang rada-
rada indo, ia dengan gampang
mendapatkan cowok yang
disukainya. Apalagi ditunjang
dengan bodinya yang aduhai,
yang selalu mengundang pikiran kotor cowok-cowok. Tapi di
balik wajahnya yang lucu itu, ia
adalah cewek yang hiper sex.
Dia sangat suka ML dengan
satpam, tukang air, tukang
bangunan dan sopir pribadinya. Pokoknya orang-orang yang
pekerja kasar. Tapi dia tidak
terlalu suka pacaran. Dia memilih
hidup jomblo. Dengan jomblo ia
bebas mencari cowok untuk
diajak naik ranjang. Sedangkan aku, dikaruniai tubuh
tinggi semampai dengan buah
dada yang bulat montok.
Diantara ketiga temanku
dadakulah yang paling indah.
Apalagi jika aku sedang menggunakan pakaian ketat
atau full press, pasti membuat
pikiran kotor para cowok
melayang-layang. Dan aku
sangat senang jika ada cowok
yang mengagumin kemontokan dadaku. Aku senang
membayangkan mereka onani
sambil membayangkan aku. Aku
juga termasuk cewek yang
senang banget ml. Mungkin
gara-gara masih muda (aku masih 20 tahun), libidoku sangat
cepat naik. Entah sudah berapa
cowok yang pernah tidur
denganku. Entah sudah berapa
banyak penis yang pernah
masuk ke vaginaku. Tapi aku menikmatinya tanpa merasa
bersalah. Toh masa muda harus
dinikmati. Bukankah begitu?
Pagi itu kami siap-siap pergi ke
villanya Citra. Setelah menbawa
perlengkapan kami pergi menggunakan mobilku. Sebelum
berangkat aku sempat
bertengkar dengan Citra, gara-
gara aku dilarang bawa cowok-
cowok yang sering diajak ke
villanya Citra. Begitu juga Indah yang ikut mendukungku karena
pacarnya juga tidak boleh
diajak.
"Emangnya kamu ngundang siapa
lagi sih Ci, masa si Chevy aja
nggak boleh ikutan?" kata Indah. "Iya nih, emangnya kita
mau pesta lesbian apa, wah gua
kan cewek normal nih" timpalku
"Udahlah, kamu orang tenang
aja, cowok-cowoknya nanti
nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! Dijamin kalian puas
sampe nggak bisa bangun lagi
deh" aku heran dengan Citra
hari itu. Tidak biasanya dia main
rahasian seperti itu.
Tapi masa bodolah. Yang penting aku ingin cepat sampai disana.
Supaya tahu siapa sih cowok
yang diundang Citra. Apakah
ganteng dan.. Sambil
membayangkan kejutan yang
dipersiapkan Citra, tiba-tiba birahiku langsung naik.
Maklumlah sudah 3 minggu aku
nggak ml. Aku baru putus sama
cowoku. Waktu pacaran dulu
minimal sekali 3 hari kami pasti
ml. Aku dan mantanku sama- sama anak kost. So, gampang
aja dia nginap ditempatku atau
aku di tempatnya. Dan biasanya
kalau nginap kami pasti 'fly to
the sky'. Untuk mengurangi
desakan birahi yang melanda, diam-diam aku membayangkan
ada cowok yang keren dan
berbody atletis mendatangiku
dan mengajakku ml. Sambil
membayangkannya aku
menggesekkan pahaku, sambil memyetir. Sampai akhirnya aku
rasakan basah di bawah
tubuhku.
Beberapa jam kemudian kami
sampai di villa Citra, Pak Indra
penjaga villa Citra membukakan pintu garasi, bola matanya
melihat jelalatan pada kami,
terutama padaku yang hari itu
memakai pakaian seksi berupa
sebuah tank top merah berdada
rendah dengan rok mini. Matanya tak henti-hentinya
menatap dada dan pahaku. Tapi
aku cuek aja. Aku senang
diperhatikan seperti itu. Malah
aku sengaja menurunkan
tubuhku pura-pura mengabil barang dari bagasi. Sambil
menunduk kulihat mata Pak
Indra tidak berkedip melihat
kearah dadaku yang semakin
terbuka karena ku menunduk.
Hampir semua buah dadaku kelihatan gara-gara aku
menunduk terlalu rendah
sedangkan leher bajuku juga
sangat rendah. Aku dapat
melihat jakunnya yang turun
naik dan tojolan di balik celananya. Pasti habis ini dia
onani he..he..
Setelah membereskan barang-
barang bawaan Citra menyuruh
Pak Indra pergi. Akhirnya kami
makan dan beristirahat sebentar. Sekitar jam 4 sore
Citra membangunkanku dan
Indah.
"Eh.. sambil nunggu cowok-
cowoknya mendingan kita
berenang dulu yuk" ajak Citra pada kami. Dia melepaskan
semua bajunya tanpa tersisa
dan berjalan ke arah kolam
dengan santainya
"Wei.. gila lo Ci, masa mau
berenang nggak pake apa-apa gitu, kalau keliatan orang
gimana?" tegur Indah.
"Iya Ci, lagian kan kalau si tua
Imam itu dateng gimana tuh"
sambungku
"Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja nggak
berani, tenang aja Pak Indra
udah gua suruh jangan ke sini
sampai kita pulang nanti" bujuk
Citra sambil menarik tanganku.
Karena ditantang Citra akhirnya aku mulai melepas bajuku. Aku
buka rok mini yang membalut
pantatku dan segera
melepaskan baju tanktop ku.
Akhirnya aku tinggal memakai
BH dan CD. Tapi itu tidak berlangsung lama karena segera
kutanggalkan. Mula-mula
kulepaskan BH ku yang dari tadi
menutupi dadaku. Segera
dadaku seperti ingin melompat
keluar gara-gara BHku yang kekecilan. Aku memamerkan
payudaraku pada Citra. Dia
mencibirku. Setelah itu
kulepaskan CD ku. Maka tidak
ada lagi yang tersisa ditubuhku
kecuali anting di telingaku. Kemudian aku melompat ke
kolam menyusul Citra yang jago
berenang.
Indah masih tampak malu-malu
melepaskan bajunya. Tapi
karena melihat aku dan Citra yang sudah telanjang, dia
akhirnya melepaskan bajunya.
Kulitnya yang putih bersih
segera terpampang dihadapan
kami. Dia kemudiam menyusul
kami berendam di kolam. Perlahan-lahan rasa risih kami
pun mulai berkurang, kami
tertawa-tawa, main siram-
siraman air, dan balapan renang
kesana kemari dengan
bebasnya. Sesudah agak lama bermain di
air Citra naik ke atas dan
mengelap tubuhnya yang basah,
lalu menggunakan kimono.
"Ci, sekalian ambilin kita minum
yah" pintaku. "Ok, deh!" katanya. Aku kembali
berenang kesana kemari.
Sedangkan Indah yang sudah
kecapaian memilih untuk tidur-
tiduran di kursi panjang di tepi
kolam. Aku tersenyum melihat gayanya yang santai. Sambil
tiduran dia membuka kedua
kakinya lebar-lebar,
memamerkan vaginanya yang
Indah. Kalau ada orang lain yang
melihatnya seperti itu, pasti dia akan diperkosa habis-habisan.
Tak berapa lama kemudian Citra
datang dengan membawa
minuman.
"Ver, kamu bisa ke kamar gua
sebentar nggak, gua mo minta tolong dikit nih" pintanya
"Kamu lap badan dulu gih, gua
tunggu di dalam kamar" katanya
sambil berlalu kekamar.
Kemudian aku melap badanku
yang basah dengan handuk. Kemudian berjalan ke arah
kamar dengan telanjang. Aku
tinggalkan Indah yang sudah
terlelap di tepi kolam.
"Kenapa Ci, ada perlu apa
emang?" tanyaku. "Ngga, cuma mau ngasih surprise
dikit kok" jawabnya dengan
menyeringai. Sebelum aku
sempat membalikkan badan,
sepasang lengan hitam sudah
memelukku dari belakang dan tangan yang satunya dengan
sigap membekap mulutku agar
tidak berteriak. Aku yang
terkejut tentu saja meronta-
ronta, namun pemberontakkan
itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.
Kemudian aku sadar bahwa
yang memelukku dari belakang
adalah Pak Indra, penjaga villa
Citra, dan seorang temanya
yang tidak kukenal. Pak Indra dengan gemas meremas
payudaraku dan memilin-milin
putingnya. Temannya berhasil
menangkap kedua pergelangan
kakiku. Dibentangkannya kedua
tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan
kemaluanku. Sambil
menyentuhkan lidahnya ke liang
vaginaku, dia juga mengeluar-
masukkan jarinya dari vaginaku.
Diperlakukan seperti itu aku cuma bisa merem melek dan
mengeluarkan desahan tertahan
karena bekapan Pak Indra
begitu kokoh.
"Hei, jangan rakus dong Klas, dia
kan buat Pak Indra, tuh jatah kamu masih nunggu di luar
sana" kata Citra pada teman
Pak Indra, yang kemudian
kuketahui bernama Muklas.
Setelah Muklas keluar tinggallah
kami bertiga di kamar itu. Pak Indra langsung menghempaskan
diriku di ranjang yang empuk
itu. Dia kemudian
membentangkan tubuh mulusku
di atas spring bed itu. Dia tak
berkedip memanandang ke arah dada dan vaginaku. Mungkin
seumur hidupnya baru kali ini
melihat tubuh polos seorang
gadis cantik, masih muda lagi.
Kemudian tangannya yang kasar
itu meremas-remas dadaku sambil memilin-milinnya.
Dimainkannya putingku yang
sudah berwarna kemerahan. Aku
tidak dapat menolak lagi karena
kurasakan perasaan yang
nikmat yang sulit dilukiskan. Ada sensasi tersendiri kala tangan
kasar itu menggerayangiku.
Sekarang tidak hanya
tangannya lagi yang bermain-
main di dadaku tapi juga
mulutnya. Kurasakan mulutnya dengan rakus melumat
dadaku.aku merasakan terbang
ke awang-awang ketika ia
mencoba memasukkan seluruh
dadaku kedalam mulutnya yang
besar itu. Puas bermain di dadaku lidahnya
menari-nari diperutku, lalu
turun ke vaginaku. Dia
memandangi vaginaku yang
sudah basah oleh cairanku. Tapi
tak berapa lama kemudian kurasakan lidahnya menyapu
klitorisku. Lidahnya melakukan
jilatan-jilatan dan menyedotnya.
Tubuhku menggelinjang
merasakan birahi yang
memuncak. "Aduh Ci.. tega-teganya kamu
nyerahin kita ke orang-orang
kayak gini.. ahh!!" kataku
ditengah desahanku yang
tertahan.
"Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali-kali coba produk
kampung dong" katanya seraya
melumat bibirku.
Aku berpagutan dengan Citra
beberapa menit lamanya. Jilatan
Pak Indra mulai merambat naik hingga dia melumat dan
meremas payudaraku secara
bergantian, sementara
tangannya yang sekarang
mengobok-obok vaginanya. Aku
merapatkan pahaku karena tidak tahan dengan permainan
tangan Pak Indra di bawah
sana. Desahanku tertahan
karena sedang berciuman
dengan Citra, tubuhku
menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
Sambil menjilati dadaku dengan
rakus Pak Indra berkali-kali
memuji payudaraku. Memang sih
diantara kami bertiga
payudaraku termasuk yang paling montok. Cowok-cowok
yang pernah ML denganku
paling tergila-gila mengeyot
benda itu atau mengocok penis
mereka diantara himpitannya.
Pak Indra pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut
dadaku yng kiri dan yang
kanan. Puas menetek di dadaku,
Pak Indra bersiap memasuki
vaginaku dengan penisnya.
Penisnya tidak terlalu panjang tapi diamaeternya cukup lebar.
Tanpa memberi aba-aba dia
langsung memasukkan penisnya
yang besar itu ke vaginaku.
Tentu saja aku menjerit
tertahan karena mulutku masih berciuman dengan Citra.
"Ouch.. sakit Ci, duh kasar
banget sih babu kamu" kataku
sambil meringis dan
mencengkram lenganku waktu
penis super Pak Indra mendorong-dorongkan penisnya
dengan bernafsu.
"Tahan Ver, ntar juga kamu
keenakan kok, pokoknya enjoy
aja" kata Citra sambil meremasi
kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot
Pak Indra. Pak Indra
menyodokkan penisnya dengan
keras sehingga aku pun tidak
bisa menahan jeritanku, aku
mau menangis menahan sakit. Pak Indra mulai menggenjotku.
Dia menggejot seperti orang
kesurupan. Untuk mengurangi
rasa sakit di vaginaku tanganku
menyelinap ke bawah kimono
Citra dan menuju selangkangannya. Kugerayangin
vaginanya.
Kemudian Citra naik ke wajahku
berhadapan dengan Pak Indra.
Aku langsung menjilati
kemaluannya. Sambil menjilatin vagina Citra, kubantu Pak Indra
membuka kimomo yang
digunakan Citra. Sehingga
tubuhnya sama polos sepertiku.
Perlahan-lahan aku mulai
merasakan nikmat di vaginanku. Pak Indra mulai teratur
menggoyangkan pinggulnya.
Tubuhku sudah penuh dengan
keringat. Begitu juga dengan
Pak Indra, tubuhnya yang
ceking seperti datuk maringgi itu kelihatan mengkilat oleh
keringat yang mengalir di
tubuhnya. Sambil menjilati vagina
Citra, aku meremas remas
dadaku sendiri, sehingga
semakin besar dan menonjol keatas. Aku merasakan sudah
mulai keluar.
"Aahh.. oohh.. saya sudah mau..
Pak!!" erangku, sambil mengejang
dan membusur ke atas. Pak
Indra semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas
meremas dadaku. Kemudian
kurasakan basah di mulutku,
ternyata Citra juga mengalami
orgasme setelah kuoral
beberapa lama. Akhirnya aku dan Citra orgasme bersamaan.
Setelah aku ambruk ke samping,
kulihat penis Pak Indra masih
tegak berdiri. Malah kelihatan
semakin mengkilat gara-gara
dipenuhi cairan cintaku. Hebat juga dia, walaupun sudah
berusia hamper 50 tahun, tapi
masih kuat menggarap
mahasiswi seperti kami.
Pak Indra kemudian menindih
tubuhku dan mulai menciuminya, tangannya tak henti-hentinya
menggerayangi payudara
montokku, seolah-oleh tak ingin
lepas darinya. Tapi itu tidak
berlangsung lama Pak Indra
cukup pengertian akan kondisiku yang mulai kepayahan, jadi
setelah puas berciuman dia
membiarkanku memulihkan
tenaga dulu.
Dan kini disambarnya tubuh
Citra yang sudah kepayahan. Tubuh Citra yang dalam posisi
tengkurap diangkatnya pada
bagian pinggul sehingga
menungging. Dia membuka lebar
bibir vagina Citra dan
menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan
mendesak masuk ke vaginanya.
Sambil menggenjot Citra dia
meremas-remas payudaranya
yang makin menantang gara-
gara menungging. Citra yang sudah lemah hanya bisa
mendesah sambil meremas-
remas sprei.
"Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak
banget!!" ceracanya sambil
merem-melek wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.
Sambil menggenjot Citra
perlahan-lahan, tangan Pak
Indra merayap ke pangkal
pahaku. Dia membuka bibir
vaginaku dan memasukkan jarinya. Aku yang masih lelah
hanya bisa mengangkang sambil
menghayati jari-jarinya yang
keluar masuk vaginaku. Berbeda
dengan menggenjot tubuh Citra
dengan cepat, dia memasukkan dan mengelurkan jarinya dari
vaginaku dengan lembut. Lama
kelamaan aku merasakan nikmat
dan ingin keluar.
"Oohh.. terus Pak.. kocok terus"
desahku terus sambil meremas- remas dadaku sendiri.
"Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak..
sudah mau" aku mempercepat
iramaku karena merasa sudah
hampir klimaks.
"Neng Citra.. Neng Verna.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh"
geramnya dengan mempercepat
gerakkannya.
Jari-jarinya terasa menyodok
semakin dalam bahkan
sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan
panjang menandai orgasmeku,
tubuhku berkelejotan seperti
kesetrum. Kemudian dia lepaskan
penisnya dari vagina Citra dan
berdiri di ranjang. Disuruhnya aku berlutut dan mengoral
penisnya yang berlumuran
cairan cinta. aku berlutut
mengemut penis basah itu sambil
tangan kananku mengocok
vaginaku sendiri yang tanggung belum tuntas. Citra bangkit
perlahan dan ikut bergabung
denganku menikmati penis Pak
Indra. Aku mengemut batangnya,
Citra mengemut buah zakarnya,
kami saling berbagi menikmati 'sosis' itu.
Di tengah kuluman ku mendadak
kurasakan vaginaku dibawah
sana makin banjir dan aku
orgasme dari masturbasiku
sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Indra mencabut
penisnya dari mulutku lalu
mengerang panjang. Cairan
kental berbau khas memancar
dengan derasnya membasahi
wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu
kupompa dalam genggamanku
agar semuanya keluar, nampak
pemiliknya mendesah-desah dan
kelabakan.
"Sabar, sabar dong neng, bisa putus penis bapak kalau
rebutan gini" katanya terbata-
bata. Setelah tidak ada yang
keluar lagi. Aku menjilati sisa
sperma di wajah Citra, demikian
pula sebaliknya. Akhirnya aku dan Citra ambruk kecapaian
disusul Pak Indra yang ambruk
di atas dadaku.
Aku tertidur sebentar dan
terbangun ketika kurasakan
bahwa hanya aku dan Pak Indra yang ada diranjang. Pak Indra
tampak tertidur dengn wajah
yang puas. Mungkin dia masih
merasa mimpi bisa mengerjain 2
orang mahasiswa yang cantik-
cantik dan berbody aduhai. Gratis lagi. Kurasakan lengket
pada wajah dan sekujur
tubuhku. Aku langsung pergi ke
kamar mandi yang ada di kamar
itu. Aku menguyur tubuhku yang
masih belepotan sperma Pak Indra. Kuusap semua daerah-
daerah sensitifku. Kubersihkan
dadaku yang masih berwarna
kemerahan. Kulihat banyak
cupangan di sana sini. Kemudian
aku membersihkan vaginaku yang masih terasa perih.
Bagaimana tidak perih disodok
penis sebesar penis Pak Indra.
Padahal selama ini aku cowok-
cowok yang pernah tidur
denganku tidak ada yang memiliki penis seukuran Pak
Indra. Aku tersenyum sendiri,
ternyata bukan hanya Pak
Indra yang beruntung bisa
menikmati tubuhku, ternyata
aku juga beruntung bisa merasakan penis supernya.
Membayangkan hal itu tiba-tiba
libidoku langsung naik, aku mulai
meraba-raba vaginaku.
Setelah mandi aku melap
tubuhku dengan handuk dan mengenakan kimono yang ada di
kamar mandi itu, itu pasti punya
Citra. Aku keluar kamar mandi,
kulihat Pak Indra masih tertidur,
mungkin dia masih kecapaian
melayani 2 orang gadis sekaligus. Kulihat kearah
penisnya yang sudah lemas. Tapi
walupun masih lemas, penisnya
lumayan besar juga. Gimana
kalau sudah berdiri tegak?
Perlahan-lahan aku dekati penis itu. Kusentuh dengan jari-jariku.
Lalu kukocok-kocok. Perlahan-
lahan ukurannya makin lama
makin besar. Sambil mengocok-
ngocok penis Pak Indra,
perlahan–lahan kemasukkan kemulutku. Kujilati dan kukulum.
Selain itu jari-jari lentikku
meremas-remas buah jakarnya.
Kurasakan Pak Indra bangun.
Setelah melihat apa yan
kulakukan dia tersenyum sambil meringis merasakan kenikmatan.
Mungkin baru kali ini penisnya di
oral seorang gadis muda yang
cantik. Mimpipun mungkin dia
tidak berani.
"Aahh.. terus, Ver!" hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Aku menjilati penis itu dengan
sangat bernafsu. Sungguh besar
penis itu, sehingga tidak muat di
mulutku yang mungil. Paling yang
masuk kemulutku hanya ¾ nya saja. Kemudian dia bangun dan
berdiri dengan penis yang masih
tertancap dimulutku. Dia memaju
mundurkan penisnya di mulutku
sambil tangan memegang
kepalaku. Sampai akhirnya menyemprotlah maninya
dimulutku. Satu.. dua.. tiga..
empat.. lima.. enam.. tujuh. Ada
tujuh kali penisnya
memnyemprotkan maninya
dimulutku. Sebagian kutelan dan sebagian mengalir di sela-sela
pipiku.
"Nikmat sekali Ver" katanya
sambil ambruk di kasur yang
empuk itu.
"Sabar ya.. bapak cari tenaga dulu. Entar giliran kamu yang
bapak puasin.."
Aku membersihkan sisa-sisa
sperma di bibirku. Aku merasa
haus sekali. Kemudian aku ambil
air di meja dekat jendela kamar itu. Aku minum satu gelas
sampai habis. Ketika aku melihat
ke kolam renang, kulihat disana
adegan yang mendebarkan hati.
Muklas, penjaga villa tetangga
Citra, sedang menggenjot Indah di kolam yang dangkal. Indah
dalam posisi berpegangan pada
tangga kolam. Muklas dari
bawahnya juga dalam posisi
berdiri sedang asyik menggenjot
penisnya pada vagina Indah dari belakang. Kedua payudara Indah
bergoyang naik turun seirama
goyang tubuhnya. Sedangkan
Citra sedang duduk di pinggir
kolam sambil mengelus-elus
kemaluannya sendiri. Muklas makin lama makin cepat
menggenjot penisnya pada
vagina Indah. Kedua payudara
Indah bergoyang naik turun
seirama goyang tubuhnya.
Tubuh mungil Indah sudah tampak kewalahan. Apalagi
menurut ceritanya Indah adalah
cewek yang gampang banget
orgasme jika lagi ML sama
cowok-cowok di kampus kami.
Apalagi dengan penjaga villa seperti Muklas, berbadan tegap
dan masih muda serta memiliki
penis yang nggak kalah besar
dari Pak Indra. Pasti dia sudah
orgasme berkali-kali.
Sambil melihat mereka aku mengelus-elus vaginaku sendiri.
Tali kimomo yang kukenakan
kulepas. Birahiku langsung naik
melihat adegan di kolam. Entah
mengapa aku cepat sekali BT
(Birahi Tinggi) hari ini. Muklas memajukan mulutnya melewati
ketiak Indah dan langsung
menjilati payudara Indah dengan
rakus. Indah makin menjerit-
jerit. Jeritannya sampai ke
kamar dimana aku berada. Indah tak kuasa menahan rintihannya
setiap Muklas menusukkan
penisnya, tubuhnya bergetar
hebat akibat tarikan dan
dorongan penis penjaga vila itu
pada kemaluannya. Kemudian kulihat Indah mencengkram
tangan Muklas dengan kuat.
Tubuhnya menggigil dan menjerit
tertahan. Ternyata dia orgasme.
Kemudian Indah naik ke kolam
dan langsung ambruk di tepi kolam sambil menutup matanya.
Pasti dia sangat kecapaian.
Kemudian kulihat Citra
mendekati Muklas. Muklas yang
belum keluar, memamerkan
penisnya yang besar ke arah Citra. Kemudian Citra turun ke
air yang disambutnya dengan
pelukan Muklas, tangannya
mengelusi punggung Citra terus
turun hingga meremas
bongkahan pantatnya yang padat. Sementara tangan Citra
juga turun meraih kemaluan
Muklas. Kulihat mereka
bercakap-cakap sebentar.
Kemudian diangkatnya badan
Citra yang langsing dengan posisi kaki dipinggang Muklas.
Diletakkannya tubuh mulus Citra
pada lantai di tepi kolam, di
sebelah Indah yang terkapar.
Kemudian Muklas merapatkan
badannya diantara kedua kaki Citra yang tergantung. Dengan
sekali dorong tertancaplah penis
Muklas di vagina Citra. Mereka
melakukan push dan up secara
teratur.
Saat asyik-asyiknya menikmati pemandangan erotis di tepi
kolam, aku dikejutkan sebuah
tangan kasar yang merabai
dadaku. Aku menoleh sekilas ke
belakang dan kulihat Pak Indra
tersenyum sambil memilin-milin putingku. Aku masih meraba-
raba vaginaku, sedangkan Pak
Indra makin keras meremas
payudaraku. Kurasakan sesuatu
menyodok-nyodok pantatku dan
kutahu bahwa itu adalah penis Pak Indra. Dia membalikkan
tubuhku sehingga kami
berhadap-hadapan. Diciumnya
bibirku. Aku agak kewalahan
dengan lidahnya yang bermain di
rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa
beradapatasi, kubalas permainan
lidahnya hingga lidah kami saling
membelit dan mengisap. Cukup
lama juga kami berpagutan, dia
juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai
wajahku basah oleh liurnya.
Dia mulai menciumiku dari
telinga, lidah itu menelusuri
belakang telingaku juga
bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya
membuatku merasa geli dan
menggeliat-geliat. Mulutnya
berpindah melumat bibirku
dengan ganas, lidahnya menyapu
langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya.
Tanganku meraba-raba ke
bawah mencari kemaluannya
karena birahiku telah demikian
tingginya, tak sabar lagi untuk
dientot. Kemudian tubuhku diangkatnya
ke meja, lalu di baringkannya.
Vaginaku semakin merekah
karena posisiku yang telentang,
apalagi aku sengaja
mengangkangkan kakiku. Dia mengelus-elus bibir vaginaku.
Aku mendesah makin tidak
karuan ketika lidahnya bermain-
main disana, ditambah lagi
dengan jarinya yang bergerak
keluar masuk. "oh.. terus, pak!" hanya itu yang
keluar dari mulutku.
Aku sampai meremas-remas
payudara dan menggigit jariku
sendiri karena tidak kuat
menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya
tubuhku mengejang dan
vaginaku mengeluarkan cairan
hangat. Dengan merem melek
aku menjambak rambut Pak
Indra yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu
berlangsung terus sampai
kurasakan cairanku tidak keluar
lagi, barulah dia melepaskan
kepalanya dari situ, nampak
mulutnya basah oleh cairan cintaku.
Belum beres aku mengatur
nafasku yang memburu, mulutku
sudah dilumatnya dengan ganas.
Kurasakan aroma cairan cintaku
sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu.
"Ayo.. Pak masukkan" teriakku.
Kulihat penis Pak Indra sudah
berdiri dengan sangat tegak.
Kuraih benda itu kutuntun
memasuki kemaluanku, tangan kanan Pak Indra ikut menuntun
senjatanya menembaki sasaran.
Saat kepala penisnya
menyentuh bibir kemaluanku, dia
menekannya ke dalam, mulutku
menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya.
Ciuman kami baru terlepas
disertai jeritan kecil ketika Pak
Indra mengehentakkan
pinggulnya hingga penisnya
tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat
diantara kedua pahaku
sementara mulutnya mencupangi
pundak dan leher jenjangku. Aku
hanya bisa menengadahkan
kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.
Tubuhku tersentak-sentak tak
terkendali, kepalaku
kugelengkan kesana-kemari,
kedua payudaraku yang
terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut Pak
Indra. Aku memperhatikan
penisnya sedang keluar masuk
di vaginaku.
"Ah.. terus pak.. terus!" desahku.
"Vagina Neng seret amat ya.. serasa masih mimpi bapak!"
katanya sambil menggoyang-
goyangkan pinggulnya.
"Payudara Neng juga montok.
Mimpi apa bapak semalam bisa
ML dengan gadis cantik seperti Neng" katanya lagi disusul
meremas-remas dadaku. Aku
hanya bisa merintih-rintih, apa
yang dibilang Pak Indra tidak
kuperhatikan lagi. Susah payah
aku bertahan agar tidak keluar dulu. Aku ingin Pak Indra takluk
dihadapanku. Tapi aku sudah
tak tahan lagi, kulihat langit-
langit kamar sudah berbayang-
bayang disusul dengan cairan
bening mengalir deras dari vaginaku.
"Pak.. aku.. keluar.." teriakku.
Tanpa memberiku istirahat,
kemudian Pak Indra membalikkan
badanku sehingga tanganku
bertumpu pada meja. Kemudian kurasakan penisnya menyeruak
ke vaginaku. Aku hanya bisa
menahan nafas dan menggigit
bibir saat penisnya mulai keluar
masuk. Aku merasakan nikmat
yang tiada tara ketika penisnya dengan cepat menerobos
vaginaku. Aku terlonjak-lonjak
ke depan sampai payudaraku
menempel pada kaca jendela.
Mulutku megap-megap dan
terkadang meringis. Aku bisa melihat ke tepi kolam, d imana
Muklas dengan gencar menikmati
tubuh putih Citra. Sampai-
sampai dada Muklas tertekan ke
dada Citra yang bulat
menggiurkan itu. Kedua kaki Citra menggelepar-gelepar
menepuk permukaan air.
Kemudian aku memfokuskan diri
pada Pak Indra, yang
nampaknya masih belum ada
tanda-tanda orgasme. Aku sudah lemas sekali. Sambil
mengoyangkan pinggulnya
kepala Pak Indra menyeruak
melewati ketiakku dan langsung
menciumi dadaku yang paling
disenanginya. Aku hanya bisa merintih dan menjerit sebisaku
saat mulutnya dengan rakus
menjilat dan sekali-kali menggigit
puting susuku, sehingga
membuatku makin ke awang-
awang. Frekuensi sodokannya makin
lama makin cepat, aku mulai
menggila dan mulai menjerit
sekuat-kuatnya beradu dengan
erangannya dan deritan meja
yang ikut bergoyang. Dia mencengkram kedua tangannya
di dadaku. Kurasakan kukunya
mencengkeram dadaku yang
montok. Aku merasakan sakit
disana, tapi tidak sebanding
dengan sensasi yang kudapat. Hujaman-hujamannya kurasakan
nikmat disekitar tubuhku.
"Ahh..!" aku tiba-tiba menjerit
kecil ketika kurasakan cairanku
ingin meledak keluar. Aku
mendesah panjang tak kuasa menahan orgasmeku yang
kedua. Masih dalam suasana
orgasme, Pak Indra terus
mengenjotku, sehingga
orgasmeku semakin panjang. Aku
seperti berada di puncak awan. Sel-selku sepertinya pecah dan
tulang-tulangku seperti dilolosi.
Aku tengkurap diatas meja
tidak tahan lagi menahan berat
tubuhku. Aku sangat lemas
sekali. Pak Indra ternyata sangat hebat, nggak tahu
apakah dia tadi memakan obat
kuat dulu ataukah memang
kemampuannya yang dasyat.
Aku hanya mendesah desah
saat penis hitamnya itu masih terus menyodok nyodok
vaginaku tanpa memberi
istirahat.
Kemudian Pak Indra menjambak
rambutku sehingga aku tertarik
kebelakang. Dia meremas dadaku dengan keras. Yang kurasakan
sekarang sakit pada rambut
dan dadaku tetapi sangat
nikmat pada vaginaku.
"Sebentar lagi.. sebentar.. lagi..!"
erangnya. Aku sudah sangat lemas, hanya
tarikannya pada rambutku yang
menopang tubuhku. Kemudian
dengan tiba-tiba dia melepas
penisnya lalu menggendong
tubuhku yang sudah sangat capek kearah tempat tidur.
Tubuhku dihempaskan disana.
Aku bisa melihat penisnya yang
mengkilat gara-gara cairan
cintaku. Dengan sekali sentakan
masuklah penisnya yang besar itu ke vaginaku. Aku hanya bisa
mendesah dan mengerang, tak
kuasa mengalami sensasi yang
kualami.
Setelah lima menit menyodok
dengan gaya itu. Dia mengeluarkan penisnya dari
vaginaku, kemudian menjepitnya
di dadaku. Digesek-geseknya
penisnya di dadaku yang
lumayan besar. Aku mendesah-
desah setiap penis itu melewati pangkal dadaku. Hal itu
berlangsung sekitar 5 menit.
Kemudian kulihat Pak Indra
mengerang sambil menyebut-
nyebut namaku. Lalu
muncaratlah spermanya yang mirip susu kental itu di wajah
dan mulutku. Aku yang sudah
lemas hanya bisa membuka
mulut. Kurasakan sperma dari
wajahku mengalir masuk ke
mulutku. Aku hanya bisa ternganga menikmati suasana
itu. Sampai cairan spermanya
masuk ke sela-sela mulutku.
Setelah puas menuntaskan
hajatnya Pak Indra memintaku
membersihkan barangnya. Dengan terpaksa aku bangun
dan mulai membersihkan penis
yang hitam besar itu. Kemudian
kami sama-sama ambruk.
"Kamu hebat, Ver!", katanya
"lain kali kalau bapak ajak ML lagi, mau ya!"
Aku hanya mengengguk. Tentu
saja aku mau dengan orang
seperti Pak Indra, dimana aku
bisa orgasme berkali-kali.
Keesokan harinya.. Pagi-pagi sekali aku sudah
bangun. Cuaca yang dingin
membangunkanku dari tidur.
Kulihat jam di kamar
menunjukkan pukul 6 pagi. Aku
masih telanjang, kulihat Indah dan Citra juga masih tertidur
disampingku. Mereka juga sama-
sama telanjang, nampak mereka
sangat kelelahan. Kemudian aku
teringat bahwa tadi malam kami
baru mengadakan party sex. Gila juga Pak Indra dan Muklas.
Indah yang kalah bermain poker
harus rela tubuhnya menjadi
santapan Pak Indra dan Muklas.
Walau awalnya meronta-ronta
tapi akhirnya dia pasrah juga. Dia dikerjaiin hampir orgasme
berkali-kali. Penjaga villa itu
sepertinya nggak ada habis-
habisnya. Habis menggenjot
Indah dia menggenjotku dan
Citra lagi secara bergantian. Aku sudah 3 kali orgasme sedangkan
Indah dan Citra masing-masing 4
kali. Total kami sudah orgasme
10 kali sedangkan mereka
berdua baru satu kali satu kali.
Mereka jauh lebih hebat dari cowok-cowok di kampus kami
dan cowok-cowok yang pernah
tidur denganku.
Kemudian aku bangun, masih
terasa lengket pada mulut dan
seluruh badanku, lengket gara- gara sperma atau air liur.
Kulihat ke sebelahku Indah dan
Citra juga nggak jauh beda,
buah dada Citra yang sekal
nampak kemerahan dan ada
bekas cupang di sana sini. Sedangkan pada mulut dan
wajah Indah banyak sisa-sisa
sperma.
Aku coba untuk memejamkan
mata, berusaha untuk tidur,
tapi tidak bisa. Kemudian kuputuskan untuk mandi. Air
yang sangat dingin di puncak
dapat menyegarkan tubuhku.
Pelan-pelan kurasakan enak di
badanku. Sehabis mandi
kuputuskan untuk lari pagi sambil menikmati udara puncak
yang segar. Segera kugunakan
celana pendek yang sangat
ketat sehingga celana dalamku
tercetak disana. Lalu kugunakan
baju tangan panjang karena cuaca dingin. Kemudian aku lari
pagi menikmati udara puncak
yang dingin.
Setelah capek lari pagi, akhirnya
aku balik ke villa. Citra dan
Indah masih tertidur di kamar. Aku ingin membangunkan
mereka tapi mereka masih
tampak kelelahan sehingga
kuurungkan niatku. Aku melap
keringatku yang basah,
kemudian aku ganti baju. Sebenarnya sih aku ingin
telanjang saja sambil melakukan
aktivitas di didalam villa. Tapi
karena cuaca dingin kubatalkan
niat "gila" ku. Kugunakan
tanktop warna merah kesukaanku dan celana pendek
yang fuul press. Sehingga
menampakkan keindahan
tubuhku. Aku tak henti-hentinya
menatap tubuhku yang indah di
meja rias. Aku saja sangat mengaguminya, gimana lagi
dengan cowok-cowok?
Kemudian aku pergi ke dapur.
Aku ingin memasak supermi,
karena perutku sangat lapar.
Aku ingin menghidupkan kompor tapi nggak ada korek api. Lalu
kucari Pak Indra.
"Pak.. Pak Indra!" teriakku
mencari Pak Indra. Ternyata Pak
Indra sedang menyapu halaman
di belakang. "Pagi Neng!" katanya melihatku.
"Sudah bangun ya?"
Aku hanya mengangguk sambil
meminta korek darinya.
"Neng, tadi malam asik banget
ya" katanya sambil memberi korek
"Mau nggak nanti bapak entot
lagi?"
Aku hanya mengangguk. Nggak
ada puas-puasnya si tua
bangka ini mengerjain tubuhku. Sudah hampir seharian kemarin
dia memacu tubuhku dan
teman-temanku, sekarang mau
minta lagi.
"Tapi ntar aja ya pak, masih
capek nih, lapar lagi!" kataku sambil pergi ke dapur.
Akhirnya aku memasak supermi
dan makan. Sebenarnya aku
ingin membangunkan kedua
temanku. Karena aku ingin
jalan-jalan bareng mereka. Tapi lagi-lagi kuurungkan niatku. Aku
nggak tega juga menggangu
tidur mereka. Mungkin nanti aja
jalan-jalannya setelah mereka
bangun, pikirku.
Setelah selesai makan aku pergi ke dapur untuk membereskan
piring kotor. Selagi aku mencuci
piring, Pak Indra datang
kedapur. Kami bercakap-cakap
tentang berbagai hal. Tentang
istrinya yang sudah lama pergi meninggalkannya, sehingga dia
sangat sulit untuk melampiaskan
nafsunya jika lagi "pengen".
Sambil bercakap-cakap Pak
Indra tak hentinya melihat-lihat
tubuhku. Dia mencuri-curi melihat dadaku dari celah
tanktopku yang tak tertutup.
Dia juga sesekali melihat
pantatku yang bulat menonjol.
Apalagi jika aku memakai celana
ketat seperti ini. Pasti membuat libidonya serasa meledak-ledak
Kemudian Pak Indra mendekatiku
dari belakang. Pertama-tama dia
mengelus-elus lenganku yang
putih mulus. Kubiarkan
tangannya itu mengelus-elus tanganku. Dia mendekatkan
mulutnya ke leher jenjangku.
Dijilatinya dari atas sampai ke
bawah. Tangannya yang kasar
meremas-remas payudaraku
dari luar sementara tangannya yang lain mengelus-elus
pantatku.
Perlahan-lahan dilepaskannya
celana ketatku beserta CDnya.
Pantatku yang mulus dan sekal
terpampang jelas didepan matanya.
"Ini baru namanya pantat"
katanya sambil menepuk
pantatku.
Kemudian disusul dengan
melepas tanktop dan braku. Sekarang aku dapat melihat
diriku yang telanjang bulat
melalui cermin wastafel di
hadapanku. Dan dari belakang
kulihat dia sedang mengagumi
tubuhku dan mengelus- ngelusnya. Tangan bergerak dari
dada ke punggungku. Aku
mendesah sambil menggigit
bibirku. Bibirnya menjilati
punggungku dan sesekali
kepalanya menyeruak melewati ketiakku untuk mengulum
payudaraku.
Kemudian dibentangkannya
pahaku lebar-lebar, tangannya
mulai merayap ke bagian
selangkanganku. Jari-jari besar itu menyusup ke pinggir
kemaluanku, mula-mula hanya
mengusap-ngusap bagian
permukaan saja lalu mulai
bergerak perlahan-lahan
diantara kerimbunan bulu-bulu mencari liangnya.
"Oh.." hanya itu yang keluar dari
mulutku.
Kurasakan benda basah
menggelitik klistorisku. Pak Indra
kini berada di bawahku dan menjilati belahan kemaluanku,
bukan cuma itu dia juga
mencucuk-cucukan jarinya ke
dalam lubang itu sehingga
kemaluanku makin lama makin
basah saja. Aku sungguh tidak berdaya oleh
permainan lidah serta jarinya
pada vaginaku, tubuhku
mengejang dan cairan cinta
menyembur dengan derasnya,
aku telah dibuatnya orgasme. Tubuhku lemas dan penuh
keringat.
Kemudian dia menyelipkan
penisnya diantara
selangkanganku lewat belakang.
Aku mendesis nikmat saat penis itu pelan-pelan memasuki
vaginaku. Setelah masuk
semuanya langsung digenjotnya.
Mula-mula perlahan-lahan tapi
lama-lama makin cepat. Aku
tidak kuasa menahan desahan, sesekali aku menggigit bibirku
menahan nikmat, serta
menggeleng-gelengkan kepalaku
ke kiri-kanan sehingga rambut
panjangku pun ikut tergerai
kesana kemari. Cermin di depanku memantulkan
bayangan wajahku yang sedang
horny, mulutku mengap-mengap
mengeluarkan rintihan terlebih
ketika tangan kasar itu
meremas-remas kedua payudaraku sambil sesekali
dipermainkannya putingku yang
sudah mengeras.
"Ooohh.. enak banget Neng "
celotehnya.
Setelah 15 menit kurasakan genjotan Pak Indra makin lama
makin cepat. Ditambah
remasannya di payudaraku yang
semakin kuat. Aku sungguh
tidak berdaya oleh permainan
penisnya pada vaginaku, tubuhku mengejang dan
kurasakan cairan cinta
menyembur dengan derasnya.
"Ooohh.. Neng.. bapak.. keluar!"
dan disusul "Creett.. creet.."
maninya menyemprot dengan deras ke vaginaku. Kurasakan
maninya mengalir di sela-sela
bibir vaginaku. Aku sangat lelah
sekali. Dia menopang tubuhku
agar tidak jatuh.
Kemudian dipapahnya tubuhku. Aku kira akan dibawa ke
kamarku melainkan ke belakang
melewati dapur. Dia membawaku
kekamarnya, dibaringkannya
tubuhku ke ranjang. Demikian
lelahnya aku, sampai tubuh seperti lumpuh dan mata terasa
makin berat. Sebelum terlelap
aku masih sempat
mendengarnya berkata dekat
kupingku
"Vagina Neng enak banget, bapak jadi ketagihan nih!",
kemudian aku tertidur dengan
lelapnya.
Aku terbangun ketika
kurasakan ada yang meraba-
raba vaginaku. Aku mendesah nikmat, kubuka mata, Ahh.. aku
terbangun.. aku Terkejut sekali.
Begitu mata kubuka langsung
nampak sesosok tubuh berada
diantara kedua belah pahaku
yang terbuka lebar. Ketika kesadaranku berangsur-angsur
pulih nampak sosok lelaki muda
berbadan tegap. Ternyata dia
Muklas, wajahnya berada dekat
vaginaku sambil mengorek-
ngorek liang itu dengan jarinya. "Sudah bangun Neng?" tanyanya
sambil kepalanya tidak lepas
dari vaginaku.
"Eh.. eh.." anggukku di sela-sela
kenikmatan yang mulai merasuki
tubuhku. Kulihat Pak Indra sedang beristirahat di kursi di
pojok kamar sambil mengisap
rokok.
Kemudian Muklas melepaskan
bibirnya dari vaginaku dan
melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut
kolornya. Maka menyembullah
kemaluannya yang sudah
menegang dari tadi. Penisnya
lebih besar dari punya Pak
Indra, berwarna hitam dan berurat, aku takjub melihatnya.
Beberapa saat kemudian dia
merentangkan kedua pahaku,
betisku dinaikkan ke bahunya
"Neng.. bapak ewe sekarang ya!"
kata Muklas tidak sabaran. Aku melihat miliknya mulai
mendesak masuk ke vaginaku,
"Ahk..ahh..!" itulah yang keluar
dari mulutku saat dia
menekankan dalam-dalam penis
supernya hingga amblas seluruhnya, aku meringis sambil
mencengkram lengannya.
"Ooohh.." Muklas mendesah
setelah berhasil menancapkan
kejantanannya di dalam
kemaluanku. Aku mulai merasakan penis itu
bergerak keluar masuk pada
vaginaku, mula-mula gerakan itu
lembut, namun lama-lama
bertambah kencang dan kasar.
Aku mendesah-desah tidak karuan. Ditambah lagi tangannya
yang ikut serta menggerayangi
dadaku. Semakin membuatku
menjadi-jadi. Pak Indra yang
semula tadi hanya menganggur
mulai datang mendekati ranjang. Dia ikut menjamah dan memilin
dadaku. Sambil sesekali
meremasnya dengan kasar.
"Akkhh..!" eranganku tertahan
tatkala bibirku dilumat Pak Indra
dari samping. Akupun merespon cumbuannya, lidah kami saling
beradu. Aku sudah telanjur
dilanda birahi. Sambil mencium
bibirku, Pak Indra meremas
dadaku yang semakin tegak.
Kemudian Pak Indra melepaskan mulutnya dari bibirku. Penisnya
sudah menegang langsung
ditancapkannya ke mulutku. Aku
memasukkan lebih dalam ke
mulutku lalu mulai memaju-
mundurkan kepalaku. Kujilat dan kuhisap. Selain menyepong
tanganku turut aktif mengocok
ataupun memijati buah pelirnya.
Pak Indra tampak mendesah
desah.
Kemudian Muklas balikkan tubuhku dan menyuruhku
menunggingkan pantat,
ternyata dia ingin doggy stile.
Akupun mengangkat pantatku
memamerkan vaginaku yang
merah merekah . "Oouuhh.. muk!" itulah yang
keluar dari mulutku dengan
sedikit bergetar saat penisnya
amblas ke dalamku. Dia mulai
mengayunkan pinggulnya mula-
mula lembut dan berirama, namun semakin lama
frekuensinya semakin cepat dan
keras. Aku mulai menggila,
suaraku terdengar keras sekali
beradu dengan erangannya dan
deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan
kedua tangannya pada
payudaraku. Hujaman-hujaman
yang diberikannya menimbulkan
perasaan nikmat ke seluruh
tubuhku. Pak Indra meredam suaraku
dengan menjejelkan penisnya ke
lidahku, sehingga membuatku
tidak bisa lagi menjerit. Dia
sangat rakus memaju
mundurkan penisnya di mulutku, sambil sesekali tangannya
bermain di payudaraku.
Diserang dari dua arah begini
sungguh membuatku kewalahan
hingga akhirnya terasa dinding-
dinding kemaluanku berdenyut makin kencang dan erangan
panjang keluar dari mulutku
disertai mengejangnya tubuhku.
Tubuhku lemas dalam pelukan
mereka. Tapi keganasan Muklas
belum tampak mereda, dia masih bersemangat menyodokkan
penisnya tanpa mempedulikan
vaginaku yang masih terasa
ngilu.
Pak Indra semakin semangat
memaju-mundurkan penisnya di mulutku, dan akhirnya ejakulasi
lebih dulu di mulutku, dia
melenguh panjang dan
meremas-remas rambutku saat
aku mengeluarkan teknik
mengisapku, kuminum semua air maninya, tapi saking banyaknya
ada sedikit yang menetes di
bibirku. Muklas juga sepertinya
sudah mau orgasme, tampak
dari erangannya dan
cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka
kugoyang pinggulku lebih cepat
sampai kurasakan cairan hangat
memenuhi vaginaku. Akhirnya
disemprotkannya maninya di
vaginaku. Aku langsung ambruk karena tak kuasa menahan
berat badanku.
Mereka kemudian membiarkanku
istirahat sejenak. Sambil cerita-
cerita mereka tak pernah
berhenti merabai tubuhku. Aku yang sudah lemah hanya bisa
pasrah. Toh.. percuma melarang
mereka, mana ada lelaki yang
haus sex membiarkan wanita
cantik berbaring telanjang
dihadapannya. Terutama Muklas, dia tak pernah melepaskan
tangannya dari dadaku. Kadang
diremas, kadang dipelintir dan
kadang diisap-isap. Hal itu
membuat dadaku makin mencuat
keatas dan berwarna kemerahan. Setelah memberiku
waktu untuk istirahat. Kembali
kulihat penis-penis mereka mulai
bangkit lagi. Aku hanya bisa
pasrah saat Pak Indra mulai
meremas payudaraku. Payudaraku yang sudah
berwarna merah semakin merah
saja saat mulutnya menjilatinya.
Aku kembali mendesah saat
perlahan-lahan mulutnya turun
ke perutku dan langsung menjilati vaginaku. Birahiku mulai
naik lagi. Kemudian kutarik
Muklas agar mendekat ke
arahku. Kujilati penisnya yang
belum tegang benar. Dia
mendesah-desah sambil memegang rambutku.
Kemudian Pak Indra melepaskan
mulutnya dan langsung tertidur
telentang. Aku mengerti
maksudnya. Tanpa diminta lagi
aku mengangkangi tubuhnya yang sudah rebah telentang di
atas kasur. Ada sedikit rasa
senang karena ini merupakan
salah satu posisi favoritku yang
sering kulakukan bersama
cowok-cowok yang kencan denganku. Aku tanpa ragu
menuntun penisnya yang sudah
kembali mengeras ke arah
vaginaku dan aku mengambil
posisi menduduki tubuhnya.
Dengan bernafsu kugoyangkan pinggulku diatas tubuhnya,
bahkan aku ikut membantu
kedua belah telapak tangannya
meremasi payudaraku. Muklas
menonton adeganku sambil
mengocok-kocok penisnya, kadang-kadang tangannya iseng
merabai pahaku.
"Ayo goyang Neng.. oohh!" Pak
Indra sepertinya ketagihan
dengan goyanganku, begitu juga
Muklas, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia berdiri di
sebelahku, penisnya mengacung
di depan mukaku.
"Emut Neng.. ayo buka
mulutnya!" sambil menjejalinya ke
mulutku. Aku membuka mulutku dan
melakukan apa yang dia
inginkan.
15 menit dalam posisi 'woman on
top' sampai akhirnya tubuhku
bergetar seperti menggigil lalu "Aaahh..!!"
Dengan panjang keluar dari
mulutku, kepalaku mendongak
ke atas menatap langit–langit
kamar yang sepertinya berubah
jadi banyak. Tubuhku melemas dan ambruk ke depan, ke dalam
pelukan Pak Indra. Dia peluk
tubuhku sambil penisnya tetap
dalam vaginaku, kami berdua
basah kuyup oleh keringat yang
mengucur. Tapi tampaknya dia belum juga keluar, kembali
tubuhku dipompanya. Tubuhku
bergoyang diatas tubuhnya.
Goyangan kami terhenti sejenak
ketika Muklas tiba-tiba
mendorong punggungku sehingga pantatku semakin
menungging dan payudaraku
makin tertekan ke wajah Pak
Indra. Muklas membuka pantatku
dan mengarahkan penisnya ke
sana "Aduuh.. pelan-pelan Klas, sakit
tau.. aww!" rintihku waktu dia
mendorong masuk penisnya.
Bagian bawahku rasanya sesak
sekali karena dijejali dua batang
penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi
kurasakan perlahan-lahan
berubah menjadi rasa nikmat
yang menjalari tubuhku. Aku
menjerit sejadi-jadinya ketika
Muklas menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar
lebih lembut dikit. Bukannya
mendengar, Muklas malah makin
buas menggenjotku. Pak Indra
melumat bibirku dan memainkan
lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.
Hal itu berlangsung sekitar 20
menit lamanya, sampai aku
merasakan tubuhku seperti mau
meledak, yang dapat kulakukan
hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Indra erat-erat
sampai kukuku mencakar
punggungnya. Selama beberapa
detik tubuhku menegang sampai
akhirnya melemas kembali dalam
dekapan Pak Indra. Namun mereka masih saja memompaku
tanpa peduli padaku yang sudah
lemas ini. Erangan yang keluar
dari mulutku pun terdengar
makin tak bertenaga. Tiba-tiba
pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit
bernafas, serangan mereka juga
makin dahsyat, putingku disedot
kuat-kuat oleh Pak Indra, dan
Muklas menjambak rambutku.
Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam
vagina dan anusku. Mereka
berdua pun terkulai lemas
diantara tubuhku dengan penis
masih tertancap.
Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengelap
tubuhku yang basah kuyup
kemudian berjalan menuju kamar
mandi. Eh.. ternyata mereka
mengikutiku dan memaksa ikut
mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya
mereka senang. Disana aku
cuma duduk, merekalah yang
menyiram, menggosok, dan
menyabuniku tentunya sambil
menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama
mereka sabuni sampai aku
menyindir
"Lho..kok yang disabun disitu-
situ aja sih, mandinya nggak
beres-beres dong, dingin nih" Disambut gelak tawa kami.
Setelah itu, giliran akulah yang
memandikan mereka, saat itulah
nafsu mereka bangkit lagi,
akupun kembali digarap di
kamar mandi. Lagi asik-asiknya digenjot
mereka berdua Citra dan Indah
datang dan bergabung bersama
kami. Kamar mandi itu menjadi
tempat kami melakukan pesta
sex. Sampai akhirnya kami sama-sama puas.
Demikian sebagaian ceritaku.
Nantikan ceritaku yang lain..


Tamat

[ back ][ home ]


Discover the Best Mobile Websites now!

Web Site Hit Counter