watch sexy videos at nza-vids!
youtube....

Adik Kecilku

Aku kost di daerah Senayan,
kamarku bersebelahan dengan
kamar seorang gadis manis yang
masih kecil, tubuhnya mungil,
putih bersih dan senyumnya
benar-benar mempesona. Dalam kamar kostku terdapat
beberapa lubang angin sebagai
ventilasi. Mulanya lubang itu
kututup dengan kertas putih..,
tapi setelah gadis manis itu kost
di sebelah kamarku, maka kertas putih itu aku lepas,
sehingga aku dapat bebas dan
jelas melihat apa yang terjadi
pada kamar di sebelahku itu.
Suatu malam aku mendengar
suara pintu di sebelah kamarku dibuka, lalu aku seperti biasanya
naik ke atas meja untuk
mengintip. Ternyata gadis itu
baru pulang dari sekolahnya..,
tapi kok sampai larut malam
begini tanyaku dalam hati. Gadis manis itu yang belakangan
namanya kuketahui yaitu Melda,
menaruh tasnya lalu mencopot
sepatunya kemudian mengambil
segelas air putih dan
meminumnya.., akhirnya dia duduk di kursi sambil
mengangkat kakinya menghadap
pada lubang angin tempat aku
mengintip. Melda sama sekali
tidak bisa melihat ke arahku
karena lampu kamarku telah kumatikan sehingga malah aku
yang dapat leluasa melihat ke
dalam kamarnya.
Pada posisi kakinya yang
diangkat di atas kursi, terlihat
jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di
tengahnya.., lalu saja tiba-tiba
penisku yang berada dalam
celanaku otomatis mulai ereksi.
Mataku mulai melotot melihat
keindahan yang tiada duanya, apalagi ketika Melda lalu bangkit
dari kursi dan mulai melepaskan
baju dan rok sekolahnya
sehingga kini tinggal BH dan
celana dalamnya. Sebentar dia
bercermin memperhatikan tubuhnya yang ramping putih
dan tangannya mulai meluncur
pada payudaranya yang
ternyata masih kecil juga.
Diusapnya payudaranya dengan
lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sambil memejamkan
mata, rupanya dia mulai
merasakan nikmat, lalu tangan
satunya meluncur ke bawah, ke
celana dalamnya digosoknya
dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya dan
bermain lama. Aku bergetar
lemas melihatnya, sedangkan
penisku sudah sangat tegang
sekali. Lalu kulihat Melda mulai
melepaskan celana dalamnya dan.., Woww, belum ada bulunya
sama sekali, sebuah vagina yang
menggunduk seperti gunung
kecil yang tak berbulu. Ohh,
begitu indah, begitu mempesona.
Lalu kulihat Melda naik ke tempat tidur, menelungkup dan
menggoyangkan pantatnya
ibarat sedang bersetubuh.
Melda menggoyang pantatnya
ke kiri, ke kanan.., naik dan
turun.., rupanya sedang mencari kenikmatan yang ingin sekali dia
rasakan, tapi sampai lama Melda
bergoyang rupanya kenikmatan
itu belum dicapainya, Lalu dia
bangkit dan menuju kursi dan
ditempelkannya vaginanya pada ujung kursi sambil digoyang dan
ditekan maju mundur. Kasihan
Melda.., rupanya dia sedang
terangsang berat.., suara
nafasnya yang ditahan
menggambarkan dia sedang berusaha meraih dan mencari
kenikmatan surga, Namun belum
juga selesai, Melda kemudian
mengambil spidol.., dibasahi
dengan ludahnya lalu pelan-
pelan spidol itu dimasukan ke lubang vaginanya, begitu spidol
itu masuk sekitar satu atau dua
centi matanya mulai merem
melek dan erangan nafasnya
makin memburu, “Ahh.., ahh”,
Lalu dicopotnya spidol itu dari vaginanya, sekarang jari
tengahnya mulai juga dicolokkan
ke dalam vaginanya.., pertama..,
jari itu masuk sebatas kukunya
kemudian dia dorong lagi jarinya
untuk masuk lebih dalam yaitu setengahnya, dia melenguh,
“Oohh.., ohh.., ahh”, tapi heran
aku jadinya, jari tengahnya
dicabut lagi dari vaginanya,
kurang nikmat rupanya.., lalu dia
melihat sekeliling mencari sesuatu.., aku yang menyaksikan
semua itu betul-betul sudah
tidak tahan lagi.
Penisku sudah sangat mengeras
dan tegang luar biasa, lalu
kubuka celana dalamku dan sekarang penisku bebas bangun
lebih gagah, lebih besar lagi
ereksinya melihat vagina si
Melda yang sedang terangsang
itu. Lalu aku mengintip lagi dan
sekarang Melda rupanya sedang menempelkan vaginanya yang
bahenol itu pada ujung meja
belajarnya. Kini gerakannya maju
mundur sambil menekannya
dengan kuat, lama dia berbuat
seperti itu.., dan tiba-tiba dia melenguh, “Ahh.., ahh.., ahh”,
rupanya dia telah mencapai
kenikmatan yang dicari-carinya.
Setelah selesai, dia lalu
berbaring di tempat tidurnya
dengan nafas yang tersengal- sengal. Kini posisinya tepat
berada di depan pandanganku.
Kulihat vaginanya yang berubah
warna menjadi agak kemerah-
merahan karena digesek terus
dengan ujung kursi dan meja. Terlihat jelas vaginanya yang
menggembung kecil ibarat kue
apem yang ingin rasanya
kutelan, kulumat habis.., dan
tanpa terasa tanganku mulai
menekan biji penisku dan kukocok penisku yang sedang
dalamn posisi “ON”. Kuambil
sedikit krim pembersih muka dan
kuoleskan pada kepala penisku,
lalu kukocok terus, kukocok
naik turun dan, “Akhh”, aku mengeluh pendek ketika air
maniku muncrat ke tembok
sambil mataku tetap menatap
pada vagina Melda yang masih
telentang di tempat tidurnya.
Nikmat sekali rasanya onani sambil menyaksikan Melda yang
masih berbaring telanjang bulat.
Kuintip lagi pada lubang angin,
dan rupanya dia ketiduran,
mungkin capai dan lelah.
Esok harinya aku bangun kesiangan, lalu aku mandi dan
buru-buru berangkat ke kantor.
Di kantor seperti biasa banyak
kerjaan menumpuk dan rasanya
sampai jam sembilan malam aku
baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumatikan dan aku
pulang naik taksi dan sekitar
jam sepuluh aku sampai ke
tempat kostku. Setelah makan
malam tadi di jalanan, aku masih
membuka kulkas dan meminum bir dingin yang tinggal dua
botol. Aku duduk dan
menyalakan TV, ku-stel
volumenya cukup pelan. Aku
memang orang yang tidak suka
berisik, dalam bicarapun aku senang suara yang pelan, kalau
ada wanita di kantorku yang
bersuara keras, aku langsung
menghindar, aku tidak suka.
Acara TV rupanya tidak ada
yang bagus, lalu kuingat kamar sebelahku, Melda.., yang tadi
malam telah kusaksikan
segalanya yang membuat aku
sangat ingin memilikinya
Aku naik ke tempat biasa dan
mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Melda yang cantik itu
kulihat tengah tidur di
kasurnya, kulihat nafasnya yang
teratur naik turun menandakan
bahwa dia sedang betul-betul
tidur pulas. Tiba-tiba nafsu jahilku timbul,
dan segera kuganti celana
panjangku dengan celana
pendek dan dalam celana
pendek itu aku tidak memakai
celana dalam lagi, aku sudah nekat, kamar kostku
kutinggalkan dan aku pura-pura
duduk di luar kamar sambil
merokok sebatang ji sam su.
Setelah kulihat situasinya aman
dan tidak ada lagi orang, ternyata pintunya tidak di
kunci, mungkin dia lupa atau
juga memang sudah ngantuk
sekali, jadi dia tidak memikirkan
lagi tentang kunci pintu.
Dengan berjingkat, aku masuk ke kamarnya dan pintu langsung
kukunci pelan dari dalam,
kuhampiri tempat tidurnya, lalu
aku duduk di tempat tidurnya
memandangi wajahnya yang
mungil dan, “Alaamaak”, Melda memakai daster yang tipis,
daster yang tembus pandang
sehingga celana dalamnya yang
sekarang berwarna merah muda
sangat jelas terbayang di
hadapanku. “Ohh.., glekk”, aku menelan ludah sendiri dan
repotnya, penisku langsung
tegang sempurna sehingga
keluar dari celana pendekku.
Kulihat wajahnya, matanya,
alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak
sedikit menekuk tanda bahwa
gadis ini mempunyai nafsu besar
dalam seks, itu memang rahasia
lelaki bagi yang tahu. Ingin
rasanya aku langsung menubruk dan mejebloskan penisku ke
dalam vaginanya, tapi aku tidak
mau ceroboh seperti itu.
Setelah aku yakin bahwa Melda
benar-benar sudah pulas,
pelan-pelan kubuka tali dasternya, dan terbukalah, lalu
aku sampirkan ke samping. Kini
kulihat pahanya yang putih kecil
dan padat itu. Sungguh suatu
pemandangan yang sangat
menakjubkan, apalagi celana dalamnya yang mini membuat
gundukan kecil ibarat gunung
merapi yang masih ditutupi oleh
awan membuat penisku
mengejat-ngejat dan
mengangguk-ngangguk. Pelan- pelan tanganku kutempelkan
pada vaginanya yang masih
tertutup itu, aku diam sebentar
takut kalau kalau Melda bangun,
aku bisa kena malu, tapi
rupanya Melda benar-benar tertidur pulas, lalu aku mulai
menyibak celana dalamnya dan
melihat vaginanya yang mungil,
lucu, menggembung, ibarat kue
apem yang ujungnya ditempeli
sebuah kacang. “Huaa”, aku merinding dan
gemetar, kumainkan jariku pada
pinggiran vaginanya, kuputar
terus, kugesek pelan, sekali-
sekali kumasukkan jariku pada
lubang kecil yang betul-betul indah, bulunyapun masih tipis
dan lembut. Penisku rasanya
makin ereksi berat, aku
mendesah lembut. Ahh, indahnya
kau Melda, betapa kuingin
memilikimu, aku menyayangimu, cintaku langsung hanya
untukmu. Oh, aku terperanjat
sebentar ketika Melda
bergerak, rupanya dia
menggerakkan tangannya
sebentar tanpa sadar, karena aku mendengar nafasnya yang
teratur berarti dia sedang tidur
pulas.
Lalu dengan nekatnya
kuturunkan celana dalamnya
perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celana dalam
dari tempatnya, kemudian
kulepas dari kakinya sehingga
kini melda benar-benar
telanjang bulat.
Luar biasa, indah sekali bentuknya, dari kaki sampai
wajahnya kutatap tak berkedip.
Payudaranya yang masih berupa
puting itu sangat indah sekali.
Akh, sangat luar biasa, pelan-
pelan kutempelkan wajahku pada vaginanya yang merekah
bak bunga mawar, kuhirup
aroma wanginya yang khas. Oh,
aku benar-benar tidak tahan,
lalu lidahku kumainkan di sekitar
vaginanya. Aku memang terkenal sebagai si pandai lidah, karena
setiap wanita yang sudah
pernah kena lidahku atau
jilatanku pasti akan ketagihan,
aku memang jago memainkan
lidah, maka aku praktekan pada vagina si Melda ini. Lereng
gunung vaginanya kusapu
dengan lidahku, kuayun lidahku
pada pinggiran lalu sekali-kali
sengaja kusenggol clitorisnya
yang indah itu. Kemudian gua kecil itu kucolok
lembut dengan lidahku yang
sengaja kuulur panjang, aku
usap terus, aku colok terus,
kujelajahi gua indahnya sehingga
lama-kelamaan gua itu mulai basah, lembab dan berair. Oh,
nikmatnya air itu, aroma yang
khas membuatku terkejet-kejet,
penisku sudah tidak sabar lagi,
tapi aku masih takut kalau
kalau Melda terbangun bisa runyam nanti, tapi desakan
kuat pada penisku sudah sangat
besar sekali. Nafasku benar-
benar tidak karuan, tapi kulihat
Melda masih tetap saja pulas
tidurnya.-Akupun lebih bersemangat lagi, sekarang
semua kemampuan lidahku
kupraktekan saat ini juga, luar
biasa memang, vagina yang
mungil, vagina yang indah,
vagina yang sudah basah. Rasanya seperti sudah siap
menanti tibanya senjataku yang
sudah berontak untuk
menerobos gua indah misterius
yang ditumbuhi rumput tipis milik
Melda, namun kutahan sebentar, karena lidahku dan jilatanku
masih asyik bermain di sana,
masih memberikan kenikmatan
yang sangat luar biasa bagi
Melda.
Sayang Melda tertidur pulas, andaikata Melda dapat
merasakan dalam keadaan sadar
pasti sangat luar biasa
kenikmatan yang sedang
dirasakannya itu, tapi walaupun
Melda saat ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang
berjalan secara alami dan
biologis,..nikmat yang amat
sangat itu pasti terbawa dalam
mimpinya, itu pasti dan pasti,
walaupun yang dirasakannya sekarang ini hanya sekitar 25%,
Buktinya dengan nafasnya yang
mulai tersengal dan tidak
teratur serta vaginanya yang
sudah basah, itu menandakan
faktor psycho tsb sudah bekerja dengan baik. Sehingga
nikmat yang luar biasa itu masih
dapat dirasakan seperempatnya
dari keseluruhannya kalau di
saat sadar.
Akhirnya Karena kupikir sudah cukup rasanya lidahku bermain
di vaginanya, maka pelan-pelan
penisku yang memang sudah
minta terus sejak tadi kuoles-
oleskan dulu sesaat pada ujung
vaginanya, lalu pada clitorisnya yang mulai memerah karena
nafsu, rasa basah dan hangat
pada vaginanya membuat
penisku bergerak sendiri
otomatis seperti mencari-cari
lubang gua dari titik nikmat yang ada di vaginanya. Dan
ketika penisku dirasa sudah
cukup bermain di daerah
istimewanya, maka dengan hati-
hati namun pasti penisku
kumasukan perlahan-lahan ke dalam vaginanya.., pelan, pelan
dan, “sleepp.., slesepp”, kepala
penisku yang gundul sudah tidak
kelihatan karena batas di
kepala penisku sudah masuk ke
dalam vagina Melda yang hangat nikmat itu.
Lalu kuperhatikan sebentar
wajahnya, Masih!, dia, Melda
masih pulas saja, hanya sesaat
saja kadang nafasnya agak
sedikit tersendat, “Ehhss.., ehh.., ss”, seperti orang ngigau. Lalu
kucabut lagi penisku sedikit dan
kumasukkan lagi agak lebih
dalam kira-kira hampir
setengahnya, “Akhh.., ahh,
betapa nikmatnya, betapa enaknya vaginamu Melda,
betapa seretnya lubangmu
sayang”. Oh, gerakanku
terhenti sebentar, kutatap lagi
wajahnya yang betul-betul
cantik yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa
dari wajah mata dan hidungnya
yang agak menekuk sedikit,..
ohh Melda, betapa sempurnanya
tubuhmu, betapa enaknya
vaginamu, betapa nikmatnya lubangmu. Oh, apapun yang
terjadi aku akan bertanggung
jawab untuk semuanya ini. Aku
sangat menyayangimu.
Lalu kembali kutekan agak
dalam lagi penisku supaya bisa masuk lebih jauh lagi ke dalam
vaginanya, “Bleess.., blessess”,
“Akhh.., akhh”, sungguh luar
biasa, sungguh nikmat sekali
vaginanya, belum pernah selama
ini ada wanita yang mempunyai vagina seenak dan segurih milik
Melda ini.
Ketika kumasukan penisku lebih
dalam lagi, kulihat Melda agak
tersentak sedikit, mungkin
dalam mimpinya dia merasakan kaget dan nikmat juga yang
luar biasa dan nikmat yang
amat sangat ketika senjataku
betul-betul masuk, lagi-lagi dia
mengerang, erangan nikmat,
erangan sorga yang aku yakin sekali bahwa melda pasti
merasakannya walaupun dirasa
dalam tidurnya.
Akupun demikian, ketika penisku
sudah masuk semua ke dalam
vaginanya, kutekan lagi sampai terbenam habis, lalu kuangkat
lagi dan kubenamkan lagi sambil
kugoyangkan perlahan ke kanan
kiri dan ke atas dan bawah,
gemetar badanku merasakan
nikmat yang sesungguhnya yang diberikan oleh vagina Melda ini,
aneh sangat luar biasa,
vaginanya sangat menggigit
lembut, menghisap pelan serta
lembut dan meremas senjataku
dengan lembut dan kasih sayang. Benar-benar vagina
yang luar biasa. Oh Melda, tak
akan kutinggalkan kamu.
Lalu dengan lebih semangat lagi
aku mendayung dengan
kecepatan yang taktis sambil membuat goyangan dan gerakan
yang memang sudah kuciptakan
sebagai resep untuk memuaskan
melda ini. Akhirnya senjataku
kubenamkan habis ke dasar
vaginanya yang lembut, habis kutekan penisku dalam-dalam.
Aakh, sumur Melda memang
bukan main, walaupun lubang
vaginanya itu kecil tetapi aneh
dapat menampung senjata
meriam milikku yang kurasa cukup besar dan panjang, belum
lagi dengan urat-urat yang
tumbuh di sekitar batang
penisku ini, vagina yang luar
biasa.
Lama-kelamaan, ketika penisku benar-benar kuhunjamkan habis
dalam-dalam pada vaginanya,
aku mulai merasakan seperti
rasa nikmat yang luar biasa,
yang akan muncrat dari lubang
perkencinganku. “Ohh.., ohh”, kupercepat gerakanku naik
turun, dan akhirnya muncratlah
air maniku di dalam vaginanya
yang sempit itu. Aku langsung
lemas, dan segera kucabut
penisku itu, takut Melda terbangun.
Dan setelah selesai, aku segera
merapikan lagi. Celana dalamnya
kupakaikan lagi, begitu juga
dengan dasternya juga aku
kenakan lagi padanya. Sebelum kutinggalkan, aku kecup dulu
keningnya sebagai tanda sayang
dariku, sayang yang betul-betul
timbul dari diriku, dan akhirnya
pelan-pelan kamarnya
kutinggalkan dan pintunya kututup lagi. Aku masuk lagi ke
kamarku, berbaring di tempat
tidurku, sambil menerawang, aku
menghayati permainan tadi. Oh,
sungguh suatu kenikmatan yang
tiada taranya. Dan Akupun tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya seperti biasa
aku bangun pagi, mandi dan siap
berangkat ke kantor, namun
ketika hendak menutup pintu
kamar, tiba-tiba Melda keluar dan tersenyum padaku.
“Mau berangkat Pak?”,
tanyanya, aku dengan gugup
akhirnya mengiyakan ucapannya,
lalu kujawab dengan pertanyaan
lagi. “Kok Melda nggak sekolah?”.
“Nanti Pak, Melda giliran masuk
siang”, akupun tersenyum dan
Meldapun lalu bergegas ke
depan rumah, rupanya mau
mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi
kucegat dan aku langsung
berangkat ke kantor.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter