watch sexy videos at nza-vids!

Tetangga Apartementku

Pada waktu aku telah
menyelesaikan, karena letak
kantorku yang amat sangat
jauh dengan rumah. Aku
memutuskan untuk mengontrak
Apartemen di daerah Kuningan sehingga jika ke kantor tidak
terlalu jauh. Namaku Bramanto. Sekarang
saya berkerja di salah satu
perusahaan telekomunikasi di
daerah kuningan Jakarta. Dulu
aku tinggal bersama kedua
orang tuaku di sebuah kompleks tentara yang amat
membosankan sehingga aku
memutuskan untuk mandiri
dengan menghuni apartemen
milik dari saudaraku yang baru
menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya. Hari pertama aku menghuni
aku lapor dengan Ketua
Perhimpunan Pengurus
Apartemen dimana aku tinggal
beliau kebetulan tinggal di
lantai 12 sedangkan aku di lantai 11. Setelah melapor aku
dimohon bantuannya untuk
menjaga kebetulan adik
perempuan beliau tinggal di
sebelahku yaitu Tante Vivi. Hari
kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Tante Vivi,
ternyata beliau tidak terlalu
tua, kelihatannya sekitar 38 -
40 tahunan. Orangnya ramah
dan baik sekali. Yang aku
heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin
punya masalah dengan karir
karena aku melihat mobilnya
ada dua yaitu Toyota Alphard
dan Toyota Camry. Tante Vivi begitu aku
memanggilnya memiliki 2
pembantu dan seorang sopir
yang telaj melayani beliau
selama 3 tahun di Apartemen
itu. Berikut adalah pengalamanku
diwaktu tidak terduga dimana
aku dititipkan kunci Apartemen
oleh beliau karena semua
pembantu dan sopirnya cuti
lebaran, sehingga beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12, Sekedar gambaran, Tante Vivi
mempunyai tinggi badan sekitar
165 cm, mempunyai pinggul
yang besar, buah pantat yang
bulat, pinggang yang ramping,
dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic,
fitness, dan renang yang
diikutinya secara berkala),
dengan didukung oleh buah
dada yang besar dan bulat
(belakangan saya baru tahu bahwa Tante Vivi memakai Bra
ukuran 36B untuk menutupinya)
. Dengan wajah yang seksi
menantang dan warna kulit
yang putih bersih, wajarlah jika
Tante Vivi menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun
lelaki hidung belang. Hingga pada suatu sore, saat
saya pulang kerja saya
mendengar ada ketukan pintu
di apartemenku , kemudian
saya intip dari lubang pintu
ternyata Tante Vivi. �eh ya ada apa tante�
kataku sambil membuka pintu.
�Ngga Bram ada surat atau
tagihan kartu kreditku ngga
dari Front Office depan?�
jawan tante Vivi. �Sepertinya ngga ada tante�
jawabku
�Eh aku numpang ke kamar
mandimu ya� sambil meringis,
mungkin dia udah kebelet pips
he he he. �silahkan tan tapi kamar
mandinya ngga sebersih punya
tante lho maklum bujangan�
kataku sambil tertawa.
� Ngga apa apa� jawabnya. baru aku sadar bahwa si tante
vivi memakai baju training tipis
mungkin baru lari atau fitness
di lantai 2.
�Abis lari ya tan� tanyaku
�Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi�
ujar tante vivi sambil ngeloyor
ke kamar mandiku. Sambil jalan ke dapur aku
berfikir kok kayaknya ada
yang salah ya dengan
membiarkan si tante ke kamar
mandi tapi apa ya?. Ya ampun
tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau
coli sih maklum belum ada
pasangan/pacar. Wah mati gue
ketahuan dah sama tante vivi.
Ah bodoamatbodo amat kaya
dia ngga pernah muda aja. Begitu keluar dari kamar mandi
si tante senyum-senyum, wah
malu deh aku.
�Hayo kamu tadi lagi ngapain
Bram? tanya si tante.
�Ngga ngapa-ngapain kok tan� jawabku sambil menunduk
kebawah, Malu cing.
Dan tanpa saya sadari tiba-
tiba dia mencekal tangan saya.
�Bram..� katanya tiba-tiba
dan terlihat agak sedikit ragu- ragu.
�Ya Tante..?� Jawab saya.
�Eee.. nggak jadi deh..�
Jawabnya ragu-ragu.
�Ada yang bisa saya bantu,
Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-
raguannya.
�Eee.. nggak kok. Tante cuma
mau nanya..� jawabnya dengan
ragu-ragu lagi.
�Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?� tanya
dia.
�Iya sih tan. Maklum tan belum
punya pasangan..?� jawab ku
terpaksa.
�Terus pake sabun ya ? he he he kata tante vivi sambil
tertawa
�Iya tan, udah ah aku tengsin
nih malu ditanya terus�
Tegasku sambil ngomel.
�Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting
jangan main pelacur, jorok
nanti kena penyakit� jawab
tante vivi.
�Eee.. mau dibantuin Tante
nggak..? sambungnya �Maksud tante? Tanya ku wah
ibarat ada lanjutan dari film ku
tadi nih. Kayaknya si tante
horni abis.
� Iya kamu nonton bareng
tante khan biar ngga malu lagi� sambil melayang tangan
tante vivi ke selangkangan ku.
�sana ambil laptop mu�
asik banget dah pikirku tanpa
tendeng aling-aling aku berlari
kekamar madi dan membawa keluar laptop itu.
Kemudian aku setel lebih dulu
film yang tadi saya tonton dan
belum habis. Beberapa menit
kemudian Tante vivi duduk
disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh
yang segar. Saya selidiki tiap
sudut tubuhnya yang masih
terbalut baju training dan
kemudian beliau melepas
atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang
agak menerawang tersebut,
sehingga dengan leluasa mata
saya melihat puncak buah
dadanya karena dia tidak
memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku
yang terasa mulai keras dan
kencang, kejantananku juga
sudah mulai menegang. Dengan
santai dia duduk tepat di
sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang
berlangsung.
�Cakep-cakep juga yang
main..� akhirnya dia memberi
komentarnya.
�Dari kapan Bram mulai nonton film beginian..? tanyanya.
�Udah dari dulu Tante..�
kataku.
�Mainnya juga bagus dan tidak
kasar. Bram udah tahu rasanya
belum..? tanya dia lagi. �Ya sempet sih tan waktu di
rumah sakit sama suster�
�wah enak dong lagi sakit di
servis suster�
�Iya tapi udah lama tan udah
lupa rasanya, tapi kata temen- temen sih enak. Emang kenapa
Tante, mau ngajarin saya yah?
Kalau iya boleh juga sih�,
kataku.
�Ah Bram ini kok jadi nakal
yah sekarang�, katanya sambil mencubit lenganku.
�Tapi bolehlah nanti Tante
ajarin biar kamu tahu
rasanya�, tambahnya dengan
sambil melirik ke arahku
dengan agak menantang. Tidak lama berselang, tiba-tiba
Tante Vivi menyenderkan
kepalanya ke bahuku. Seketika
itu pula aku langsung membara.
Tapi aku hanya bisa pasrah
saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan
Tante Vivi sudah mulai
mengusap-ngusap daerah
tubuhku sekitar dada dan
perut . Rangsangan yang
ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous
karena itu adalah kali pertama
aku diperlakukan oleh seorang
wanita yang usianya diatasku.
Kejantananku sudah mulai
semakin berdenyut-denyut siap bertempur.
Kemudian Tante Vivi mulai
menciumi leherku, lalu turun ke
bawah sampai dadaku. Sampai
di daerah dada, dia menjilat-
jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri.
Tangan kanan Tante Vivi juga
sudah mulai masuk ke dalam
celanaku, dan mulai mengusap-
usap kejantananku.
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku
mulai memberanikan diri untuk
meraba celana yang dia pakai.
Aku remas payudaranya dari
luar tanktop, dan aku remas-
remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung
tersebut dengan ujung jariku.
�Ssshh.. ya situ Bram..�
katanya setengah berbisik.
�Ssshh.. oohh..�
Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan
diusapnya kejantananku.
Akhirnya bibir kami saling
berpagutan dengan penuh
nafsu yang sangat membara.
Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku.
Sambil berciuman tanganku
mulai bergerilya melalui celana
trainingnya yang aku
pelorotkan ke bawah sampai
pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah
mulai menghangat dan agak
lembab. Aku melepaskan celana
dalam Tante Vivi. Satu persatu kami membuka
baju, sehingga kami berdua
menjadi telanjang bulat.
Kutempelkan jariku di ujung
atas permukaan kemaluannya.
Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku
bermain di daerah seputar
klitorisnya. Lama kelamaan Aku
masukkan satu jariku, lalu jari
kedua. �Aaahh.. sshh.. oohh..
terus Bram.. terus..� bisik Tante Vivi.
Ketika jariku terasa mengenai
akhir lubangnya, tubuhnya
terlihat agak bergetar. �Ya..
terus Bram.. terus.. aahh.. sshh..
oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh..
aarrgghh..� kata Tante Vivi.
Seketika itu pula dia memeluk
tubuhku dengan sangat erat
sambil menciumku dengan
penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak
bergetar (yang kemudian baru
aku tahu bahwa dia sedang
mengalami orgasme). Beberapa
saat tubuhnya mengejang-
ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan
terkulainya tubuh Tante Vivi
yang terlihat sangat lemas di
sofa.
�Saya kapan Tante, kan saya
belum..?� Rujukku. �Nanti dulu yah sayang,
sebentar.. beri Tante waktu
untuk istirahat sebentar aja�,
kata Tante Vivi.
Tapi karena sudah sangat
terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai
klitorisnya, aku dekati
payudaranya yang menantang
itu sambil kujilati ujungnya,
sesekali kuremas payudara
yang satunya. Sehingga rupanya Tante Vivi juga tidak
tahan menerima paksaan
rangsangan-rangsangan yang
kulakukan terhadapnya.
Sehingga sesekali terdengar
suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-
usapkan kejantananku yang
sudah sangat amat tegang di
bibir kemaluannya sebelah atas.
Sehingga kemudian dengan
terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju
lubang kemaluannya. Pelan-
pelan saya dorong
kejantananku agar masuk
semua. Kepala kejantananku mulai
menyentuh bibir kewanitaan
Tante Vivi. �Ssshh..� rasanya
benar-benar tidak bisa
kubayangkan sebelumnya. Lalu
Tante Vivi mulai menyuruhku untuk memasukan
kejantananku ke liang
kewanitaannya lebih dalam dan
pelan-pelan. �Aaahh..� baru
masuk kepalanya saja aku
sudah tidak tahan, lalu Tante Vivi mulai menarik pantatku ke
bawah, supaya batang
kejantananku yang perkasa ini
bisa masuk lebih dalam. Bagian
dalam kewanitaannya sudah
terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin
karena sudah lama tidak
dipergunakan. Namun Tante Vivi
tetap memaksakannya masuk.
�Aaagghh..Bram � rasanya
memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku
agak sedikit terasa ngilu, tapi
nikmatnya luar biasa. Lalu
terdengar suara erangan
Tante Vivi. Lalu Tante Vivi mulai
menyuruhku untuk
menggerakkan kemaluanku di
dalam kewanitaannya, yang
membuatku semakin gila. Ia
sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan.
Beberapa menit kami begitu
hingga suatu saat, seperti ada
sesuatu yang membuat liang
kewanitaannya bertambah licin,
dan makin lama Tante Vivi terlihat seperti sedang
menahan sesuatu yang
membuat dia berteriak dan
mengerang dengan sejadi-
jadinya karena tidak kuasa
menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti
disedot oleh liang kewanitaan
Tante Vivi, yang tiba-tiba
dinding-dinding kewanitaannya
terasa seperti menjepit dengan
kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan..
�Aaarrgghh.. sayaang.. Tante
keluar lagii..� jeritnya dengan
keras, dan makin basahlah di
dalam kewanitaan Tante Vivi,
tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-
benar menggelinjang hebat,
membuat gerakannya semakin
tak karuan. Dan akhirnya
Tante Vivi terkulai lemas, tapi
kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap. Aku mencoba membuatnya
terangsang kembali karena aku
belum apa-apa. Tangan
kananku meremas payudaranya
yang sebelah kanan, sambil
sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung
jari telunjukku. Sedang
payudara kirinya kuhisap sambil
menyapu ujungnya dengan
lidahku. �Ssshh.. shh..� desahan Tante
Titik sudah mulai terdengar
lagi. Aku memintanya untuk
berganti posisi dengan doggy
style. Aku mencoba untuk
menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya,
pelan tapi pasti. Kepala Tante
Vivi agak menengok ke
belakang dan matanya melihat
mataku dengan sayu, sambil dia
gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang
timbul. Sedikit demi sedikit aku
coba untuk menekannya lebih
dalam. Kejantananku terlihat
sudah tertelan semuanya di
dalam kewanitaan Tante Vivi, lalu aku mulai menggerakkan
kejantananku perlahan-lahan
sambil menggenggam buah
pantatnya yang bulat. Dengan
gaya seperti ini, desahan dan
erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang
tadi. Aku terus menggerakkan
pinggulku dengan tangan
kananku yang kini meremas
payudaranya, sedangkan
tangan kiri kupergunakan
untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan
seksi. �Ssshh.. aarrgghh.. oohh..
terus Bram.. terus.. aarrgghh..
oohh..� Tante Vivi terus
mengerang. Beberapa menit berlalu,
kemudian Tante Vivi merasa
akan orgasme lagi sambil
mengerang dengan sangat
keras sehingga tubuhnya
mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya
mengenggam bantalan sofa
dengan sangat erat. Beberapa
detik kemudian bagian depan
tubuhnya jatuh terkulai lemas
menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga
pantatnya agar tetap di atas.
Dan aku merasa kejantananku
mulai berdenyut-denyut dan
aku memberitahukan hal
tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata
pun. Yang keluar dari mulutnya
hanya desahan dan erangan
kecil, sehingga aku tidak
berhenti menggerakkan
pinggulku terus. Aku merasakan tubuhku agak
mengejang seperti ada sesuatu
yang tertahan, sepertinya
semua tulang-tulangku akan
lepas dari tubuhku, tanganku
menggenggam buah pantat Tante Vivi dengan erat, yang
kemudian diikuti oleh keluarnya
cairan maniku di dalam liang
kewanitaan Tante Vivi. Tubuhku
terasa sangat lemas sekali.
Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan
kejantananku dari liang nikmat
milik Tante Vivi. Dengan raca kecapaian yang
luar biasa Tante Vivi
membalikkan tubuhnya dan
duduk di sampingku sambil
menatap tajam mataku dengan
mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya
menutupi permukaan
kemaluannya. �Wah kok ngga ditarik sih
Bram, nanti aku hamil lho..?
tanyanya dengan suara yang
agak bergetar.
�Maaf tan aku lupa abis
keenakan sih� jawabku �Ya sudahlah.. tapi lain kali
kalau sudah kerasa kayak tadi
itu langsung buru-buru dicabut
dan dikeluarkan di luar ya..?�
katanya menenangkan diriku
yang terlihat takut. �I.. iiya Tante..� jawabku sambil
menunduk.
�Ya santai aja aku sebenarnya
udah minum pil kok Bram�
jawan Tante Vivi. Wah rupanya nih tante udah
pengalaman dalam hal beginian,
tapi ngga apa-apa dah gua
belagak culun aja. Kemudian kami berpelukan di
sofa, dan melakukan perbuatan
itu sekali lagi tapi di kamar
mandi. Doggie style terus bro.


Tamat

[ back ][ home ]


Temukan Jodohmu disini !!

Web Site Hit Counter