watch sexy videos at nza-vids!
click ads 30s we paid $2

Keponakan Pembantu

Kisah ini kembali terulang
ketika keluarga gw
membutuhkan seorang
pembantu lagi. Kebetulan saat
itu mbak Dian menganjurkan
agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu
keluarga ini. Mungkin menurut
ortu gw dari pada susah susah
cari kesana kesini, gak pa pa
lah menerima tawaran Dian ini.
Lagian dia juga sudah cukup lama berkerja pada keluarga
ini. Mungkin malah menjadi
pembantu kepercayaan
keluarga kami ini.
Akhirnya ortu menyetujui atas
penawaran ini dan mengijinkan keponakannya untuk datang
ke Jakarta dan tinggal
bersama dalam keluarga ini.
Didalam pikiran gw gak ada hal
yang akan menarik perhatian
gw kalau melihat keponakannya. “Paling paling
anaknya hitam, gendut, trus
jorok. Mendingan sama bibinya
aja lebih enak kemutannya.”
Pikir gw dalam hati.
Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama
Rini, hampir setiap malam kalau
anggota keluarga gw sudah
tidur lelap. Maka pelan pelan
gw ke kamar belakang yang
memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu. Pelan pelan namun pasti gw
buka pintu kamarnya, yang
memang gw tahu mbak Dian
gak pernah kunci pintu
kamarnya semenjak kejadian
itu. Ternyata mbak Dian tidur dengan kaki mengangkang
seperti wanita yang ingin
melahirkan. Bagaimanapun juga
setiap gw liat selangkangannya
yang di halus gak di tumbuhi
sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok,
dengan sedikit daging kecil
yang sering disebut klitoris
sedikit mencuat antara
belahan vagina yang montok
mengiurkan kejantanan gw. Perlahan lahan gw usap
permukaan vagina mbak Dian
yang montok itu, sekali kali gw
sisipin jari tengah gw tepat
ditengah vaginanya dan gw
gesek gesekan hingga terkadang menyentuh
klitorisnya. Desahan demi
desahan akhirnya
menyadarkan mbak Dian dari
tidurnya yang lelap. “mmmm....sssshh.....oooohh,
Donn... kok gak bangun mbak
sih. Padahal mbak dari tadi
tungguin kamu, sampai mbak
ketiduran.” Ucap mbak Dian
sama gw setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari
nakal gw. Tapi mbak Dian gak
mau kalah, tanpa diminta mbak
Dian tahu apa yang gw paling
suka.
Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana
dalam gue hingga dengkul,
karena kejantanan gw sudah
mengeras dan menegang dari
tadi.
Mbak Dian langsung mengenggam batang
kejantanan gw yang paling ia
kagumi semenjak kejadian
waktu itu.
Dijilat jilat dengan sangat
lembut kepala kejantanan gw, seakan memanjakan
kejantanan gw yang nantinya
akan memberikan kenikmatan
yang sebentar lagi ia rasakan.
Tak sesenti pun kejantanan
gw yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu.
Dikemut kemut kantong pelir
gw dengan gemasnya yang
terkadang menimbulkan bunyi
bunyi “plok.. plok”. Mbak Dian
pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur gw.
Kenikmatan yang mbak Dian
berikan sangat diluar
perkiraan gw malam itu. “Mbak....uuuh. enak banget
mbak. Trus mbak nikmatin
kont*l saya mbak.” Guyam gw
yang udah dilanda kenikmatan
yang sekarang menjalar. Semakin ganas mbak Dian
menghisap kont*l gw yang
masuk keluar mulutnya, ke
kanan kiri sisi mulutnya yang
mengesek susunan giginya.
Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa gw ceritain,
ngilu. Hingga akhirnya pangkal
unjung kont*l gw terasa ingin
keluar. “Mbak... Donny mau keluar
nih...” sambil gw tahan kont*l
gw didalam mulutnya, akhirnya
gw muncratin semua sperma
didalam mulut mungil mbak Dian
yang berbibir tipis itu. “Croot... croot... Ohhh... nikmat
banget mbak mulut mbak ini,
gak kalah sama mem*k mbak
Dian. Namun kali ini mbak Dian
tanpa ada penolakan,
menerima muncratan sperma gw didalam mulutnya. Menelan
habis sperma yang ada didalam
mulutnya hingga tak tersisa.
Membersihkan sisa sperma
yang meleleh dari lubang
kencing gw. Tak tersisa setetespun sperma yang
menempel di batang kont*l gw.
Bagaikan wanita yang
kehausan di tengah padang
gurun sahara, mbak Dian
menyapu seluruh batang kont*l gw yang teralirkan
sperma yang sempat meleleh
keluar dari lubang kencing gw. Lalu dengan lemas aku
menindih tubuhnya dan
berguling ke sisinya.
Merebahkan tubuh gw yang
sudah lunglai itu dalam
kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.
“Donn... mem*k mbak blom
dapet jatah... mbak masih
pengen nih, nikmatin sodokan
punya kamu yang berurat
panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam mem*k
mbak....” pinta mbak Dian
sambil memelas. Mengharapkan
agar gw mau memberikannya
kenikmatan yang pernah ia
rasakan sebelumnya. “Tenang aja mbak... mbak
pasti dapat kenikmatan yang
lebih dari pada sebelumnya,
karena punya saya lagi lemes,
jadi sekarang mbak isep lagi.
Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini
bangun kembali. Oke.” Tanpa kembali menjawab
perintah gw. Dengan cekatan
layaknya budak seks. Mbak
Dian menambil posisi kepalanya
tepat di atas kont*l gw,
kembali mbak Dian menghisap hisap. Berharap keperkasaan
gw bangun kembali. Segala
upaya ia lakukan, tak luput
juga rambut halus yang
tumbuh mengelilingi batang
kont*l gw itu dia hisap hingga basah lembab oleh air
ludahnya.
Memang gw akuin kemahiran
pembantu gw yang satu ini
hebat sekali dalam memanjakan
kont*l gw didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil
kejantanan gw kembali
mencuat dan mengeras untuk
siap bertempur kembali.
Lalu gw juga gak mau lama
lama seperti ini. Gw juga mau merasakan kembali kont*l gw
ini menerobos masuk ke dalam
mem*knya yang montok gemuk
itu. Mengaduk ngaduk isi
mem*knya.
Gw memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak
Dian paling suka. Dengan posisi
women on top, mbak Dian
mengenggam batang kont*l
gue. Menuntun menyentuh
mem*knya yang dari setadi sudah basah. kont*l gw di
gesek gesek terlebih dahulu di
bibir permukaan mem*knya.
Menyentuh, mengesek dan
membelah bibir mem*knya yang
mengemaskan. Perlahan kont*l gw menerobos bibir mem*knya
yang montok itu. Perlahan
lahan kont*l gw seluruhnya
terbenam didalam liang
kenikmatannya. Goyangan
pinggulnya mbak dian membuat gw nikmat banget. Semakin
lama semakin membara pinggul
yang dihiasi bongkahan pantat
semok itu bergoyang
mempermainkan kont*l gw
yang terbenam didalam mem*knya. “uh... Donn. Punya kamu
perkasa banget sih. Nikmat
banget....” dengan mimik muka
yang merem melek menikmati
hujaman kont*l gw ke dalam
liang senggamanya. “mem*k mbak Dian juga gak
kalah enaknya. Bisa pijit pijit
punya saya... mem*k mbak di
apain sih... kok enak banget.” “Ih... mau tahu aja. Gak
penting diapain. Yang penting
kenikmatan yang diberikan
sama mem*k mbak sama kamu
Donn....” sahut mbak Dian
sambil mencubit pentil tetek gw. “Donn... ooohh.... Donn.... mbak
mmmmauu kluuuuaaarr...
ooohh.” Ujar mbak Dian sambil
mendahakkan kepalanya ke
atas, berteriak karena
mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai
mbak Dian ambruk merebahkan
tubunya yang telanjang tepat
di atas badan gw. Untung saja
posisi kamar mbak Dian jauh
dari kamar kamar saudara dan ortu gw. Takutnya teriakan
tadi membangunkan mereka
dan menangkap basah
persetubuhan antara
pembantu dengan anak
majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.
Lalu karena gw belum
mencapai kenikmatan ini, maka
dengan menyuruh mbak Dian
mengangkatkan pantatnya
sedikit tanpa harus mengeluarkan batang kont*l
gw dari dalam liang
kenikmatannya. Masih dengan
posisi women on top. Kembali
kini gue yang menyodok
nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang gw gak
perduli suara yang keluar dari
mulut mbak Dian dalam setiap
sodokan demi sodokan yang
gw hantam kedalam mem*knya
itu. “Donn.... kamu kuat banget
Donn... aaah... uuuhhh...
ssshhhh.... ooohhh...” erangan
demi erangan keluar silih
berganti bersama dengan
keringat yang semakin mengucur di sekujur badan gw
dan mbak Dian.
“Truuuus... Donn... sodok trusss
mem*k mbak Doooonn. Jangan
perduliin hantam truuuss.”
Erangan mbak Dian yang memerintah semakin membuat
darah muda gw semakin panas
membara. Sekaligus semakin
membuat gw terangsang.
“Suka saya ent*t yah mbak...
kont*l saya enak’kan... hhmmm.” Tanya gw memancing
birahinya untuk semakin
meningkat lagi.
“hhhhhmmmm... suka....sssshhh...
banget Donn. Suka banget.”
Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar
bersama dengan nafasnya
yang menderu dera karena
nafsu birahinya kembali
memuncak.
“Bilang kalau mbak Dian adalah budak seks Donny.” Perintah
gw.
“Mbak budak seks kamu Donn,
mbak rela meskipun kamu
perkosa waktu itu.... Ohhhh...
nikmatnya kont*l kamu ini Donn.” Semakin kencang kont*l gw
ent*tin mem*knya mbak Dian.
Mungkin seusai pertempuran
ranjang ini mem*knya mbak
Dian lecet lecet karena
sodokan kont*l gw yang tak henti hentinya memberikan
ruang untuk istirahat.
Merasa sebentar lagi akan
keluar, maka gw balikkan posisi
tubuh mbak Dian dibawah
tanpa harus mengeluarkan kont*l yang sudah tertanam
rapi didalam mem*knya. Gw
peluk dia trus gw balikin
tubuhnya kembali ke posisi
normal orang melakukan
hubungan badan. Gw buka lebar lebar
selangkangan mbak Dian dan
kembali memompa mem*k mbak
Dian. Terdengar suara suara
yang terjadi karena beradunya
dua kelamin berlainan jenis. “plok... plok...” semakin
kencang terdengar dan
semakin cepat daya sodokan
yang gw hantam ke dalam
liang vaginanya. Terasa sekali
bila dalam posisi seperti ini, kont*l gw seperti menyentuh
hingga rahimnya. Setiap di
ujung hujangan yang gw
berikan. Maka erangan mbak
Dian yang tertahan itu
mengeras. Sampai saatnya terasa kembali
denyut denyutan yang semula
gw rasakan, namun kali ini
denyut itu semakin hebat.
Seakan telah di ujung helm
surga gw. Gw tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai.
Setiap mau mencapai
puncaknya. Gw pendam dalam
dalam kont*l gw di dalam
lubang senggamanya mbak
Dian. Tiba tiba rasa nikmat ini
semakin.... ooohhh....ssshhhh...


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter