watch sexy videos at nza-vids!
$5 per click ads and $5.000 payout... Free !!

Gara Gara SMS

Segala cerita kencan seks yang
ku baca di internet, semula
kukira hanyalah bohong-
bohongan belaka. Namun,
setelah memanfaatkan milis
internet, aku baru bisa percaya. Sebab, aku memang bisa dapet
teman kencan untuk making-
love. Mau tahu ceritanya?
*****
Setelah menyimak daftar nomor
HP wanita-wanita'yang butuh teman kencan melalui SMSdate
aku segera menyebar SMS
perkenalan. Hasilnya, SMSku
dapat jawaban dari seorang
wanita 33 tahun asal Jakarta
(sebut saja namanya Gadis). Awalnya, dia merasa terkejut
dan mengaku tak pernah
mencari teman kencan pria
lewat SMS. Namun setelah
berdialog beberapa saat,
akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita
yang kesepian. Bahkan, dia
malah memintaku datang ke
Jakarta dan segala biaya akan
dijamin.
Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan
memanfaatkan jasa kereta
cepat Argolawu jurusan KotaX-
Jakarta, aku bisa melesat ke
Stasiun Gambir Jakarta. Seperti
yang dia pesan, aku diminta menunggu di peron Stasiun.
Cukup lama, aku menunggu
sendiri di peron, hampir satu
jam hanya duduk memandang
orang-orang berlalu-lalang.
Semula aku hampir putu asa dan curiga, jangan-jangan aku
hanya dikerjai. Ketika matahari
sudah lenyap dan langit Jakarta
sudah gelap, ketika aku
memutuskan untuk pergi dari
Stasiun Gambir (karena merasa dikerjai), tiba-tiba ada seorang
wanita tua yang menghampiriku.
Wanita yang mirip nenek-nenk
itu menyampaikan pesan bahwa
aku telah ditunggu wanita
bernama Gadis di sebuah taksi yang berhenti di halaman parkir.
Karuan saja, perasaan dadaku
jadi plong. Seketika itu aku lari
mencari taksi tersebut. Begitu
aku membuka pintu taksi, Oh..
dadaku berdetak. Wanita kencan SMSku itu ternyata tidak setua
usianya. Tubuhnya terlalu tinggi
bagiku, sekitar 170cm, sedang
aku hanya 165cm. Kulitnya putih
layaknya etnis Tionghoa.
"Ayo, masuk..," pinta wanita berambut sebahu itu sembari
memberi ruang duduk di
sampingnya.
Wajahnya tampak gembira sekali
ketika menatap wajahku.
"Ke Hotel XX, ya Bang," ujar Gadis kepada sang pengemudi
taksi.
Di dalam taksi, duduk
berhimpitan bersama Gadis, aku
seperti dibawa terbang ke
awang-awang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRA-
nya kira-kira berukuran 36. Dan
pinggulnya, wah membuatku
benar-benar gemas. Sementara
tatapan matanya, seolah ada
rasa dahaga yang tertahan bertahun-tahun. Hmm.. rasanya
itu membuatku tak sabar untuk
melumatnya. Karena itu, begitu
tiba di hotel aku bergegas
chek-in dan membogkar rahasia
perasaanku di kamar nomor 102.
Di kamar hotel 102, di antara
lampu remang-remang, Gadis
hanya termangu memandangiku.
Matanya meneliti leku-lekuk
tubuhku yang maih basah habis mandi.
"Sini sayang, aku pijiti. Pasti,
kau capek sekali, kan," ujar
Gadis kemudian.
Tanpa banyak kata, akau hanya
menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh
perjalanan KotaX-Jakarta. Kalau
dipijiti, oh.. rasa pegal di
tubuhku akan hilang. Karena itu,
aku segera tidur tengkurang di
ranjang dengan setengah telanjang di dekat Gadis.
"Bagian mana dulu yang dipijit
sayangku," suara Gadis yang
mendesah membuat darahku
mendesir-desir.
"Terserah kaulah," jawabku singkat.
Tak lama kemudian, jemari
lentiknya sudah menelusuri
lekuk-lekuk tubuhku. Kadang-
kadang tangan Gadis nakal
menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti
menyulam setiap pori-pori
kulitku. Beberapa saat
kemudian, aku ganti
menawarkan diri untuk memijit
tubuh gadis yang super montok. Seperti yang dia lakukan
padaku tadi, aku mulai
mengurut-urut bagian lehernya,
kemudian turun ke punggung,
pinnggang dan paha. Setelah itu
tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini aku
mengurut bagian payudaranya
dengan lembut. Selanjutnya aku
mulai beraksi erotik. Awalnya
saya membelai rambut Gadis dan
mencium bibir-nya. Dia membalasnya dengan hangat,
penuh kasih sayang.
Kurebahkan dia dengan
perlahan, kutatap matanya
erat-erat, kusingkirkan bajunya
yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang
diriku. Perlahan tapi pasti
kulumat puting susu-nya dan
dengan tangan kiriku kumainkan
puting yang satunya lagi. Gadis
melenguh keenakan, sungguh suara yang merdu dan hal ini
membuatku grenng lagi. Selang
beberapa menit kemudian
kuangkat kepalaku sambil tetap
kumainkan tangan kiriku,
kemudian kulihat pussy Gadis yang basah. Kulumat clitorisnya
dan semua ruang vaginanya
hingga Gadis menggelinjang
berat. Ketika penisku menegang
gagah perkasa, kurenggangkan
kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya,
kuputar-putar dan kusodok-
sodokkan, Gadis pun semakin
mengerang keras, sampai
kusadari kalau waktu
kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras
dan cairannya makin banyak,
penasaran kupusatkan jariku di
situ dan kugosok-gosok bagian
tersebut ternyata Gadis pun
berteriak makin keras. Cairannya keluar banyak sekali,
aku pun mulai grenng tidak
sabar, kuangkat kontolku dan
kusodokkan ke lubang pussynya
dengan cepat, kali ini aku
sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih
membutuhkan waktu untuk
reload sehingga spermaku tidak
lekas keluar.
Gadis masih mengerang dengan
kerasnya, dan kusodokkan penisku ke bagian kanan atas,
dan yah dia pun makin melenguh
keras, dan kurasakan cairannya
menyembur-nyembur dengan
derasnya, aku makin grenng
dan kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh
kepuasan dan erangan penuh
kenikmatan yang merdu, yang
membuat kontol laki-laki
manapun tidak tahan, dan
akupun keluar lagi dengan deras di pussy Gadis.
Ketika aku terbangun dari tidur,
sekitar tengah malam, Gadis
telah menyediakan kopi panas
dan duduk di sebelah ranjang.
Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus
beraksi lagi. Maklum, aku hanya
bisa berada di Jakarta hanya
sehari. Sayang kalau hanya
sekali main di panggung ranjang
panas. Karena itu, setelah mencicipi kopi aku segera
membuka kancing BH-nya
kulepaskan. Tanganku bergerak
bebas mengusap buah dadanya.
Putingnya kupegang dengan
lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun
kami masih berdiri bersandar di
dinding. Kami terangsang tak
karuan. Nafas kami semakin
memburu. Aku merasa tubuh
Gadis menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster
Gadis kubuka. Di dalam cahaya
remang dan hujan lebat itu,
kutatap wajahnya. Matanya
terpejam. Daging kenyal yang
selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas
perlahan-lahan. Bibirku
mengecup puting buah dadanya
secara perlahan.
Kuhisap puting yang mengeras
itu hingga memerah. Gadis semakin gelisah dan nafasnya
sudah tidak teratur lagi.
Tangannya liar menarik-narik
rambutku, sedangkan aku
tenggelam di celah buah
dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah.
"Ssshh.., sshh!".
Puting payudaranya yang
merekah itu kujilat berulangkali
sambil kugigit perlahan-lahan.
Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini
bermain di pusar Gadis, sambil
tanganku mulai mengusap- usap
pahanya. Ketika kulepaskan
ikatan kainnya, tangan Gadis
semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguh-lenguh.
Nafasnya terengah-engah
ketika celana dalamnya kutarik
ke bawah. Tanganku mulai
menyentuh lagi daerah
kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-
usap perlahan. Ketika lidahku
baru menyentuh kemaluannya,
Dia menarikku berdiri.
Pandangan matanya terlihat
sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke
tempat tidurnya.
Aku segera mengerti
maksudnya. Dia minta ingin
segera digenjot di atas ranjang.
Dengan sebuah tarikan, tubuh Gadis kubaringkan terlentang,
tapi kakinya masih menyentuh
lantai. Mukanya berpaling ke
sebelah kiri. Matanya terpejam.
Tangannya mendekap kain sprei.
Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting
susunya terlihat berair karena
liur hisapanku tadi. Perutnya
mulus dan pusarnya cukup
indah. Kulihat tidak ada lipatan
dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan.
Kemudian, tanganku terus
membuka kancing bajuku satu-
persatu. Ritsluiting jeans-ku
kuturunkan. Aku telanjang bulat
di hadapan Gadis. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok
tubuh Gadis.
Buah dada yang membusung
dihiasi puting kecil dan daerah di
bulatan putingnya kemerah-
merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Gadis
telentang kaku. Tidak bergerak.
Cuma nafasnya saja turun naik.
Lalu akupun duduk di pinggir
kasur sambil mendekap
tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan
gemas sambil kulumat mesra
bibir ranumnya. Tanganku
meraba seluruh tubuhnya. Sambil
memegang puting susunya,
kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan
kuremas-remas. Nafsuku
terangsang semakin hebat.
Penisku menyentuh pinggangnya.
Kudekatkan penisku ke
tangannya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-
usapnya.
Memang Gadis tahu apa yang
harus dilakukan. Dipegangnya
penisku yang sudah tegang dan
dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-
pejam ketika lidah Gadis
melumat kepala penisku dengan
lembut. Penisku dikulum sampai
ke pangkalnya. Sukar untuk
dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Gadis terasa
menarik-narik batang penisku.
Tidak tahan diperlakukan begitu
aku lalu mengerang menahan
nikmat. Kubuka lebar-lebar paha
Gadis sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya
yang telah basah itu. Kujulurkan
lidahku sambil memegang
clitorisnya. Gadis mendesah.
Kujilat-jilat dengan lidahku.
Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Gadis semakin
memerah. Bau kemaluannya
semakin kuat. Aku jadi semakin
terangsang. Seketika kulihat air
berwarna putih keluar dari
lubang vaginanya. Tentu Gadis sudah cukup terangsang,
pikirku. Aku kembali pada posisi
semula. Tubuh kami berhadapan.
Tangannya menarik tubuhku
untuk rebah bersama. Buah
dadanya tertindih oleh dadaku. Gadis memperbaiki posisinya
ketika tanganku mencoba
mengusap-usap pangkal
pahanya. Kedua Kaki Gadis mulai
membuka sedikit ketika jariku
menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya.
Putingnya kuhisap sedikit kasar.
Punggung Gadis terangkat-
angkat ketika lidahku mengitari
perutnya.
Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Gadis semakin
membuka pahanya ketika aku
menjilat clitorisnya, kulihat Gadis
sudah tidak bergerak lagi.
Kakinya kadang-kadang
menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan
kenikmatan yang telah
dirasakan. Erangan Gadis
semakin kuat dan nafasnya pun
yang terus mendesah. Rambutku
di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan.
"Gimana rasanya?" tanyaku
lembut dengan nada manja.
Dia tidak menjawab. Dia hanya
membuka matanya sedikit sambil
menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia
setuju. Tanpa disuruh, aku
mengarahkan penisku ke arah
lubang vaginanya yang kini telah
terbuka lebar. Lendir dan liurku
telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan
kepala penisku di cairan yang
membanjir itu. Perlahan- lahan
kutekan ke dalam. Tekanan
penisku memang agak sedikit
susah. Terasa sempit. Kulihat Gadis menggelinjang seperti
kesakitan.
"Pelan-pelan, Yang!", ujarnya
berharap, suaranya terdengar
sesak. Aku sekarang mengerti. Memang
aku belum berpengalaman.
Kutekan lagi. Kumasukkan
penisku perlahan-lahan. Kutekan
punggungku ke depan. sangat
hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Gadis memegang
lenganku erat-erat. Mulutnya
meringis seperti orang sedang
menggigit tulang. Hanya
sebagian penisku yang masuk.
Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Gadis juga
terdiam. Tenang. Sementara itu,
kupeluk tubuhnya dengan gemas
sambil memainkan buah dadanya,
menjilat, mengusap dan
menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil
lidahnya kumainkan. Kami
memang sudah sangat bernafsu
dan terangsang.
"Mau diteruskan..?" tanyaku
kemudian. Gadis membuka matanya. Di
bibirnya terlihat senyum manis
yang menggairahkan. Kutekan
penisku ke dalam. Kemudian
kutarik ke belakang perlahan-
lahan. Kuhentakkan perlahan- lahan. Memang sempit kemaluan
Gadis, mencengkram seluruh
batang penisku. Penisku terasa
seperti tersedot di dalam
vaginaya. Kami mulai terangsang!
Penisku mulai memasuki kemaluan Gadis lebih lancar.
Terasa hangatnya sungguh
menggairahkan. Mata Gadis
terbuka menatapku dengan
pandangan yang sayu ketika
penisku mulai kukeluar- masukkan. Bibirnya dicibirkan
rapat-rapat seperti tidak sabar
menunggu tindakanku
selanjutnya. Sedikit demi sedikit
penisku masuk sampai ke
pangkalnya. Gadis mendesah dan mengerang
seiring dengan keluar-masuknya
penisku di kemaluannya.
Kadang-kadang punggung Gadis
terangkat-angkat menyambut
penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali
kumaju-mundurkan penisku
seiring dengan nafas kami yang
tidak teratur lagi. Suatu ketika
aku merasakan badan Gadis
mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya
memeluk erat-erat pinggangku.
Punggungnya terangkat tinggi
dan satu keluhan berat keluar
dari mulutnya secara pelan.
Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan
penisku yang tertanam di
dalamnya. Goyanganku semakin
kuat. Lehernya kurengkuh erat
sambil badanku rapat menindih
badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan
yang menandakan air maniku
akan keluar. Denyutan yang
semakin keras membuat penisku
semakin menegang keras. Gadis
mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.
Goyanganku semakin kencang.
Kemaluan Gadis semakin keras
menjepit penisku. Kurangkul
tubuhnya kuat-kuat. Dia diam
saja. Bersandar pada tubuhku, Gadis lunglai seperti tidak
bertenaga. Kugoyang terus
hingga tubuh Gadis seperti
terguncang-guncang. Dia
membiarkan saja perlakuanku
itu. Nafasnya semakin kencang. Dalam keadaan sangat
menggairahkan, akhirnya aku
sampai ke puncak. Air maniku
muncrat ke dalam kemaluan
Gadis. Bergetar badanku saat
maniku muncrat. Gadis mengait pahaku dengan kakinya.
Matanya terbuka lebar
memandangku. Mukanya serius.
Bibir dan giginya dicibirkan.
Nafasnya terengah-engah. Dia
mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku,
tusukanku dengan kuat
menghunjam masuk ke dalam.
Kulihat Gadis menggelepar-
gelepar. Dadanya terangkat dan
kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-
galanya.
Untuk beberapa saat kami
merasakan kenikmatan itu.
Beberapa sodokan tadi memang
membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat.
Sungguh puas. Memang inilah
pertama kalinya aku melakukan
senggama dengan orang lain
selain istriku. Walaupun dia
seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah
wanita yang sangat cantik.
Waktu kami melakukan
senggama tadi, kami berkhayal
entah kemana. Gadis memang
hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak
pernah merasakan kenikmatan
persetubuhan dengan orang lain
selain istriku, bagiku Gadis
betul-betul memberiku surga
dunia. Aku terbaring lemas di sisi Gadis. Mataku terpejam rapat
seolah tidak ada tenaga untuk
membukanya. Dalam hati aku
puas karena dapat mengimbangi
permainan ranjang Gadis. Kulihat
Gadis tertidur di sebelahku. Dia mengaku puas sekali.
"Kamu memang hebat, penismu
luar biasa..!", katanya dengan
nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa
capek, Gadis malah mengocokkan batang penisku. Suaranya
mengiba-iba membangkitkan
gairahku.
"Kau suka?", tanyaku.
Dia tersenyum. Dia mengangguk
tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah
dadanya. Tangannya mengocok
terus penisku. Penisku tegang
lagi. Kami jadi terangsang lagi.
"Kau mau lagi?", tanyaku
dengan suara manja. Dia tersenyum manis. Apa yang
kuimpikan kini benar-benar
menjadi kenyataan. Perlahan-
lahan kubuka selimutnya. Kulihat
kaki Gadis sudah mengejang.
Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah.
Segunduk daging mulai terlihat.
Uff.., detak jantungku kembali
berdegup kencang. Kunikmati
kembali tubuh Gadis tanpa
perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-
bulu tipis yang mulai tumbuh di
sekelilingnya, tampak berkilat di
depanku. Kurentangkan kedua
kakinya hingga terlihat sebuah
celah kecil di balik gundukan bukit Gadis.
Kedua belahan bibir mungil
kemaluannya kubuka. Melalui
celah itu kulihat semua rahasia
di dalamnya. Aku menelan air
liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti.
Kudekatkan kepalaku untuk
meneliti pemandangan yang lebih
jelas. Memang indah
membangkitkan birahi. Tak
mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat
nafasku. Segera kudekatkan
mulutku sambil mengecup bibir
kemaluan Gadis dengan bibir dan
lidahku. Rakus sekali lidahku
menjilati setiap bagian kemaluan Gadis. Terasa seperti tak ingin
aku menyia-nyiakan kesempatan
yang dihidangkannya. Setiap kali
lidahku menekan keras ke
bagian daging kecil yang
menonjol di mulut vaginanya, Gadis mendesis dan mendesah
keenakan. Lidah dan bibirku
menjilat dan mengecup perlahan.
Beberapa kali kulihat dia
mengejangkan kakinya. Aku tak
peduli bau khas dari liang kemaluan Gadis memenuhi relung
hidungku. Malah membuat
lidahku bergerak semakin
menggila. Kutekan lidahku ke
lubang kemaluan Gadis yang kini
sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi,
tapi tidak bisa.
Mungkin karena lidahku kurang
keras. Tetapi, kelunakkan
lidahku itu membuat Gadis
beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan
sudah terangsang, kutarik
tubuh Gadis ke posisi
menungging. Ia menuruti
permintaanku dan bertanya
dengan nada manja. "Aku kau apakan, sayang?",
bisiknya.
Aku diam saja. Kuatur posisinya.
Tangannya meremas sprei
hingga kusut. Air mani Gadis
sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya.
Kulihat dan perhatikan dengan
seksama. Memang aku tidak
pernah melihat kemaluan wanita
serapat itu.
Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli
vagina Gadis yang merangsang.
Bau vagina seorang wanita!
Jelas semua! Bulu kemaluan
Gadis yang lembab dan melekat
berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk
memberi ruang.
Kumasukkan jari telunjukku ke
dalam lubang vaginanya. Kumain-
mainkan di dalamnya. Kulihat
Gadis menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging
kenyal punggungnya yang putih
bersih itu. Kemudan kurangkul
pinggangnya. Kumasukkan
penisku ke liang vaginanya.
Pinggang Gadis seperti terhentak. Perlahan-lahan
kutusukkan penisku yang besar
panjang ke lubang vaginanya
dengan posisi "doggy-style".
Tusukanku semakin kencang.
Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali
aku mendorong dan menarik
penisku. Hentakanku memang
kasar dan ganas. Kuraih
pinggang Gadis. Kemudian beralih
ke buah dadanya. Kuremas- remas semauku, bebas.
Rambutnya acak-acakan. Lama
juga Gadis menahan lampiasan
nafsuku kali ini. Hampir setengah
jam.
Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan.
Kudorong-dorong tubuh Gadis.
Dia melenguh. Dengusan dari
hidungnya memanjang. Berkali-
kali. Seperti orang terengah-
engah kecapaian. "Ehh.. ek, Ekh, Ekh."
Akirnya aku merasakan air
maniku hampir muntah lagi.
Waktu itu kurangkul kedua bahu
Gadis sambil menusukkan penisku
ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu
itulah kumuntahkan spermaku.
Kutarik lagi, dan kuhunjamkan
lagi ke dalam. Tiga empat kali
kugoyang seperti itu. Gadis
terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk
tubuhnya walaupun penisku
masih tertancap di dalam
kemaluannya. Kuelus-elus buah
dadanya. Kudekati mukanya.
Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali
normal. Gadis sepertinya
kelelahan. Keringat bercucuran
di dahi kami. Kami telentang
miring sambil berpelukan. Gadis
terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Gadis begitu, dan hujan
masih belum reda, birahiku
bangkit kembali. Kurangkul
tubuh Gadis dan aku bermain
sekali lagi. Tak terasa, kami
berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar
berdua.
Ketika aku bangun hari sudah
siang. Sekitar jam 12.00 aku
buru-buru chek-out dan pulang
ke KotaX. Ternyata Gadis masih mau kencan lagi denganku. Tapi
entah kapan waktunya, dia
belum memastikan dan akupun
belum memikirkannya.
"Kau memang lelaki KotaX tulen.
Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa
dahsyat," bisik Gadis ketika
mengantarku ke Stasiun Gambir.
*****
Setelah kencan mesra di
Jakarta tiga bulan lalu, Gadis- janda 33 tahun asal Jakarta,
sering kirm SMS mesra padaku.
Katanya, dia merindukan
sentuhanku. Sesungguhnya aku
sangat ingin mengulangi kencan
mesraku dulu. Tapi waktu tak memungkinkan. Karena itu, aku
harus putar otak agar ganti dia
yang datang ke KotaX, tempat
tinggalku. Bagaimanakah aku
harus memaksanya datang ke
KotaX? Aku harus cari akal. Sekedar untuk diingat, aku
mengenal Gadis setelah
menyimak daftar nomor HP
wanita-wanita yang butuh
teman kencan melalui SMS di
internet. Awalnya aku hanya menyebar SMS perkenalan
kepada sejumlah wanita.
Hasilnya, SMSku dapat jawaban
dari seorang wanita 33 tahun
asal Jakarta (sebut saja
namanya Gadis). Ketika bercakap-cakap denganku via
telepon, semula dia merasa
terkejut dan mengaku tak
pernah mencari teman kencan
pria lewat SMS. Namun setelah
berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa
dirinya adalah seorang wanita
yang kesepian. Bahkan, dia
malah memintaku datang ke
Jakarta dan segala biaya akan
dijamin. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan
memanfaatkan sebuah kamar
hotel berbintang, kami bisa
saling memuaskan hingga
beberapa ronde.
Sejak kencan pertama itulah, dia sering SMS dan memintaku
datang ke Jakarta lagi.
Sejujurnya, aku senang-senang
saja melihat rintihannya,
rengekannya, dan segala
kemanjaannya. Namun, ketika aku ingin memenuhi
permintaannya, aku tak bisa
cuti dari kantor tempat kerjaku.
"Banyak pekerjaan yang belum
kau selesaikan, kenapa harus
cuti? Apa kau tak mau promosi jabatan?" tukas manajer
personaliaku.
Peringatan manajer personaliaku
itu membuatku benar-benar tak
berani nekat bolos ke Jakarta.
Karuan saja, hatiku gundah. Sementara Gadis semakin gencar
mengirmkan SMS-SMS rindunya.
"Ayu dong, say. Dahagaku
rasanya sudah tak tertahan.
Tegakah kau?"
Setelah beberapa hari merenung-renung, akhirnya aku
punya ide. Aku rayu saja dia
melalui email erotic. Ya, aku
harus memaksanya datang
kemari dengan rayuan-rayuan
email eroticku. Kiriman email pertamaku seperti
ini isinya: Gadisku, sayang.. Kau
tahu, jika aku bisa bertemu
denganmu di kotaku, aku akan
mengajakmu pergi tempat yang
jauh dan menggairahkan jiwa. Akan kuajak kau ke tempat
secret untuk berdua saja, biar
aku bisa mereguk kemontokan
tubuhmu. Bila memang hubungan
semacam itu yang kau cari,
maka akan kubawa kau ke kamar yang gelap dan rahasia.
Kemudian akan kumanjakan kau
dengan jutaan rasa nikmat.
Setiap kali mengirim email, aku
selalu mengimajinasikan
pengalaman eroticku padanya. Seperti ini contohnya: Gadisku,
jika kau datang padaku, aku
akan melahirkan syurga-syurga
baru untukmu. Kau tahu kan,
awalnya pasti aku akan kuminta
kau berbaring, melepas gaun, juga BHmu. Selanjutnya akan
kupijit-pijit lehermu, bahumu,
pinggangmu, hingga pahamu
dengan sentuhan selembut
sutra. Kemudian akan kujamah
gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya
dadamu. Tapi diamlah, akan
kubelai-belai payudaramu
dengan jemariku, juga dengan
lidahku secara bergantian.
Biarkan saja jika penisku menegang. Aku ingin membuat
payudaramu menjadi kenyal
sampai kau mendesis-desis. Dan,
biarkan saja aku terpana
melihat tubuhmu putih dan
mulus. Biarkan saja kujilati leher jenjangmu. Menggerinjallah bila
kau memang ingin menggerinjal.
Oh.. puting susumu mulai
mengeras dan begitu menggelitik
telapak tanganku. Segera
kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak
tanganku. (Oh.. kau tersentak
menghadap ke atas sambil
memejamkan matanya.)
Tapi tetaplah diam. Ibu jariku
dan telunjukku akan memilin- milin puting susu sebelah kirimu.
Kemudian aku ganti menyedot-
nyedot puting susuMu. (Oh..
puting susumu semakin lama
makin bertambah keras).
Setelah itu mulutku kini pindah merambah bukit membusung
sebelah kanan. Apa yang
kuperbuat pada belahan indah
sebelah kiri tadi, kuperbuat pula
pada yang sebelah kanan ini.
Payudara sebelah kananmu tak luput menerima jelajahan
mulutku dengan lidahnya yang
bergerak-gerak dengan kukulum
ujung payudaramu, lalu kujilati
dan kugelitiki puting susumu
yang tinggi. Lidahku tetap tak henti-
hentinya menjilati puting susumu
yang sudah demikian kerasnya.
Sementara itu tanganku mulai
bergerak ke arah bawah.
Kurenggangka pahamu pelan-2. Kulepas pula kain satu-satunya
yang masih menutupi tubuhmu
yang memang sintal itu. Dan
akhirnya tubuh mulus guru
sekolahku itu pun terhampar
bugil di depanku, siap untuk kunikmati.
Tak ayal, jari tengahku mulai
menjamah bibir vaginamu.
Tenanglah, mendesahlah kalau
ingin mendesah, akan kutelusuri
sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-
ulang dengan lembutnya. (Oh..
payudaramu semakin membusung
menjulang tinggi)
Ooohhm, penisku jadi
berdenyur-denyut! Tapi jari tengahku mulai menjamah
gundukan daging kecil berwarna
kemerahan yang terletak di
bibir vaginamu yang mulai
dibasahi cairan-cairan bening.
Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini
dengan perlahan-lahan. Lama-
kelamaan kunaikkan temponya,
sehingga usapan-usapan
tersebut sekarang sudah
menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi
intensitasnya menjadi sentilan.
Hm, klitorimus makin bertambah
merah akibat sentuhan jariku
yang bagaikan sudah
profesional, membuat tubuhmu semakin menggerinjal-gerinjal
tak tentu arahnya. Tapi
tetaplah tenang, aku akan
menambah kecepatan gelitikanku
pada klitorismu biar vaginamu
dibanjiir cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir
dari dalam lubang keramat yang
masih sempit itu.
Puas menjelajahi klitorismu, jari
tengahku mulai merangsek
masuk perlahan-lahan ke dalam vagina. Setahap demi setahap
kumasukkan jariku ke dalam
vaginanya. Mula-mula sebatas
ruas jari yang pertama.
Kemudian perlahan-lahan jariku
kutusukkan lebih dalam lagi. Sementara lidahku mulai menjilati
bibir vaginamu berputar-putar.
Menjeritlah bila ingin menjerit,
tapi lidahku akan terus
mengkorek-korek semua
permukaan kulit vaginamu dan tanganku akan terus
mengosok-gosok klitorismu.
Tak lama kemudian, lidahku
ganti menyedot-nyedot ujung
klitorismu. Sedang tanganku
ganti mengokrek liang vaginamu. (Oh.. kau mengerjap-ngerjap
ketika klitorismu kusedot kuat-
kuat dan jemariku menggosok
liang vaginamu lebih cepat dan
makin dalam lagi.) Tenang saja,
aku tidak akan menusukkan penisku ke dalam vaginamu. Aku
hanya ingin membuatmu
orgasme tanpa harus
kusetubuhi dengan penisku.
Gosokan jariku ke dalam
vaginamu makin kupercepat, terus-menerus, sambung-
menyambung. Bahkan tambah
lama bertambah tinggi
temponya. Akibatnya, kau
sanggup berbuat apa-apa lagi
kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Apalgi ketika
lidahku menyedot isi klitorismu
kuat-kuat dan senmakin kuat,
kau seakan-akan terbang
melayang sampai langit ketujuh.
Matamu terpejam sementara tubuhmu bergetar dan
menggelinjang keras. Tak lama
kemudian kaumenejang dan ada
cairan meleleh yang meleleh
keluar dari vaginamu.
Dan itu membuatku terangsang. Ketika aku makin terangsang,
akhirnya kugosok-gosok batang
penisku itu dengan tanganku
sendiri. Lama sekali, kemudian
penisku kuarahkan ke
payudaramu dan kujepit dengan kedua susu payudamu. Setelah
kugosok-gisikan penisku di bali
jepitan kedua payu daramu.
Makin lama, kugosok makin
cepat dan semakin cepat.
Hasilnya, cairan-cairan kental berwarna putih muncrat dari
ujung penisku. Sebagian
mengenai wajamu. Ada pula yang
mengenai payudara dan bagian
tubuhmu yang lain.
Singkat cerita, Gadis jadi sering minta dikirimi email erotic. Tapi
jika kebetulan aku tak bisa
buka internet dia memaksaku
untuk mengirimi SMS erotic.
"Ayo dong Say, Aku sedang in
nih. Rasanya haus sekali vaginaku," pinta suatu ketika,
"Rayulah aku, cumbulah aku
dengan SMS mesramu. Aku
sudah siapkan penis electrik di
sampingku. Ayoo, dong antar
aku ke gunung panas biar terobati dahagaku."
Aku tak kuasa menolak jika
Gadis meronta-ronta dan selalu
mendesah-desah mengharapkan
sentuhan asmaraku. Tidak bisa
tidak, aku harus mengerahkan jari-jariku untuk pencet huruf
demi huruf untuk memuaskan
hasrat sex Gadis.
"Kau mau kan," rintih Gadis di
tengah malam melalui HPku.
"Oke, deh say," jawabku. Dan tangankupun menari di atas
HPku:
Begini kalimat pertama yang
kukirim via SMS: Anggap saja
aku sudah ada disampingmu. Kini
berbaringlah. Biar kurobek saja ya gaunmu, kuserobot CDmu,
dan kutindih tubuhmu
(Gadis membalas SMS mesra.
Katanya, dia sudah siap
menerima dengan segala
actionku) Kemudian aku mengirim SMS lagi
padanya: Oh.. puting susumu
yang coklat itu, rasanya aku
kutelan dengan lidahku, dan
bibir vaginamu itu pun ingin
kusedot dan jilat dengan lidahku yang dahaga ini (dia membalas
dengan kalimat mendesah-desah
haus dan manja: aku sudah
menunggumu say.. jawabnya)
Aku segera membalasnya: Buka
pahamu, say: jariku akan menari-nari di liang vaginamu.
Dan biarkan lidah menggeliat-
geliat di puting susumu: Apa yag
kau rasa. Hmm putingmu sudah
mengeras Say? Oh.. aku suka
itu, aku kugigit pucuknya akan kugosok-godok dagingnya yang
mengenyak-kenyal. Mendesislah.
Oh vaginamu sudah basah say?
Mana buka pahamu lebar-lebar,
akukan sedot cairannya dan
kutelan sebagai obat dahaga. (Gadis membalas SMS, intinya dia
sudah tak tahan)
Sekarang gantian kau yang
mainkan aku, lihat cockku sudah
tegang berdiri, kepalanya
mengkilat berdenyut-denyut.. Ya say, hmm.. aku sudah tak
sabar, jilatlah penisku dari ujung
sampai pangkal. Gosok-gosok
batangnya dengan lembut,
tanganku akan tetap membelai-
belai liang vaginamu biar makin licin.
Dia membalas SMS mesra dan
sanggup menjilati penisku:
Oh.. ohh.. sst.. enak say, terus,
gini saja kangkangi mukaku
dengan 2 pahamu, biar lidahku mengkorek vaginamu, dan
mulutmu teruslah menyedot
penisku. Oke duduki saja
mulutku dengan mulut vaginamu,
biar clitorismu kusedot-sedot,
tapi kau jangan diam ayo mainkan aku dong saayy.. Hhh..
(Gadis membalas SMS, dia
sangup melumat batang penisku
danmengurut-urutnya dengan
lidah)
Hmm.. kini aku sudah tak sabar, berbaringlah say, buka pahamu
lebar-lebar, dan mana liang
vaginamu, penisku sudah ingin
menusuk-nusuknya,
menggenjotnya, sampai kau
meronta-ronta. O, penisku susah masuk say,
tolong bantuin pakai tangamu,
tanganku akan terus memuntir-
muntir susumu, kau sudah siap
menerima penisku kan?
Ayo bantuin masukkan penisku dong, say.. Hhmm Yah bagus,
enak gila oh.. ohh.. goyang terus
say, penisku akan kusodok-
sodok masuk ke vaginamu, maju
mundur, oh.. kau mengerang
say, merintih-rintih? Aku terus bergoyang menyodok
vaginamu, makin lama makin
cepat, sementara tanganku
terus memilin-milin putingmu
kadang lidahku menyerobot
putinmu dan kugigit-gigit. Hm kau menggelinjang say? Oh..
cairanmu makin banyak, penisku
basah kuyup, ah.. susumu makin
membusung keras say dan
desahanmu itu hmm..
Ah, kamu ganti tengkurap saja say, tapi angkat bokongmu, biar
aku bisa menyodok vaginamu
dari belakang,
Oke say, angkat bokongmu
tinggi-tinggi, biar penisku bebas
menyoodk vaginamu, mana lubangnya, eit sleep ohm, enak,
sekarang aku bergerak maju
mundur, kau mendesah-desah.
Sodokanku makin lama makin
cepat dan buas, sementara
tanganku memilin-milin puting susumu, (Apa yang kau rasa?)
AH, kini ganti kau yang di atas
say, aku ingin lihat
permainanmu, tenang saja,
putung susumu akan ku buat
terus menggelinjang. Ya, duduki saja penisku dengan bibir
vaginamu, terus gosok-gosoklah
dengan goyangan erotic plus
ngebor gaya inul. Penisku pasti
akan mengejangkanmu.
Tenang saja say, kalau mainmu dahsyat, aku pasti akan lebih
dahsyat membuatmu tak
berdaya, kini aku menunggu
bentuk goyanganmu. Ohh.. indah
sekali goyangmu SAY, hmm, tapi
kau berbarig lagi saja, penisku akan menusuk vaginamu dari
atas, ohh.. vaginamu sudah
banjir?
Hanya dengan SMS-SMS
semacam itulah, Gadis mengaku
bisa orgasme, tapi dengan bantuan penis elektric yang dia
beli dari sexshop. Bahkan,
kadang bukan hanya sekali saja
orgasmenya, tapi sampai dua
hingga tiga kali. Sedang SMS-
SMSku dijadikan pengantar perangsang cairan vaginanya.
Bila vaginanya sudah basah oleh
rayuan SMS erotic, Gadis
mengaku memainkan penis
elketricnya dengan mata ditutup
rapat kemudian membayangkan seolah-olah aku benar-benar
hadir di sampingnya. Hmm
sebuah perilaku yang
menggemaskan bagiku.
Setelah sering kukirimi email
erotic semacamitu, lama-lama Gadis akhirnya sanggup datang
ke kotaku. Aku senang sekali,
berarti ada kesempatan untuk
live in action bersama Gadis,
janda kembang super montok
yang kukenal dari SMS erotic internet.
"Oke, deh aku datang. Tapi kau
harus membuaskanku seribu
tahun. Kalau tidak, Hmm, kau
akan kumakan," begitu gertak
gemas Gadis melalui teleponnya, kemarin.
Kini aku sudah tak sabar lagi
menunggu kedatangannya.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter