watch sexy videos at nza-vids!
tiket gratis liburan ke bali, mau??

Korban Pelet (part 1)

Aku berjalan gontai menuju
rumahku sambil bersiul-siul
kecil. Di pelupukku terbayang
hal-hal yang indah-indah. Mulai
saat ini aku akan dapat
menaklukan wanita secantik apapun di dunia ini, karena
aku sudah mendapatkan ilmu
Lebur Jiwa dari Mbah Suro.
Jangankan Rani yang telah
menolak cintaku, Dian Sastro
pun pasti berlutut di depanku. Tapi yang terpenting aku
harus membuktikan kesaktian
ilmu Lebur Jiwa malam ini juga. Aku melangkah masuk ke
pekarangan rumah. Sepi tak
ada hawa manusia. Kemana
semua orang hingga pintu
depan harus dikunci? Aku
segera membuka pintu dengan kunci serep yang kubawa.
Didalam rumaHPun sepi senyap.
Aku segera menuju ruang
makan. Secarik kertas
menempel di meja makan. "Don,
kami pergi duluan ke rumah Oom Dhar di Semarang. Kalau
sudah sampai rumah, segera
menyusul. Ayah." Bosan! Apa enaknya sendirian
di rumah. Mana nggak ada
makanan di kulkas lagi. Dengan
malas aku pergi ke warung
Mak Sani di ujung jalan. Tapi
setibanya aku sampai di warung Mak Sani. Wow, suit..
suit.. ada cewek cantik bener!
Wajahnya oval agak indo,
bibirnya sexy, bola matanya
kecoklat-coklatan, dan
bodynya.. wow montok banget! Gemuk dikit, tapi pas sama
tingginya yang kira-kira 170-
an, pakai rok mini dan baju
ketat lagi. Cuman kurang
ramah, waktu aku godain doski
malah cemberut. Kebetulan nih! Bisa buat bahan percobaan!
Kalau yang indo saja mempan,
apalagi yang jawa tulen, iya
nggak? Cewek itu keluar dari warung.
Aku mengejarnya, dengan
segera melafal mantra yang
sudah aku hafal sebelumnya.
"Geni abang nafsu abang,
manjingo ing jabang bayine Dony Bara. Geni abang napsu
abang, manjingo ing jabang
bayine wanito ing netro. Geni
abang napsu abang, lebur dadi
siji ing lebur jiwo. Leburen
jiwane manungal ing jabang bayine Dony Bara. Lebur..
lebur.. lebur.."
"Nona!"
Aku panggil gadis itu sambil
menarik tangannya sehingga
dia berbalik menghadap padaku dan wuss.. Hembusan nafasku
menyembur menerpa wajahnya
sekali. Dan aku tinggal menanti
reaksinya saja, menamparku
ataukah..
"Iya, ada apa Don?" Berhasil! gadis itu menjawabku
dengan senyum ramah, bahkan
manja. Berarti mantraku
berhasil! Tanpa basa-basi lagi,
langsung saja gadis indo itu
aku ajak ke rumahku. Kami duduk-duduk di ruang
tamu. Dan tak lupa semua
pintu dan jendela aku kunci
dari dalam, telponpun aku
blokir agar tak ada yang
mengganggu acaraku sore ini. Gadis itu nampaknya merasa
nyaman bersamaku.
"Nama kamu siapa?" tanyaku
membuka percakapan.
"Aku Gina." jawabnya manis.
"Kamu kok bisa tahu namaku, apa kita pernah berkenalan?"
"Nggak. Tapi aku merasa kita
sudah lama banget kenal.
Sekarang ini aku merasa
seperti merayakan reuni
denganmu." "Oh, begitu. Kalau begitu mesti
dirayakan dong."
"Iya. Harus dirayakan."
"Kau mau minum?" tawarku
disambut dengan anggukan.
"Panas atau dingin?" "Apapun yang kau mau." jawab
Gina ringan.
"Apapun yang aku mau?"
ulangku. Gina mengangguk
dengan senyum lebar.
"Kalau selain minuman?" tanyaku mengejar.
"Apapun yang kau mau aku
bersedia, Don." jawab Gina
mendekat ke arahku.
"Apapun?" tanyaku sekali lagi.
"Apapun." Gina tersenyum menggoda.
Tangannya menjamah tanganku
lalu menuntunnya ke arah
pahanya yang sekal.
Digesernya tanganku yang
gemetaran terus naik hingga menyingkap rok mininya sampai
pada pangkal paha. Cd pink
bergambar kupu-kupu
bersembunyi di balik rok yang
sudah tersingkap itu. Tiba-tiba
saja aku merasakan penisku menegang. Mata Gina sayu
sedikit terkatup, meresapi
setiap sentuhan jemariku di
kulit pahanya. Cewek itu
kemudian mendekatkan
bibirnya padaku dan cup.. bibir kami saling mengecup. Sekali
lagi bibir kami menyatu dan
ehemm.. Gina melumat bibirku
penuh perasaan. Batang
penisku semakin mengacung
sedang nafas kami mulai naik turun tak beraturan. Gina memapah tanganku
melingkar di pungungnya lalu
menuntunnya untuk melucuti
rok mininya. Rok mini warna
hitam itu bablas hingga ke
lantai dan aku bisa dengan leluasa menikmati paha Gina
yang indah. Aku ciumi paha
Gina yang mulus bagus itu
bolak balik sampai pangkal
paha.
"Uuuff.. Don.. aku minta yang panas saja..," desis Gina sambil
melepas kaos ketat dan BHnya
sekaligus kemudian melepas
kaos yang kupakai. Aku berdiri
melepaskan jeansku. Gina
menyusulku dan segera menjejalkan lidahnya ke dalam
mulutku. Kami saling memeluk
hingga buah dada Gina
menempel di dadaku.
Keempukan buah dada Gina
membuat aku geli hingga membuatku merinding. Lalu
bibir Gina menurun menjelajahi
leher dan dadaku yang berbulu
sedikit lebat. "Kamu jantan banget Don,"
kata Gina sambil membelai
bulu-bulu dadaku.
Kemudian Gina mencumbui
dadaku.. perutku.. ach.. sampai
pusarku dan menjilatinya beberapa saat. Aaach.. aku
benar-benar terangsang oleh
kecantikan dan kemahiran Gina
yang memanjakanku. Gina
terus menjelajah seluruh tubuh
depanku. Bahkan ketika sampai di daerah kekuasaan penisku
Gina mencumbuinya dengan
penuh daya rangsang.
Diciuminya batang penisku yang
masih terpenjara dalam
sangkarnya dan dengan senang hati Gina meloloskan
CDnya hingga nampak benar
kalau penisku itu betul-betul
bangun mengacung-acung. "Kau benar-benar hebat Don,
pistolmu besar banget. Aku
yakin kalau menembak pasti
rasanya hi..hi.." kata Gina sambil
tertawa.
"Kamu tahu dari mana kalau rasanya pasti.." tanyaku
memancingnya.
"Coba deh, aku rasain.."
Uuachh.. edan! Gina menjilati
ujung penisku. Cewek indo itu
mengulum penisku hingga setengahnya masuk ke dalam
rongga mulutnya. Dan
jemarinya sibuk
mempermainkan buah pelirku.
Eehh.. rasanya benar-benar
nikmat. Aku nggak tahu kalau cewek ini bisa membuatku
merasa sedasyat ini.
"It's nice taste, Don. Hebat
banget.." katanya sambil terus
saja menyepong penisku. Tak tahan aku jika harus diam
saja. Segera aku loloskan CD
pink dari bokong Gina yang
menungging. Nampak kedua
bokongnya yang semok
menantang. Kuremas-remas bokongnya membuat Gina
mendesah perlahan diantara
sodokan penisku di mulutnya.
Dan segera saja aku gerayangi
memiawnya, menyenangkan
bisa bermain bebas diantara goa yang belum pernah aku
lakukan sebelumnya. Mungkin
Gina merasa tak tahan lagi
menahan rasa nikmat yang
diterimanya dengan posisi itu
hingga akhirnya Gina melepaskan penisku dari
mulutnya dan tergeletak di
lantai. Tubuh kita udah sama-sama
bugil dan rasa malu kita udah
ilang entah kemana. Gina
memandangiku yang berdiri
didepannya dengan tatapan
mata sayu dan senyum yang menggoda. Akupun terpana
pada tubuh bugil yang tiada
cacatnya terhampar di
depanku. Ohh.. dua bukit yang
membusung padat dan montok,
kulit tubuh yang putih mulus, serta bukit belah yang
ditumbuhi oleh rumput-rumput
liar yang halus. Wuihh..
"Don, kok diam saja. Ayo
lakukan yang kamu mau.. aku
pasrah padamu.." "Aku datang sayang.."
Aku serang bukit belah itu
dengan garang. Menjilat semua
yang tersentuh oleh lidahku
dan menghisap semua yang
tergenang disitu. Gina berkelojotan sambil mendesis-
desis. Tak ada ampun bagimu,
Gina! Semuanya akan jadi
milikku. Klitoris Ginapun yang
seukuran biji kacang tak luput
dari lidahku. Aku piting daging mungil itu dengan kedua
bibirku lalu aku sentil-sentil
dengan lidahku.
"Oooh.. Doon.. Ach.. eenaak.."
erang Gina memacu gairahku.
Kedua kakinya menggapit kepalaku seakan ingin
menawanku selamanya.
Tangan Gina menarik tanganku
sampai di kedua gundukan
dadanya yang gempal dan
montok. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu
hingga membuat Gina
bergelinjangan nikmat.
"Uuohh.. Donny.. teruus
sayaang.. aku sukaa.." Setelah puas aku lumat vagina
mayoranya segera kualihkan
perhatianku kepada kedua
gunung kembarnya. Buah dada
Gina telah membengkak
seukuran kelapa, besar dan tegang. Begitupun kedua
putingnya yang sudah
mengeras berwarna merah
marun. Gina yang menyadari
kalau aku memandangi kedua
gunung kembarnya yang indah segera mempermainkan kedua
adiknya itu. Gina meremas-
remasnya sendiri sambil
memutar telapak tangannya
bolak-balik. Begitu bulat kedua
buah dada itu dan begitu mengkilap oleh keringat Gina. "Kemarilah Doon.." ujarnya.
Gina sambil menarik tanganku
hingga aku harus berdiri di
atas tubuhnya. Kemudian Gina
menggapai batang penisku
hingga aku mesti berjongkok di atas buah dadanya. Aku tak
tahu apa yang akan Gina
lakukan, yang penting aku
merasakan nikmat ketika
batang penisku menegang di
belahan buah dadanya. Begitu nikmatnya ketika kedua
gunung kembar itu menjepit
batang penisku. Kubantu jemari
Gina yang meremas buah
dadanya hingga tampak
menjadi satu menjepit batang penisku. Aku tarik batang
penisku perlahan-lahan dan
lalu aku dorong kembali.
Sampai kemudian bibir Gina
menangkap kepala penisku dan
kembali menjilatinya dengan garang. Ouuhh.. aku bagai
terkencing-kencing dibuatnya.
Maka sebagai pelampiasan
tangan kananku kembali
mengutak-atik goa kenikmatan
Gina yang kembali membanjir. "Doon.. kamu nakal sekalii.."
desah Gina.
"Tapi kamu suka kan Gina
sayaang.." balasku
"He eh.. Uuff..ach.."
Gina semakin memiawarkan selakangannya hingga jemari
kananku makin bebas merogoh
semua yang tersembul di
pangkal selakangan itu. Gina
semakin mendesis dan
menambah kecepatan menjilati kepala penisku. Dan akupun
semakin mempercepat gerakan
menggoyang kedua buah dada
sebesar kelapa itu. Penisku
menegang hebat, seperti ada
yang mendorong dari dalam baang penisku dan rasanya..
aahh.. crot croot.. Spermaku
muncrat ketika ujung penisku
itu masih diganyang Gina.
Kapasitas yang cukup banyak
menetes disela-sela bibir Gina. "Telan sayang, telan.."
Kata-kataku bagai perintah.
Mau tidak mau, Gina menelan
seluruh sperma yang berada di
rongga mulutnya. Entahlah
rasa apa yang dia kecap, tapi yang pasti nikmat. Sebab
kemudian Gina menjilati sperma
di luar mulutnya dan kemudian
memburu sisa-sisa sperma di
kepala penisku hingga tandas.
"Ehmm ach.. Doon, keluar lagi dong.." kata Gina sambil
memijit-mijit penisku dengan
jemarinya. Pijitan itu membuat
darahku bagai berhenti. Dan
aku sudah tak tahan lagi. "Sebentar sayang, aku masuk
dulu yach.."
"Heeh."
Gina melebarkan selakangnya
hingga bukit belahnya benar-
benar mekar terbelah. Dinding- dindingnya berwarna merah
berhias klitoris mugil yang
mengemaskan. Aku segera
mengacungkan batang penisku
yang sudah mau meledak. Aku
tuntun adikku itu memasuki lubang kawin Gina yang
bersimbah lendir-lendir surgawi.
Licin permukaannya hingga tak
mudah memasukkan kepala
adikku itu. Aku coba sekali lagi
dan ah.. masuk! Sedikit demi sedikit aku masukkan penisku
memasuki lorong yang sangat
sempit itu.
"Auhh Doon.. cepetan dong..
sakit.." rintihnya.
"Sabar say.." Memangnya hanya Gina saja
yang sakit, aku juga sakit
merasakan batang penisku
bagai remuk digencet dinding-
dinding lubang kawin Gina yang
bukan main sempitnya. "Aaach..Uuugh..Doon.."
Krak! Kepala penisku sudah
menembus ke dalam selaput
daranya. Hah! Lega. Lubang
kawin Gina menelan seluruh
batang penisku. Aku diamkan sebentar sebelum kemudian
aku tarik dan dorong keluar
masuk agar lorong itu makin
lebar. Lendir kawin Gina
membasahi liang kawinnya
hingga goyangan batang peniskuku semakin lincah.
"Hooh.. uh..ach.." desah kami
saling berlomba menikmati
setiap getaran yang tercipta.
Gerakan penisku semakin lincah
mengocok lubang kenikmatan Gina hingga menimbulkan bunyi
kecipak-kecipak tanda bahwa
Gina berada di puncak
kenikmatannya. Pingul Gina
bergoyang-goyang naik turun
mengiringi gerakanku. "Doon.. aku nggak tahan lagi..
aku mau keluar.." erang Gina.
"Tahan sebentar Gin, aku
datang.."
"Aaach..!" erang kami
bersamaan. Fantastik sekali. Kejang
diseluruh tubuhku diakhiri oleh
keluarnya sperma yang
memenuhi lubang kawin Gina.
Ujung penisku menghangat
seakan menyentuh cairan lain. Kutarik penisku dari lubang
kawin Gina. Nampak darah
membercak di kepala penisku
yang masih menegang. Gina
mendesis-desis menikmati
segala kenikmatan yang barusan kami lalui. Tapi aku masih belum puas
malam ini. Aku harus kembali
membangkitkan gelora asmara
Gina. Segera saja aku remas
buah dadanya. Aku permainkan
kedua putingnya yang kembali menegang lalu aku jilat
perlahan.
"Ach.." desis Gina merespon.
Melihat respon Gina, aku jilati
bahkan kukulum kedua puting
Gina secara bergantian. Gina berkelojotan meresapi semua
keindahan yang kembali aku
ciptakan. Habislah kedua
payudara Gina itu aku kulum,
aku hisap bahkan aku gigit-
gigit dengan gemas. Gina tak marah, hanya merintih-rintih
kesakitan. Tapi justru rintihan
itu semakin membakar birahiku. Aku puaskan diriku sediri
dengan mempermainkan setiap
lekuk tubuh Gina karena Gina
nampaknya sudah tak memiliki
tenaga cadangan selain
mendesis dan mendesah. Dan ketika aku sudah puas segera
aku minta Gina menindihku.
Gina menusukkan ujung penisku
tepat dilobang kawinnya. Dan
kemudian kami saling
mengocok. Seperti layaknya bibir kawin Gina yang melumat
penisku, bibir kamipun saling
melumat, sedangkan buah dada
Gina yang menggantung bebas
sekali-kali menyentuh kulit
dadaku hingga menimbulkan rasa nikmat tersendiri. Gina
menjadikan rambutku sebagai
pegangan, tapi aku menjadikan
bokong Gina sebagai pegangan.
menguntungkan sekali bukan?
Karena aku bisa dengan bebas membelai bokong mulus itu.
Namun sekali lagi tiba-tiba
tubuhku mengejan.
"Gin, aku mau keluar sayang.."
"Tunggu Doon.. tarik dulu
penismu." Gina melepaskan ciumannya
dan mengarahkan batang
penisku ke mulutnya. Dan
croot.. crot crot! Seluruh
spermaku membanjir di mulut
Gina. Dan tanpa jijik ditenggaknya seluruhnya
sampai tandas kemudian
menjilati ujung penisku hingga
bersih. Tapi sentuhan lidahnya yang
penuh birahi membuatku ingin
sekali lagi menusuknya. Maka
segera saja aku minta Gina
menungging. Dan sekali lagi aku
tusukkan batang penisku dari belakang. Amblas seluruhnya
menyisakan kenikmatan yang
kembali terulang. Gina yang
berulang-ulang mencapai
puncak birahinya seakan ingin
terus dan terus mengulanginya. Diremas-
remasnya buah dadanya
sehingga keindahan itu terasa
lengkap. Dan kamipun
mengakhirinya dengan
kelelahan yang terhapus oleh sisa-sisa keindahan. Aku antar Gina sampai pagar
depan. Cewek indo yang baru
saja aku perawani itu
tersenyum mesra dan
kemudian menghilang di balik
rumah Pak Yulius. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa
ruang tamu. Kembali aku ingat
pergumulanku selama tiga jam
bersama Gina.
"Gina aku sudah tak
membutuhkanmu." gumamku. Geni abang napsu abang,
ngilango soko jabang bayine
Dony Bara. Geni abang napsu
abang, nyingkriho soko jabang
bayine Gina. Geni abang napsu
abang, ngilang soko lebur jiwo. Ngilango lebur jiwo soko jabang
bayine Dony Bara. Ngilang
musno..


Bersambung.....

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter