watch sexy videos at nza-vids!
Free mobile page creator

Korban Pelet (Part 2)

"Hai, aku Dony, sepupunya
Wulan," sapaku sambil
mengulurkan tangan.
"Hai juga," jawab cewek itu
malu-malu menjabat tanganku.
Wulan yang melihatnya tertawa mengikik. Aku segera
menyikut bahunya agar tahu
keinginanku.
"Dia Sri, temanku di kampus
Don," ujar Wulan.
"Ohh.." Jadi temen kampusnya Wulan,
toh. Pantas saja masih muda.
Kuperkirakan usia cewek itu
sekitar 23 tahun. Mana
kulitnya yang kuning langsat,
hidungnya mbangir, pipinya tembem tapi punya lesung pipit
yang manis sekali. Matanya
bening menampakkan pribadi
yang cerdas.
"Malam ini, Sri akan jadi pager
ayunya Don," tambah Wulan yang kemudian dicubit kecil
oleh Sri.
Ohh.. pantas. Malam ini Sri
nampak cantik sekali dengan
busana jawanya yang melekat
ketat di tubuhnya yang langsing. Nampak belahan
dadanya memisahkan kedua
buah dadanya yang
menggelembung menggiurkan.
Air liurku rasanya mau
menetes kalau saja aku tak segera meneguk segelas jus
yang disuguhkan. Tapi
hasratku untuk menikmati
cinta Sri tak terbujukkan.
Segera saja setelah acara itu
berakhir aku menawarkan diri untuk mengantar Sri pulang.
Dengan malu-malu cewek itu
mau juga aku antar.
"Hati-hati lho Don," kata ibuku
ketika kami hendak pergi.
"Sri jangan lupa pakaiannya kamu antar kesini lusa ya?"
teriak Wulan dibalas anggukan
oleh Sri. Maka melajulah mobil kijang
keluaran terbaru itu berisikan
aku dan Sri yang masih
mengenakan busana adatnya.
Kami bercakap-cakap mengisi
sepi. Dan kiranya waktunya sudah tepat untuk melafalkan
mantra.
"Geni abang napsu abang,
manjingo ing jabang bayine
Dony Bara. Geni abang napsu
abang, manjingo ing jabang bayine wanito ing netro. Geni
abang napsu abang, lebur dadi
siji ing lebur jiwo. Leburen
jiwane manungal ing jabang
bayine Dony Bara. Lebur..
lebur.. lebur..". "Sri.."
"Apa Mas?" jawab Sri menoleh
padaku.
Fuhh.. hembusan angin berasal
dari mulutku bertabur mantra
dari Mbah Suro. Dalam hitungan detik Sri segera
terpengaruh. Matanya
memandang sayu ke arahku.
"Oke Sri, kita mau kemana
nih?" pancingku mengetes
pengaruh ilmu lebur jiwo. "Terserah Mas Dony aja deh,"
jawabya dengan senyum yang
tersungging di bibirnya yang
merah terbalut lipstik.
Yess!! Benar-benar
berpengaruh. Aku segera membelokkan mobil ke sebuah
hotel terdekat. Hotel itu agak
kecil tapi cukup nyaman. Aku
segera memesan sebuah
kamar. Tak kuperdulikan
recepsionist yang terbengong melihatku membawa seorang
gadis dengan busana adat
jawa. Sesampainya di kamar hotel
aku segera memeluk Sri. Sri
tak merasa keberatan bahkan
membalas pelukanku. Kubisikkan
ke telinganya,
"Cepat bersihkan dirimu, aku ingin kita bermain sepuasnya".
Sri mengangguk mengerti. Dia
segera membersihkan riasan di
wajahnya dan juga mencopot
sanggulnya. Sedangkan aku
sendiri menantinya sambil melepas baju batikku yang
panasnya bukan main. Sri
melepas baju kebayanya.
Kemudian dia mendekatiku
dengan hanya memakai
kemben sebatas dada. Kegempalan dadanya
menyembul sebagian membuat
batang penisku terbangun.
"Mas Dony ingin aku
membukanya?" tanya Sri
dibawah pengaruh ilmu lebur jiwo-ku.
"Jangan dulu Sri, aku tak ingin
buru-buru."
Tanganku segera menjamah
buah dada yang mengintip dari
balik kemben itu. Aku remas perlahan kedua bukit kembar
yang membuatku ngiler sejak
tadi itu. Tanganku memang tak
bisa leluasa meremasnya
karena terhalang kain kebaya
Sri. Tapi nampaknya Sri sudah menikmati setiap remasan yang
aku ciptakan. Matanya
terkatup rapat dan mulutnya
menganga mendesis-desis,
"Sss.. Mass.. nakall sekalii..". Segera aku cium bibirnya yang
kemudian dibalasnya dengan
ciuman yang panas. Kemudian
kami saling melumat, beradu
lidah dan bergantian
mengisapnya. Kemudian Sri meciumi pipiku, mataku,
keningku, daguku.. Dijilati
cuping telingku, dan lidahnya
menyodok-nyodok lubang
telingaku. Darahku seakan naik
ke ubun-ubun. Semakin aku tarik kainnya dan kemudian
aku paksa kain itu lepas dari
tubuh Sri yang sibuk menjilati
leher belakangku. Kain kemben
itu lolos dari tubuh Sri
meninggalkan BH tak bertalinya dan CD putih tipis. Aku dekap
tubuh Sri sambil meremas dada
Sri yang masih berlapis BH itu
dengan penuh perasaan, lalu
tanganku bergerak ke
punggungnya berusaha membuka pengait BH itu. Aku
sudah berhasil melepas pengait
BH nya sehingga dengan bebas
tangan kananku membelai dan
meremas buah dadanya yang
keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya.
Mulutku pun menciumi leher
jenjang Sri, sambil tanganku
memainkan puncak puting susu
Sri yang kenyal dan mulai
mengeras. Sri memejamkan matanya meresapi setiap
jamahan tanganku sedangkan
bokongnya terus maju hingga
terasa gundukan kemaluannya
menempel di penisku yang
sudah menegang. Bagai sudah tak sabar untuk
dipuasi, Sri mendorongku
hingga terduduk di pinggiran
kasur hotel. Sri segera
melucuti CD tipisnya kemudian
berjongkok didepanku lalu menarik resleting celanaku. Aku
segera membantunya karena
rasanya adikku tak tahan lagi
lama-lama didalam. Calana dan
CDku lepas terlempar ke lantai.
Dan adikku nampak tegang melotot kearah pemandangan
yang wuihh.. itu.
"Wowww.. besar banget..
tegang lagi.." kata Sri melirikku
nakal.
"Kamu suka?" tanyaku. Sri mengangguk kemudian
menjilati ujung penisku.
"Uuh.." desisku.
Sri mencumbui seluruh
permukaan batang penisku
sampai ke pangkalnya lalu memainkan isapan-isapannya.
Lidahnya terus menari dan
meliuk menyusuri buah
zakarku.
"Uuhh.. Srii.. achh.." rintihku
sambil menjambak-jambak rambut Sri yang berbau
hairspray. Sri segera memasukkan batang
penisku ke dalam mulutnya.
Penisku seakan mau meledak
diisap-isap oleh Sri, bahkan
lidah Sripun masih terus aktif
menjilati ujung penisku sedangkan jemarinya sibuk
menarik-narik kecil tiap-tiap
bulu halus di kedua buah
zakarku. Ach.. tiba-tiba otot-
otot penisku menegang.
"Aku keluar.. Sri.. eeghh.." Ser.. ser.. air maniku mengucur
melewati batang penisku dan
croot.. croot..
Tak ada waktu lagi buat Sri
untuk menghindari muntahan
air maniku. Srrup.. srruup.. Sri mengisap ujung penisku hingga
air maniku habis keluar.
"Mmmhh.. aahh.. enak sekali
Mas.." katanya sambil
mengocok-ngocok batang
penisku mencari sisa air maniku. Setelah cukup lama
memanjakan adikku, Sri
melemparkan tubuhnya ke
atas kasur, dan jatuh
telentang. Langsung saja aku
menyergapnya, dan aku cumbui susunya dengan dorongan
nafsu tingkat tinggi. Kini kedua
tanganku mengelus-elus
pinggiran payudaranya,
berputar sampai akhirnya
meremas bagian puncaknya. Sri menggeliat menahan segala
hasrat hatinya.
"Oooh.. sshh.. terus.. Mas..!"
desah Sri.
Aku jilati pinggiran buah
dadanya, lalu merayap menuju puncak dan menghisap
putingnya.
"Oh.. sayang..!" rintih Sri nikmat. Tanganku beralih menurun
membelai-belai perut
langsingnya hingga kemudian
merasakan gelinya bulu-bulu
vagina Sri yang cepak dan
becek. Kubekap vaginanya kemudian kutekan berulang-
ulang. "Oooh.. Mas.. ahh..!" desah
Sri sekali lagi.
"Asyik kan say..," dengusku
sambil terus mencumbui
susunya berbanti-ganti. Berulang kali telapak tanganku
tersembur oleh cairan basah
yang menyembur dari lubang
kenikmatannya. Jari manis dan
telunjukku merenggangkan
dinding vagina Sri. Lalu jari tengahku mengorek-ngorek
klitorisnya dengan penuh
perasaan.
"Cumbui vaginaku Mas..
lakukanlah untukku.." rintihnya
penuh nafsu. Segera kutarik kakinya hingga
menggantung di bibir kasur.
Kemudian aku berjongkok
menghadap bukit belah yang
menyembul di pangkal pahanya
yang mulus kian menantang. Oughh.. rasanya penisku mau
meledak. Kemudian jemariku
mengelus-elus bulu-bulu cepak
itu. Sri menjerit tertahan saat
kucoba menguak kemaluannya
dengan jari telunjukku. Tak sabar segera lidahku menjilat-
jilat isi bukit terbelah nan
merah itu. Otot pahanya
meregang saat kuhisap
clitorisnya.
"Ohh.. mmhh.. aahh.. teruus.. Mas.. yang dalam jilatin itilku..
hissaap.." suara erangan Sri
memacu semangatku. Kemudian
aku singkap lubang kawinnya
dengan jari manis dan
telunjukku. Kemudian jari tengahku membenam dan
mengorek-ngorek lubang
sempit itu.
"Ouw.. ooh.. sshh.. Mas, saya
nggak tahan.. cepet masukin
penismu..!" pekiknya. Aku segera berdiri dan
menarik kedua kakinya hingga
menjepitan pinggangku. Aku
bimbing penisku yang sudah
sangat tegang membesar agar
menyentuh bibir kemaluan Sri. Kudorong sedikit. Dia memiawik
sambil memejamkan mata
dengan rapatnya. Kutahan
nafas. Lalu kutekan lagi.
Kutekan. Dan kutekan terus.
Tak memperdulikan rintihannya. Setahap demi setahap
kutambah tenaga dorongku.
Hingga kemudian dia menjerit,
merintih keras, "Acchh.. sshh..!" Uppss.. oohh.. lubang kawin Sri
bagai menggencet batang
penisku, penisku serasa ingin
remuk. Lalu segera kupompa
hingga kami merasakan nikmat
yang tiada tara. Otot-otot vaginanya berkontraksi
memijat-mijat penisku
menimbulkan rasa syur yang
luar biasa. Tubuh Sri
bergoyang naik turun
mengimbangi permainanku. "Ahh.. enak.." erangnya dengan
mata terpejam. Sri terus
bergoyang sambil sesekali
menjerit kecil. Susunya yang
bengkak bergerak naik turun,
aku langsung meremasnya. Lalu aku menindihnya dan terus
memompanya dari atas.
"Aaahh.. Mas.. terus.." erangnya.
Aku memompa terus naik
turun sampai akhirnya Sri
mengerang panjang, "Ogghh.. terus Mas.. yeah..
nikmat sayang.. aku sudah
hampir sampai.."
"Tunggu.. say.. sebentar lagi
aku sampai.."
Kupacu dia dengan irama yang lambat. Dia mengerang,
menjerit, merintih dan
kemudian.. Sssuur.. cairan
orgasme Sri menghangat di
ujung penisku. Spermaku
mendesir lalu crrott.. croott.. air maniku keluar dengan
derasnya ke dalam lubang
kawin Sri.
"Aku mencintaimu Mas Donny,"
bisik Sri sambil memeluk dan
menciumi bibirku. Aku melepaskan pelukan Sri
dan kemudian mencabut
batang penisku. Aku tersentak
kaget ketika ujung penisku
berlumuran lendir kenikmatan
kami dan darah. "Sri, kamu masih perawan ya?"
tanyaku.
"Sekarang tidak lagi." jawabnya
sambil menyunggingkan senyum.
"Makasih ya say.." ujarku
sambil kembali mencumbui bibirnya yang sexy.
Berarti aku telah memerawani
dua cewek dengan
menggunakan ilmu lebur jiwo
ini. Dengan basuhan darah
perawan, maka ilmu lebur jiwoku pasti akan tambah
sakti. Aku beranjak menuju kamar
mandi untuk membersihkan
tubuhku. Tapi rupanya Sri
menyusulku sambil menggayut
di pundakku. Ketika sampai di
kamar mandi kami saling membasuh di bawah guyuran
air shower. Sesekali tanganku
dengan nakal meremas dada
Sri yang masih tampak
membengkak.
"Berapa sih ukuran dadamu?" tanyaku.
"36," jawab Sri singkat sambil
menikmati setiap sentuhanku.
"Bagaimana perasaanmu waktu
bercinta denganku?" tanyaku
lagi. "Aku jadi pingin lagi dan lagi."
jawab Sri sambil menjatuhkan
diri di lantai kamar mandi. Aku segera menindih tubuh Sri
yang mengkilap basah. Aku
lumat kembali bibirnya hingga
kemudian aku berbisik lirih dan
dekat di telinganya,
"Srii.. kamu di atas yah?" Segera kami berganti posisi. Sri
segera naik keatas perutku
dan dengan segera di
pegangnya batang penisku
sambil diarahkan ke lubang
kemaluannya yang semakin licin. Slep.. slep.. bless.. batang
penisku amblas semua ditelan
oleh bibir lubang kawin Sri.
"Aaach.. aku goyang ya Mas.."
katanya sambil memutar
pantatnya yang bahenol. Rasanya nikmat menjalar dari
batang penisku hingga seluruh
tubuh ketika Sri memutar
batang penisku dalam
vaginanya makin lama makin
cepat. "Aaahh.. Sri.. enak banget ahh.." Aku segera terduduk sambil
mulutku hinggap pada puting
susunya, segera kulumat dan
kuhisap. Tangan Sri meremas-
remas rambutku sedangkan
tanganku berpegangan pada bokongnya yang bahenol.
"Ahh.. uhh.. egghh.." suara Sri
setiap kali aku menghentak-
hentakkan penisku di dalam
vaginanya.
Kugenjot vaginanya dengan cepat. Gerakan Sri menggila
setiap dia naik turun diatas
batangku yang terjepit erat
oleh liang kenikmatannya.
Kupompa vaginanya sampai
kami tak sadar bibir kami saling mengeluarkan desahaan
dan rintihan birahi.
"Shh.. aahh.. Mas.. Sri sampai
nih" Rintih Sri sambil
mendongakkan kepalanya.
"Kita bareng-bareng yah say.." kataku lalu menghunjamkan
penisku semakin dalam.
Seerr.. serr.. croot.. croot..
croot kami keluar bersamaan.
Libido kami terpuaskan. Lalu
aku mencabut penisku dari lubang surgawi Sri. Dengan
sisa-sisa tenaga kami
bersihkan tubuh kami
bersama-sama. Kemudian tidur
berpelukan dalam damai. Pukul 05.00 Wib aku antar Sri
sampai di rumahnya. Ketika dia
sudah masuk ke dalam rumah
aku segera memutar mobilku
kembali ke rumah Oom Dhar.
Segera aku lafal mantra pelepas pengaruh lebur jiwo.
Lalu aku segera mencari-cari
alasan ketidak pulanganku
semalam.


Bersambung...

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter