watch sexy videos at nza-vids!
join now 100% free and get it $1.000

Sebuah Kenikmatan Didalam Bis

Nama saya Florence Kim, saya
adalah warga Indonesia
keturunan Korea yang sekarang
sedang berada di Italy untuk
tujuan bisnis dan saya sering
sekali membaca 17Tahun.com hingga saya menjadi sangat
basah. Saya mempunyai pacar
bernama Erick, seorang warga
Roma, tapi sekarang saya tidak
menceritakan pengalaman saya
bersama Erick. Pagi itu, kami makan pagi
berdua sambil ngobrol-ngobrol
ringan. Erick ada meeting
dengan factory jam 11 pagi, jadi
saya mungkin menghabiskan
waktu dengan jalan-jalan sendiri, tapi tidak masalah
soalnya saya sudah terbiasa
kemana-mana sendiri. So,
setelah cium perpisahan dengan
Erick, saya mulai berbenah diri. Pagi itu udara summer
kebetulan sangat indah buat
jalan-jalan. Saya memakai skirt-
dress katun pendek, sekitar 10
cm di atas lutut, motif floral,
dengan canvas-shoes di padukan dengan straw hat
yang saya beli di Yogyakarta.
Sip deh, komentar saya setelah
mengecek sekali lagi di cermin.
Baju ini bagus juga, leher
bajunya yang berbentuk kotak, low cut memperlihatkan dada
saya yang putih dan berukuran
36B. Waktu saya turun dari kamar,
melewati lobby yang crowded,
saya sempat merasa tatapan
mata yang tertuju pada saya,
apa karena saya manis atau
jarang kali ngeliat cewek Asia, tapi lumayanlah buat tambah PD. Saya berjalan-jalan menyusuri
jalan kecil di samping hotel.
Tidak lama kemudian saya sudah
berada di tengah toko-toko
dan kafe-kafe kecil. Mungkin
daerah pasar kali, soalnya saya baru pertama kali berada di
Roma. Entah bagaimana
melukiskan perasaan kalau kita
berada di tengah-tengah kota
yang ramai tapi semuanya asing
buat kita. Something scary tapi agak menggoda karena banyak
hal yang baru, seperti tampang
cowok-cowok Italy yang lagi
cofee break dengan baju kantor
yang rapi. Kulit mereka yang
kecoklatan, dagu yang keras dan mantap plus itu lho.. sisa
cukuran yang masih kebiru-
biruan bikin gemes pengen
ngelus dech, juga perasaan mau
nyobain bagaimana rasanya
bercinta dengan mereka. So, saya berjalan santai dengan
pikiran yang bercampur aduk.
Akhirnya saya berhenti di depan
bus station, kemudian setelah
saya pelajari rute di map saya,
saya mau pergi ke Via Condotti. yah, buat window shopping. Waktu saya naik ke bus
tersebut, bus-nya lumayan
padat, tapi tidak seperti di
Jakarta sampai bergelantungan
di pintu. Paling lorong bus itu
penuh orang berdiri sambil berpegangan di pipa besi. Saya
juga tidak menemukan tempat
duduk jadi saya pilih tempat
yang kelihatan agak kosong
sambil berpegangan di pipa juga.
Kemudian bus-nya melaju. Saat menit-menit pertama, saya
melihat-lihat sekeliling sambil bus
itu melaju. Saya merasakan
angin bertiup menerpa wajah
dan bermain dengan rambut
saya yang lurus sebahu. Waktu bus itu berbelok, saya merasa
ada sentuhan ringan di paha
saya.. kaget, saya melihat
sekeliling tapi tidak ada yang
ganjil. Saya melihat orang-orang
sedang bercakap-cakap dan tidak ada yang mencurigakan.
Saya mulai merasa ganjil karena
keasingan saya di tengah-
tengah bahasa mereka. Karena tidak menemukan
sesuatu yang aneh, saya pikir
itu mungkin ketidaksengajaan,
lalu saya kembali memandang
lurus ke depan. Tapi tidak lama
kemudian, tangan itu kembali lagi dan kali ini mengelus pantat
saya dengan pelan. Saya
menoleh mencari siapa tapi lagi-
lagi tidak ada yang saya dapati.
Lalu bus berhenti, masuk lagi
segerombolan orang sehingga saya makin terhimpit. Saya pikir
kalau sudah begini tidak
mungkin lagi orang itu berani
pegang-pegang, tapi dugaan
saya salah karena tidak lama
kemudian saya mulai merasakan tangannya di belakang lutut
saya, bergerak naik ke atas
paha saya. Terus terang saya
terangsang sekali karena bagian
tengah agak ke belakang dari
lutut ke paha itu salah satu daerah sensitif saya. Antara perasaan gundah,
mungkin sungkan siapa tahu ada
yang memperhatikan, tapi juga
mulai terangsang jadi saya
diamkan saja. Karena tidak ada
yang bisa saya lakukan di tengah kepadatan bus dan pikir
saya, toh dia cuma bisa
pegang-pegang, lagi pula saya
melihat di sekitar saya itu
banyak cowok-cowok
berpakaian rapi yang mungkin mau makan siang. So, insting
iseng dan cuek plus pengen
tahu saya lebih kuat daripada
perasaan malu. Saya ingin tahu
sejauh mana tangan orang
tersebut bereaksi dan juga ngapain malu, nggak ada yang
kenal saya ini, lagian cowok-
cowok yang dekat saya cakep-
cakep. Mungkin karena saya diam saja,
tangan itu mulai berani
bergerak perlahan terus ke
bagian atas paha tengah saya.
Saya semakin grogi. Sambil
menahan rasa nikmat yang mulai menjalar dari paha, saya gigit
bibir saya, karena takut saya
nanti bersuara (karena
kebiasaan saya suka berisik).
Saya mencoba untuk
menyatukan kaki saya supaya tangannya tidak bisa
menggerayang ke atas lagi tapi
tidak bisa, karena bus itu
bergoyang-goyang, yang
membuat badan saya jadi
limbung sehingga kaki saya harus agak direnggangkan
supaya bisa berdiri dengan
stabil. Diantara perasaan nikmat plus
tegang, tangan itu semakin
berani kali ini dia maju ke atas,
menuju ke celana dalam saya.
Tangannya mulai membuat
lingkaran-lingkaran kecil tepat di daerah sekitar lekukan
pantat saya sebelah bawah dan
di atas vagina saya yang
tertutup celana dalam. Wow,
makin terangsang plus grogi
deh. Kali ini saya agak melenguh sedikit tapi tidak mengundang
perhatian penumpang sebelah
saya, mungkin mereka pikir saya
kecapekan berdiri kali. Tapi si
pemilik tangan ini makin berani
setelah mendengar desahan saya. Dia mulai menyisipkan
jemarinya ke dalam celana dalam
saya yang mini itu. Tidak sulit
karena mini, dia bisa merasakan
daerah itu mulai basah karena
ulahnya. Sungguh sulit untuk melukiskan perasaan saya saat
itu.. mungkin pembaca bisa coba
untuk membayangkan posisi
saya di daerah yang asing dan
baru. Karena dapat angin merasakan
kebasahan saya, dia mulai
berani membuka bibir kemaluan
saya dan memainkan jemarinya
di antara kedua bibir itu sambil
sesekali melingkar-lingkar di clitoris saya. Aduh, pembaca
sungguh nikmat rasanya. Saking
tidak kuat menahannya saya
rapatkan lagi paha saya. Lalu
dengan tiba-tiba saya mencoba
untuk menjebak tangannya di antara paha saya, tapi
refleksnya sangat bagus
sehingga dia sempat lolos waktu
itu. Lumayanlah pikir saya untuk
catch my breath again. Jantung
saya berdegup sangat kencang sampai-sampai saya takut
kedengaran sama yang lain. Kaki
saya yang mulai lemas sehingga
saya sedikit bersandar di kursi
yang terdekat. Tapi tidak lama tangan itu
kembali lagi kali ini saya merasa
sesuatu yang dingin di celah
paha saya yang nantinya saya
sadar mungkin itu gunting or
what and how? Karena berikutnya celana dalam saya
sudah robek terbelah dua.
Tangannya semakin berani
beroperasi di antara kedua bibir
vagina saya melingkar-lingkar
dan mulai nenekan perlahan. Pelan namun mesra. Kemudian
saya mulai merasa jarinya
membuka kedua bibir kemaluan
saya dan mulai memasukkan dua
buah jarinya ke dalam vagina
saya keluar masuk sambil digesekkan ke daerah clitoris
saya. Saya terpana karena
tidak menyangka dia seberani
itu tapi tak kuasa untuk
bertindak. Kaki saya mulai lemas
lagi mungkin karena kenikmatan yang dihasilkan oleh gerakan
jemarinya. Saya terpaku oleh rasa itu,
diam tak bergerak hanya bisa
menikmati sambil kuat-kuat
menggigit bibir menahan nikmat
itu. Perasaan yang tak
tertahankan itu membuat saya diam-diam berimajinasi
bagaimana rasanya kalau penis
yang ada di dalam vagina saya.
Dalam diam saya sangat
menikmati gerakan tangannya.
Saya sudah sangat basah sekarang. Saya kuatir nanti
terdengar bunyi seperti clep..
clep.. Saya berdiri setengah
bersandar di situ antara
perasaan grogi takut ketahuan
tapi saya berdiri diam di situ tidak bergerak sambil menikmati
permainan tangannya. Tangan itu tidak berhenti juga
mungkin dia dapat merasakan
gerakan dinding vagina saya
yang makin intense. Saya
merasa saya hampir orgasme.
Akhirnya tiba-tiba seperti gelombang saya merasakan
suatu perasaan yang sangat
hebat, mungkin saya orgasme
seperti dalam sedetik itu saya
berada di suatu tempat yang
terang sekali.. sendirian. Untung saya masih bisa menahan tidak
menjerit walau susah sekali dan
bibir saya terasa sakit karena
saya gigit keras sekali. Rasanya
berdarah sedikit karena ada
rasa besi dalam mulut saya. Setelah itu, saya kembali bisa
merasakan kehadiran orang-
orang di sekitar dan membuka
mata memandang jalan. Sambil
menarik nafas panjang saya
berdiri tegak. Saya rapatkan kaki saya, dan seperti semula,
tangan itu sudah tidak ada.
Saya lihat sekeliling, ada
beberapa mata yang
memandang saya dengan shock
tetapi saya cuek saja. Saya berbalik memandang jalan
kembali dan melihat ke jam
tangan saya. Well, semua itu
terjadi hanya dalam 10 menit. Di depan saya melihat ada bus
station. Saya cepat melewati
orang-orang menuju pintu lalu
saya turun. Setelah saya
memijakkan kaki saya di tanah,
saya pandangi lagi bus yang mulai bergerak maju tapi ada
suatu gerakan yang menarik
perhatian saya. Ternyata ada
seorang cowok berkemeja biru,
berambut coklat tua dan
berumur sekitar 30 tahun mengangkat tangan dan
memberi salute kecil pada saya
seperti gaya militer di dekat
kening itu lho. Dia tersenyum
(jujur saja, dia memang ganteng.
Kalau dia mendekati saya di sebuah café mungkin saya
juga tertarik oleh tampang
Italy-nya yang rough but nice
itu) Tak sadar, saya pun
tersenyum balik. Begitulah pembaca. Saya mulai
melihat sekeliling, ternyata saya
sudah satu blok di dekat Via
Condotti. Saya mulai berjalan
sambil masih tersenyum simpul
oleh pengalaman tadi. Pengalaman itu adalah salah
satu starter yang membuat
saya mulai suka melakukan hal-
hal tersebut di tempat umum
bahkan di Jakarta mungkin
karena adrenalin yang berpacu sangat cepat kalau kita tahu
kita di tempat umum membuat
saya selalu ketagihan. Wow, Masih begitu perasaan
saya kalau mengingat kejadian
itu, seperti saya menulis
sekarang ini, vagina saya sudah
basah. Tinggal menunggu nanti
sore selesai jam kantor. Saya akan bertemu Erick, may be
Erick can help me now.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter