watch sexy videos at nza-vids!
your click ads 30s we paid $1

Malam Yang Panjang

Kisah ini terjadi kira-kira 2
tahun yang lalu. Saat itu aku
masih kuliah. Aku sedang
sendirian di rumah, karena
orang tuaku sedang pergi ke
luar kota menghadiri sebuah acara. Sebenarnya, aku sudah
sering ditinggal sendirian di
rumah. Tetapi entah mengapa,
malam itu aku merasa sangat
kesepian. Setelah ragu-ragu
sejenak, akhirnya aku memutuskan untuk menelpon
pacarku, Fredi, dan memintanya
untuk menemaniku. Dia pun
menyetujuinya bahkan
berencana untuk menginap. Satu jam kemudian, dia datang.
Kami mengobrol sejenak. Karena
malam itu adalah malam minggu,
maka kami berencana untuk
pergi nonton. Satu hal yang
tidak mungkin kulakukan saat orang tuaku ada di rumah. Pukul 21:00 kami keluar, namun
kami tidak langsung menuju
gedung bioskop, melainkan
mencari makan dulu. Setelah itu,
kami memesan tiket. Bioskop
yang kami kunjungi ini dekat dengan rumahku, dan tidak
terlalu ramai walau malam
minggu sekalipun. Jadi kami
dapat bebas memilih tempat
duduk. Seperti biasa, kami
memilih tempat duduk favorit kami. Barisan tengah, dekat
tembok. Setelah menunggu beberapa
waktu, akhirnya film pun dimulai.
Pada mulanya, kami hanya saling
berpegangan tangan dan
sesekali tangannya membelai
wajahku. Ketika film sudah setengah jalan, ada adegan
dimana pemainnya melakukan
hubungan badan (yang kemudian
disensor). Aku meliriknya, dia
terlihat acuh tak acuh, namun
tiba-tiba kurasakan tangannya mulai bergerak ke arah rokku.
Saat itu aku memakai rok
selutut, sehingga tangannya
dengan mudah berhasil
menyelinap ke baliknya dan
membelai pahaku. Darahku mulai berdesir. Tanganku pun mulai
bergerak membelai daerah
selangkangannya. Kami
melakukan hal itu selama
beberapa saat, hingga akhirnya
aku berkata, “Mas, jangan di sini.”
Dia mengamati wajahku.
Kemudian menghentikan
aktivitasnya. Film telah selesai, dan kami telah
berada di rumah. Setelah
mengunci semua pintu dan
mematikan lampu, aku pun naik
ke lantai 2 menuju kamarku.
Kulihat Fredi sedang di kamar mandi. Aku mengganti bajuku
dengan baju tidur yang
berbentuk daster, dan
bergantian dengan Fredi masuk
ke kamar mandi untuk
menggosok gigi. Ketika aku kembali ke kamar, Fredi sedang
tidur di tempat tidurku hanya
memakai celana pendek, entah
dia sudah benar-benar tidur
atau belum. Ketika sedang
menyisir rambutku, kurasakan sebuah tangan memeluk
pinggangku dari belakang.
Ternyata Fredi. Dia sudah berdiri di belakangku
sambil menciumi rambutku.
“Rambutmu wangi Dik, baru
keramas ya..?” katanya lembut
dekat dengan kupingku.
Aku pun mengangguk. Dia menyibakkan rambutku dan
menciumi tengkukku. Tengkukku
merupakan daerah sensitifku,
dan perlakuannya itu
membuatku terangsang.
Kubalikkan badanku menghadapnya, dan langsung
menyambut bibirnya. Kami
berciuman dengan penuh nafsu
dan tangannya mulai masuk ke
balik dasterku, meremas
pantatku. Tanganku mulai menelusuri
punggungnya ke arah bawah,
hingga aku bisa meraih
celananya dan langsung
kulepaskan berikut celana
dalamnya. Kuremas batang kemaluannya yang sudah
mengeras. Dia melepas bibirnya
dari bibirku dan mulai melepas
pakaianku, mulai dari daster
sampai BH-ku dengan cepat
dilepaskannya, hingga tinggal celana dalam saja yang melekat
di tubuhku. Lalu dia membopong
dan membaringkan tubuhku di
atas tempat tidur. Setelah memposisikan tubuhnya
di atas tubuhku, kami mulai
berciuman lagi. Namun kali ini,
ciumannya tidak hanya pada
satu tempat. Lidahnya
menelusuri seluruh bagian tubuhku, wajah, leher, dada,
perut. Setelah menjilati perutku,
dia menuju ke arah payudaraku.
Dijilatinya daerah sekitar puting
susuku, sementara tangannya
meremas-remas payudaraku yang lain. Lidahnya mulai
mempermainkan puting susuku,
lalu kadang-kadang dia
menggigit atau menghisapnya
dalam-dalam. Aku mendesah
keenakan sambil meremas rambutnya yang lebat. Setelah puas dengan yang di
sebelah kiri, dia pun pindah
melahap payudaraku yang
sebelah kanan. Setelah itu
lidahnya menelusuri perutku lagi,
namun begitu sampai di celana dalamku, dia langsung
menggigitnya dan menariknya
hingga lepas. Dilebarkannya
kedua kakiku dan dengan
gerakan yang pasti dia
membenamkan kepalanya di antara kedua kakiku itu.
Pertama, dia menjilati klitorisku,
membuatku menggelinjang
menahan rasa geli. Kemudian
lidahnya digerakkan menuju bibir
kemaluanku yang sudah sangat basah. Lidahnya dengan pasti
menyusup ke dalam lubang
senggamaku, sementara
tangannya terus meremas
kedua payudaraku. Desahan-desahan terus keluar
dari mulutku, “Oh.. ah.. enak
sekali Mas.. ooh..!”
Tiba-tiba aku merasa ada
sesuatu yang akan keluar,
“Maas, aku mau keluar..!” Mendengar teriakanku ini, dia
semakin bernafsu
mempermainkan liang
senggamaku dengan lidahnya.
Lalu aku merasa tubuhku
menegang diiringi rasa nikmat yang luar biasa, dan tanpa
sadar kepalanya yang berada di
antara pahaku kujepit.
Dia menunggu orgasmeku lewat,
dan setelah aku tenang dia
berbisik di telingaku, “Gimana rasanya..?”
“Enak sekali Mas..,” aku
menjawab sambil tersenyum.
“Aku juga ingin
merasakannya..,” dia berkata
membalas senyumanku. Posisi kami sudah berbalik.
Sekarang dia sudah berbaring di
bawahku. Aku mulai dengan
menciumi bibirnya, wajahnya, lalu
turun ke leher, dada dan perut.
Kuraba batang kejantanannya yang masih mengeras dan
dengan perlahan kuarahkan ke
mulutku. Kujilati perlahan batang
kemaluan itu, dan setelah
seluruh permukaannya basah,
aku pun memasukkannya ke dalam mulutku. Bagiku, ukuran
batang kemaluannya termasuk
besar, sehingga aku harus
membuka mulutku lebar-lebar
agar seluruhnya bisa masuk.
Kukocok batang kemaluannya dengan mulutku, dan sesekali
kuhisap. Aku mendengar
lenguhannya setiap kali
batangnya kuhisap, “Wow.. ooh..
oohh..” Mendengar lenguhannya itu, aku
semakin bernafsu. Kupercepat
kocokanku dan lebih sering lagi
kuhisap. Tidak berapa lama, dia
mengalami ejakulasi. Kurasakan
air maninya di mulutku, yang kemudian langsung kutelan
semuanya. Kuperhatikan
wajahnya, dia nampak seperti
kesakitan, namun setelah
selesai, dia menarik nafas.
Dia berkata, “Terima kasih, sungguh nikmat sekali.”
Aku membalas dengan mencium
lembut bibirnya, lalu berbaring di
sebelahnya. Kami berdiam diri sejenak.
Namun tidak berapa lama,
tangan kami mulai meraba-raba
lagi. Dia meraba bibir
kemaluanku, sedangkan aku
meraba batang kejantanannya. Bibir kami saling berpagutan,
hingga kurasakan batang
kejantanannya kembali
menegang dan liang senggamaku
mulai basah. Kemudian dia
berguling ke atasku, kali ini batang kejantanannya digesek-
gesekkan ke bibir kemaluanku.
Bibir kami masih tetap
berpagutan. Tangannya mulai
membimbing batang kemaluannya
menuju ke lubang senggamaku. Aku mulai merasa batang
kejantanannya perlahan-lahan
masuk. Perlu diketahui, bahwa walaupun
kami sudah sering berhubungan
atau bercinta dan bercumbu,
namun saya masih perawan. Hal
ini memang belum pernah terjadi
sebelumnya, karena memang keadaan diantara kami yang
tidak memungkinkan kami untuk
bertindak ke hal yang lebih.
Tetapi apa yang kami lakukan
saat ini benar-benar merupakan
kesempatan buat kami merasakan sensasi hubungan
seks yang sebenarnya,
selayaknya seorang suami yang
mencumbu istri tersayangnya. Dia memandang wajahku, dan
ketika melihatku tersenyum, dia
mulai menggerakkan batang
kejantanannya keluar masuk,
walaupun baru bagian kepalanya
saja yang sudah masuk ke dalam liang keperawananku.
Rasanya enak tetapi sekaligus
juga geli. Kulihat dia pun
menikmatinya.
Tiba-tiba dia berhenti dan
bertanya, “Apa kamu mau melakukannya..?”
Aku memandangnya, aku
berpikir bahwa aku sudah
berpacaran dengannya lebih dari
4 tahun dan aku memang
menginginkannya. Aku pun menjawab mantap, “Ya
Mas, ayo lakukan..!” Perlahan dia mulai mendorong
batang kemlauannya masuk,
namun tiap kali aku meringis
kesakitan, dia berhenti, lalu
mulai lagi hingga akhirnya
batang kejantanannya benar- benar terbenam di dalam liang
keperawananku. Aku merasa
kemaluanku begitu penuh hingga
aku tidak dapat merasakan
gerakan ototnya lagi.
Namun dia justru berkata, “Aaah, enak sekali pijatanmu
Dik..!” sambil menikmati
penetrasinya yang sukses dia
lakukan.
Saya yang saat itu dilingkupi
perasaan sakit karena baru pertama kalinya ditembus oleh
batang kejantanan lelaki. Tetapi
perasaan itu tidak lama
kurasakan, karena sebentar
kemudian kurasakan kenikmatan
setelah melihat wajahnya yang begitu kusuka. Setelah diam sesaat, dia mulai
menggenjot batang
kejantanannya keluar masuk
liangku yang saat itu sudah
tidak lagi perawan. Tiba-tiba dia
menarik badanku ke pinggir tempat tidur hingga dia
sekarang dalam posisi berdiri.
Dia kembali menggenjot, dan dia
membasahi jarinya dengan ludah
lalu mengusapkannya ke
klitorisku. Aku menggelinjang hebat. Rasanya nikmat sekali.
Aku mulai meremas-remas
payudaraku, namun kemudian
dia menepis tanganku dan
dengan penuh nafsu melahap
payudaraku. Aku merasakan sensasi yang sangat hebat. Batang kejantanannya ada di
dalam liang senggamaku,
tangannya mengusap-usap
klitorisku dan mulutnya
menghisap payudaraku.
“Ooohh.. enak Sayang.., ooh.. sungguh nikmat..!” erangku.
“Aku juga Sayang.., kita
keluarkan bersamaan yah..?”
katanya ditengah-tengah
permainan seks yang kami
lakukan. Setelah melakukannya dengan
posisi yang sama selama kurang
lebih 10 menit, kami pun
mencapai orgasme secara
bersamaan. Dan kemudian
tergeletak lemas karena kelelahan. Saat itu sudah pagi,
namun kami tidur dengan lelap
hingga hari menjelang sore.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter