watch sexy videos at nza-vids!
Berita Terbaru & Terupdate

Kacungku

Pada suatu pagi, dihari libur,
seperti biasa aku tinggal
seorang diri bersama kacungku
yang umurnya 1 tahun lebih
muda dariku. sedang
pembantuku dan tukang kebunku sedang ke Puncak,
untuk merawat villa kami.
Kacungku, No, anaknya agak
gendut, tingginya kurang lebih
sama dengan tinggi tubuhku
sendiri, kulitnya kehitam- hitaman karena sering
terpanggang panas matahari. No
anaknya agak pendiam, itu yang
membuatku sering menggodanya.
Hari itu aku sedang terangsang
berat, karena tidak ada pak Mat, tukang kebunku, yang
biasanya memenuhi kebutuhan
sex ku. Jadi kucurahkan
perhatianku kepada si No,
kacungku itu. Ternyata dia
anaknya polos sekali, belum kenal apa itu sex dan ent*t-
mengent*t. Hari itu, aku
merencanakan untuk
menggodanya lagi. Aku pura--
pura akan mandi di kamar mandi
belakang, kamar mandi tamu yang agak jauh dari kamarku.
Aku hanya menggunakan handuk
kulilitkan ke tubuhku seadanya,
nampak jelas sekali bongkahan
buah dadaku yang ukurannya
36B itu, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, rambutku yang
sebahu lebih itu hanya mampu
menutupi sebagian dari
keindahan buah dadaku,
putingnya yang kemerah-
merahan itu mencuat dan mendongak ke atas, pantatku
yang memang agak nungging itu
bulat dan indah, pada saat
lewat di depannya yang sedang
membersihkan meja makan,
persis di depan matanya, pura--pura handukku terlepas
dan jatuh ke lantai, kontan
tubuhku yang tidak terbungkus
apapun itu terlihat jelas
olehnya, aku melihat reaksinya
yang tersipu malu dan melengoskan pandangannya.
Kuteruskan ke kamar mandi
sambil ketawa tertahan melihat
tingkahnya.
Tidak lama di dalam kamar
mandi, aku berseru memanggil si No untuk mengambilkan sabun,
"No, tolong ambilin sabun yaaa..."
"Iya non, sebentar..." Kudengar
suaranya berlari-lari. Diketoknya
pintu kamar mandi yang tidak
kukunci dari dalam, kataku, "Masuk aja, No." Dibukanya
sedikit pintu itu dan
dijulurkannya tangannya sambil
menggenggam sabun. Kutarik
tangannya ke dalam kamar
mandi sambil berkata, "Tolong kau sabuni aku juga, aku tak
bisa menyabuni bagian
belakangku." Setelah di dalam,
No melihat tubuhku yang
telanjang sekali lagi, tapi sekali
ini dia tidak melengoskan pandangannya lagi, malah dia
memperhatikan tubuhku yang
mungil dan ranum itu dengan
muka yang memerah.
"Heh. Koq malah ngeliat gitu sih,"
ujarku sambil pura-pura menutupi buah dadaku yang
udah lebih besar dari dulu,
karena susuku sering diremas
dan dirangsang oleh pak Mat,
tukang kebunku. "Sini, buka
bajumu agar nggak basah kena air." Kulucuti pakaiannya tanpa
menunggu jawabannya. Setelah
kubuka celana dalamnya, kulihat
tongkolnya masih kecil, belum
tegang sama sekali. Penasaran
banget aku, masa ngeliat tubuhku gini, dia belum ngaceng
sih, pikirku. Biar, nanti kuhisap
dan kubuat kau ketagihan
hisapan mulutku, pikirku mesum.
Kupasang shower dan aku mulai
mandi di depan mata kacungku sendiri yang juga telanjang
bulat. "Ayo, sabunin aku, jangan
bengong aja gitu dong," ujarku.
Dia mulai mengusap punggungku
dengan tangan gemetar, wah
asik nih, dia bisa diajari juga, supaya aku tak tergantung ama
si pak Mat aja, pikirku.
"Sini, depannya juga. masa
punggung aja," bentakku. "Baik
nonhh...." jawabnya dengan
gugup. Dia mulai mengusap-usap dadaku, susuku yang 36B itu.
aku tambah terangsang dengan
usapan tangannya. Aku
menikmati usapannya sambil
merem melek. Tidak puas, aku
juga mulai menyabuninya, kataku, "Ayo, kamu juga harus
disabunin, biar bersih dan
harum." Dia diam aja sambil
bengong. Tanganku berhenti di
tongkolnya dan mengocoknya
lebih lama. Nah, mulai kelihatan kepalanya, pikirku. "Aduh non,
geli non," katanya takut--takut.
"Udah, diam aja. Dikasih yang
enak koq malah bawel sih. Nanti
kalo udah ngerasain malah cari
gue loe," jawabku. Setelah kusiram bersih tubuhku
dan tubuhnya, aku jongkok di
depannya sambil kugenggam
tongkolnya yang belum terlalu
ngaceng itu, masih agak lembek.
Sambil melihat wajahnya, kumasukkan tongkolnya ke
dalam mulutku dan kekemot
pelan--pelan. Kulihat matanya
melotot sambil memperhatikan
tongkolnya masuk ke mulutku,
dia menelan ludah. Pelan-pelan kujilati seluruh tongkolnya, mulai
dari pelirnya sampai ke ujung
kepala tongkolnya, dari situ
kumasukkan seluruh tongkolnya
ke mulutku, nggak terlalu besar,
meski sudah ngaceng berat. tapi cukup keras juga tongkolnya.
Pikirku, lumayanlah tongkol anak
kecil, dari pada nggak ada.
Setelah beberapa lama
menghisap tongkolnya, dia mulai
bergetar, wah, tandanya dia mau keluar nih, pikirku. Semakin
kuperkuat hisapanku,
tongkolnya kukeluar masukkan
di mulutku. secara tanpa
disadarinya, pantatnya maju
mundur seperti orang ngent*t, tapi di mulutku. "Aduh non, aduh
non... enak sekali noooonnhh..."
teriaknya. "Croott... crooottt...
crooooottth..." Banyak sekali
pejuhnya keluar di dalam
mulutku, langsung kusedot habis dan kutelan dengan kenikmatan
luar biasa, kulihat wajahnya
merah padam pada saat
pejuhnya keluar, wajahnya
mendongak ke atas dan oleng
ke kiri ke kanan. "Enak nggak, No? Kau suka tongkolmu kuhisap
kan?" tanyaku nakal. "He eh,
non. Enak sekalih," katanya
masih sambil tergetar, aku
maklum karena ini pasti pejuh
pertamanya, orgasme pertama seperti aku dulu merasakan
pada saat aku orgasme
disetubuhi tukang kebunku, pak
Mat.
Masih ngaceng keras nih, bisa
dilanjutkan pikirku. Aku duduk dipinggiran bath tub sambil
mengangkangkan kedua pahaku
yang putih dan mulus sekali itu.
Kubimbing tongkolnya dengan
tanganku ke arah memiawku.
Setelah tepat sasaran, kusuruh dia mendorong pantatnya maju
mundur. "Blluuushhh...." Masuk
seluruh tongkolnya yang masih
keras itu ke memiawku. "Hehhh....
mmmhhh... enak sekali No.
Terusin No, ent*t aku, No. ent*t anak juraganmu ini Nooo... aduh...
enak sekaalii tongkolmuuuhh..."
Aku yang udah terangsang
berat itu tak bisa berpikir apa-
apa lagi kecuali tongkol yang
enak. Aku tak berpikir lagi bahwa
kuserahkan tubuhku yang
mungil dan mulus ini kepada
kacungku yang gendut, anak
pribumi yang hitam ini. Kubiarkan
tongkolnya masuk keluar di memiawku yang sempit ini,
sambil menikmatinya. Tangannya
meremas susuku yang sudah
keras karena nafsu, kulipat
kakiku menjepit pantatnya agar
dorongannya semakin dalam masuk ke memiawku, tanganku
memegangi tangannya agar
remasannya ke susuku tambah
keras. Kuhentak-hentakkan
pantatnya agar goyangannya
semakin hot. "Mmmmhhhh... mmmhhh.... aaahhhh.... aaahhh...
ssshhhh... terussshh Nooo...
terusshh.... aku mau keluar
nihhh..." teriakku. "Aku juga mau
keluar lagi noooonnn...."
sahutnya. "Keluarin ... di dalamkuuu.. Nooo... jangan cabut
tongkolmu yaaahh....
eeemmmhhh, aaaaakkkhh...
uaaakkkhhh... akuu..
keluuaarrrrrrrrrr....." Aku
mencapai orgasme, pertahananku ambrol, tubuhku
berguncang kerass sekali, aku
berteriak--teriak seperti orang
kesurupan, kepalaku mendongak
ke atas, ke kiri, ke kanan, tak
terkontrol, enak sekali, nikmat sekaliiih. "Crooottt... crrrooott...
crooottth.... hhhaaadduuuhh
nonnnn, aku juga keluarrrr,
aduuuhh banyak sekali pejuhku
noooonn... mmmmeeeehhhh...
hhhhhhhmmmmm...." Si No juga berteriak sambil memuncratkan
pejuhnya ke dalam memiawku,
aku dapat merasakan semburan
pejuhnya di dalamku, pejuh
seorang anak perjaka, baru
umur 13 tahun. "Aku mau lagi nonnnhh, enak sekali memiaw
enon, lagi yahh? Aku masih
pengen lagi nih, tongkolku masih
pengen lagi, pengen ngerasain
memiaw non, abis enak bin
nikmat siiihhh, lagi yaaahh?" pintanya.
Aku tak pernah membayangkan
aku disetubuhi oleh kacungku
sendiri, mengingat ini
membuatku terangsang kembali.
tongkolnya juga masih keras bukan main, wah gila, gini
caranya, gue bisa dient*t
sepanjang hari nih. Si No ini
ternyata kuat juga mainnya,
tongkolnya dari tadi nggak
pernah mengendur. Gila!!! Akhirnya kuturuti juga
keinginannya untuk ngent*t
gue.
Sampai aku kelelahan dia tetap
goyang terus. Akhirnya aku
pasrah aja, seakan akan aku diperkosa olehnya.
Aku hanya bisa mengangkang di
lantai kamar mandi, pahaku
dibuka lebar-lebar, kedua
kakiku dipegangi tangannya
sambil kadang meremas-remas susuku yang gempal itu. Dia di
atasku sambil tetap menyodok-
nyodokkan tongkolnya yang
tetap keras itu ke memiawku.
Rupanya aku telah
membangunkan ular yang sedang tidur, sekarang aku
diperkosanya habis-habisan.
"Udah No... udah... aku udah
capek nihhh...." pintaku. Tapi aku
tetap diperkosanya sampai
teler. Bosan posisi itu, dia minta ganti
posisi lain, sampai rasanya aku
tak kuat lagi melayani nafsunya
yang seperti kerbau yang
sedang nafsu itu.
Setiap kali dia keluar, orgasme, dia masukkan lagi tongkolnya ke
memiawku, kadang
dimasukkannya tongkolnya ke
mulutku, aku yang udah lemas
itu dipaksanya membuka mulut,
dan tongkolnya dimasukkan ke mulutku dengan kasar, kadang
dengan sengaja pejuhnya
ditumpahkan ke wajahku, di
atas susuku, di atas memiawku,
perutku, rambutku. Setiap kali
dia keluar, pejuhnya banyak sekali, jadi tubuhku, wajahku,
dahiku, mulutku, bibirku,
mataku, pipiku berlumuran
dengan pejuhnya yang kental
itu. Banyak sekali dan sangat
kental. Kurang lebih 11 - 12 kali si No
menggenjot memiawku,
menyetubuhi tubuhku,
memasukkan tongkolnya ke
mulutku, memperkosaku, sampai
akhirnya dia terkulai lemas di samping tubuhku yang penuh
dengan pejuhnya. Aku yang lebih
lemas lagi hanya bisa diam
terbaring di lantai kamar mandi
yang hampir penuh dengan
pejuhnya. mataku meram, mulutku masih terbuka sambil
pejuhnya yang mengalir keluar
dari mulutku. Pahaku masih
terbuka lebar, lubang memiawku
rasanya terbuka lebih lebar dari
biasanya. Sejak kejadian itu, si No selalu
memintaku melayaninya setiap
hari. Terkadang kalo hari Sabtu
atau Minggu, dia malah
menyetubuhiku lebih dari 3-4
kali sehari. Untungnya aku tak pernah hamil, meskipun
kebanyakan bila tubuhku sedang
'dipakai' oleh para pembantuku,
mereka hampir selalu
mengeluarkan pejuhnya di dalam.
Bayangin betapa buasnya dia, pada saat aku sedang tidak
'mood', dia tetap memaksaku,
dia bahkan pernah dan sering
memperkosaku di kamarku
sendiri. Tampaknya dia sudah
lupa daratan, dia sudah lupa bahwa aku adalah anak
majikannya. Tapi apa boleh buat,
aku juga menikmatinya sih.
Dia menikmati sekali tubuhku
yang tambah bahenol ini. Di
usiaku yang baru 14 tahun ini, aku termasuk kategori cewek
yang tubuhnya paling montok di
sekolahku. Meskipun tinggiku
hanya 147 cm, dan tubuhku
nggak kurus dan nggak gemuk,
susuku termasuk yang membusung indah dengan
putingnya yang mencuat ke
atas adalah yang termontok di
antara teman-teman sekolahku.
Wajahku yang putih cantik ini
seperti anak orang Jepang, dengan mata yang agak sedikit
sipit, maklum aku kan keturunan
Chinese. Pinggulku udah
membentuk sexy sekali,
pantatku bulat indah,
pinggangku kecil sekali. Jadi tubuhku bila memakai seragam
sekolah tetap kelihatan sangat
sexy, seperti cewek yang sudah
matang. Mungkin karena aku
sudah biasa sering ditiduri dan
dient*t oleh para pembantu rumah tanggaku. Aku
memperhatikan, bahkan guru
olah ragaku di SMP juga
ngaceng saat melihat tubuhku
bila hanya memakai kaus olah
raga dan celana pendek yang agak kelihatan buah pantatku.
Terkadang aku malah sengaja
tidak menggunakan BH, hanya
dengan kaus singlet dan kaus
olah raga saja. Pasti guru dan
teman--teman cowokku dapat melihat bongkahan susuku dan
putingku yang mencuat tembus,
yang bila aku keringetan, akan
semakin jelas terlihat.
Aku sangat menikmati apabila
ada cowok, siapa aja, tergiur melihat tubuhku yang masih
muda ini. Aku suka melihat
cowok ngaceng karena
membayangkan tubuhku ini,
pasti mereka membayangkan
yang tidak-tidak, yang jorok- jorok.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter