watch sexy videos at nza-vids!
payout $500... 6ads/day... $1/ads

Warung Makan Plus

Aku adalah seorang penggemar
masakan. Sudah banyak tempat
yang kudatangi untuk mencicipi
masakannya. Tetapi aku justru
tertarik oleh sebuah warung
yang kata teman-teman banyak menyediakan berbagai menu,
sebut saja warung plus (WP).
Seperti biasa, malam hari
sekitar jam 19:00, sepulang
kerja aku selalu mencari tempat
untuk makan (maklum bujangan) , dan aku teringat oleh kata
temanku yang baru siang tadi
makan di WP. Karena jarak
antara kantor dan WP agak
jauh maka aku segera buru-
buru melarikan mobilku. Sesampainya di sana aku agak
bingung, karena begitu banyak
mobil dan motor yang parkir.
Tanpa pikir panjang kuparkir di
tempat yang agak jauh. Mobil
yang parkir di situ rata-rata adalah mobil luar kota,
kebanyakan plat L dan W.
Ketika memasuki WP, di sana
ada banyak meja yang kosong,
sempat aku berpikir, "Apakah
aku salah tempat?" "Ndhut.." kulihat seorang teman
memanggil diriku.
Aku biasa dipanggil Gendhut oleh
teman karena perut yang agak
menonjol, mungkin karena
terlalu banyak makan. "Den, ngapain di sini?" tanyaku
ke Deny, karena kulihat di
mejanya hanya ada sebotol
Fanta dan gelas.
"Lagi nunggu," sahutnya.
"Nunggu apa? Makanan?" tanyaku penasaran.
"Lagi nunggu servis," balasnya
yang membuatku penasaran.
"Servis apa? Mobil?" tanyaku
semakin penasaran.
"Lha kamu mau apa?" Deny balik bertanya.
"Makan," jawabku polos.
"Wah kuno kamu, di sini ada
servis selain makan dan minum,"
balas Deny sambil menyeringai.
"Mas, mau pesan apa?" tanya seorang cewek yang sempat
membuatku terkejut.
"Eh.. di sini ada apa aja?"
jawabku.
"Di sini ada cewek," sahut Deny
seraya mengerlipkan sebelah mata kepada cewek tadi.
"Ah.. Mas Deny ini, genit ah.. kan
pelanggan baru kalau nggak
mau bagaimana?" jawab si
cewek agak manja.
"Saya pesan nasi campur dan es jeruk yang lainnya nanti saja,"
jawabku sambil memperhatikan
cewek yang akhirnya kutahu
namanya adalah Mina.
Mina adalah pegawai di warung
itu, selain cantik juga mempunyai tubuh yang lumayan,
tinggi; sekitar 170 cm, kulit;
putih mulus, dada; sekitar 36,
pinggul; seksi (apalagi kalau
berjalan). Sambil makan dan
berbincang dengan Deny, baru kutahu kalau si Deny ini sering
ke sini, makanya dia berani
menggoda Mina. Selesai makan
Deny mengajakku ke sebuah
ruangan di dalam warung itu,
ruangan itu tidak terlalu lebar tapi sangat panjang dan memiliki
banyak kamar dan hanya ada
satu pintu untuk masuk dan
keluar. Kulihat Deny memasuki
kamar pertama, dan ternyata di
situ adalah tempat receptionis dan seorang wanita yang
sedang menulis-nulis sebuah
buku (sepertinya buku
administrasi).
"Mbak, ada yang kosong?"
tanya Deny. "Ada, ehm.. mau dua atau satu
Den, atau.. masing-masing dua?"
sambil melihat ke arahku.
"Masing-masing satu aja, ini
temanku baru pertama kali ke
sini," kata Deny. "Oke, mau yang mana?" tanya
wanita itu sambil memberikan
foto-foto cewek lengkap
dengan nama dan umur mereka
di balik foto-foto itu.
"Eh.. kamu mau yang mana?" tanya Deny kepadaku.
Kemudian aku melihat separuh
foto-foto itu karena yang
separuhnya sedang dilihat Deny.
Tak lama setelah kami bertukar
foto, aku memilih sebuah foto yang dibaliknya ada nama Putri
dan berumur 20 tahun.
"Oke, silakan tunggu di kamar
30 dan 31!" jawab wanita itu
sambil memberikan kunci kamar
nomor 30 kepadaku. Sambil berjalan menuju kamar
30, aku sempat mendengar
suara desahan nafas yang
sangat kuhafal karena sering
menonton film biru. Ketika aku
sampai di depan pintu kamar seorang cewek cantik berusia
sekitar 18 tahun menghampiriku
dan bertanya,
"Mau sama Mbak Putri ya Mas?"
tanyanya.
"Iya.." jawabku sambil mengamati wajah dan tubuh yang hanya
mengenakan kaos ketat tipis
tanpa BH dan celana ketat
pendek (sepertinya celana
untuk senam).
"Mas baru pertama ya ke sini?" tanyanya menyelidik.
"Iya.. kok tahu?" sahutku.
"Iya, tahu dong kan yang masuk
sini selalu saya perhatikan dan
kebanyakan hanya om-om. Oh
iya nama saya Nani. Situ siapa?" tanyanya.
"Aku Charles. Masuk yuk, di
dalam kan lebih enak!" sambil
membuka pintu kamar dan
menutup setelah Nani masuk.
Setelah berbincang dengan dia baru kutahu kalau dia anak
pemilik warung yang tidak
diperhatikan oleh orangtuanya
karena sibuk dengan urusan
warung, makanya dia berada di
ruangan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Tak berapa lama kemudian pintu
kamar terbuka, ternyata Putri
yang kupesan tadi.
"Maaf, lama menunggu ya," kata
putri. "Udah dulu ya Mas, Mbak putri
sudah datang, silakan
bersenang-senang," kata Nani.
"Lho, Nani nanti kalau ibu tahu
kamu bisa dimarahi lho," kata
Putri. "Cuek aja, yang penting bisa
happy (sambil keluar dari
kamar)," kata Nani.
"Mas sudah lama nunggu ya?"
tanya Nani.
"Ah enggak kok, lagian kan ada Nani," kataku.
"Saya ke kamar mandi dulu ya,
Mas buka saja dulu pakaiannya
supaya lebih rileks," kata Putri.
Setelah Putri masuk kamar
mandi, kubuka baju dan celana sampai telanjang bulat. Sambil
menunggu kuperhatikan kamar
itu, ternyata itu adalah kamar
Putri, di sana banyak foto Putri
sedang in action. "Wah Mas kok
nafsu banget, nggak pakai pemanasan?" tanya Putri
menyadarkanku dari lamunan.
Ternyata Putri sudah tidak
memakai apa-apa kecuali
handuk yang hanya mampu
menutupi dadanya yang kalau dilihat dia berukuran 35D itu,
dan daerah liang senggamanya
hanya tertutupi oleh bulu
kemaluan yang tidak terlalu
lebat.
"Mas, kok ngelamun?" tanya dia lagi.
"Wah tubuhmu bagus sekali,"
jawabku.
Tanpa basa-basi kutarik tubuh
itu dan kuciumi bibir tipis yang
membuat wajahnya menjadi cantik. Putri tidak membalas
ciuman pada menit pertama,
tapi lama kelamaan dia mulai
membalas ciumanku dengan
sangat buas. "Mas rebahan di
kasur ya! biar bisa isep itu," sambil menunjuk ke arah
kemaluanku yang tak terasa
sudah mulai menegang.
Aku langsung saja tiduran dan
dia membuka handuk yang
menempel tadi dan menjatuhkannya di lantai.
Ternyata aku salah menilai susu
yang besar itu, ternyata
berukuran 36D. Setelah menaiki
kasur dia langsung menciumi
bibirku dan perlahan mulai turun dan akhirnya dia mengulum
batang kemaluanku yang
berukuran sekitar 15 cm itu.
Aku pun menikmati permainan
itu, secara perlahan dia mulai
menaikiku dan mengarahkan batang kemaluanku yang sudah
siap perang ke arah lubang
kemaluannya. "Bless.." dan, "Ah.."
Putri mendesah sambil
memejamkan matanya. Agak
lama dia terdiam dan aku merasakan sesuatu yang memijit
batang kemaluanku di dalam
lubang kemaluannya. Dia mulai
membuka mata dan menaik-
turunkan pinggulnya.
"Ah.. ah.. ah.. Mass.. ah.. ennaaknyaa.. ah.." sambil terus
menaik-turunkan pinggulnya.
Sampai akhirnya dia menjerit
"Mass.. aku.. mauu.. keluuarr..
ah.." kurasakan ada cairan yang
menyemprot kemaluanku dengan derasnya. Namun aku masih
belum bisa menerima perlakuan
ini, aku ganti posisi sehingga
aku berada di atas dan dia
membuka kakinya lebar-lebar
seakan menyambut kedatangan kemaluanku. "Ayo Mas, puaskan
Mas, basahi memek ini Mas."
Tanpa ba bi bu, aku langsung
menggenjot dia sehingga dia
mengalami klimaks yang kedua
kalinya. "Aaah.. aah.. aah.. Maass.."
"Puutt.. aku.. su.. dah.. nggak..
kuaat.. ah.."
Kuakhiri kata-kata terakhir
sambil memuncratkan spermaku
ke dalam lubang kemaluannya. "Mas ini kuat sekali ya, aku
belum pernah seperti ini,"
katanya sambil lubang
kemaluannya memijit batang
kemaluanku yang masih tegang
di dalam. "Aku juga Put, belum pernah merasakan yang seperti
ini (hanya alasan supaya
senang)." Dan kami
melakukannya sekali lagi karena
kemaluanku masih tegang dan
dipijat terus oleh lubang kemaluannya, jadinya tidak bisa
tidur walau sudah keluar.
Setelah selesai aku
membersihkan diriku di kamar
mandi. Selesai mandi aku keluar
kamar dan melihat Putri tertidur, aku langsung saja
keluar kamar, eh.. ternyata
Deny sudah lama menungguku
dan dia sudah membayar ongkos
service tadi. Aku pun pamit dan
berterima kasih pada Deny karena sudah malam dan besok
masih ada pekerjaan yang
menunggu di kantor.
Pada hari Sabtu sore aku
berjalan-jalan di sebuah
pertokoan di dekat alun-alun. Kulihat jam sudah menunjukan
pukul 18.00 dan perutku sudah
mulai lapar. Ketika mencari
sebuah rumah makan aku
melihat ada seorang gadis yang
duduk sendiri membelakangiku dan tampaknya gadis itu adalah
Nani anak dari yang punya WP,
dan kusapa dia.
"Hi, Nan.." sapaku.
"Oh, Mas Charles.." kata Nani.
"Sendiri?" tanyaku. "Nggak, sama teman," jawabnya.
"Sama pacar?" tanyaku lagi.
"Pacar? belum punya tuh,"
katanya.
Tak lama kemudian ada
sepasang muda-mudi yang bergandengan tangan ke arah
kami.
"Mas kenalin ini teman saya
Erika dan Budi," kata Nani.
"Nama saya Charles," kataku
memperkenalkan diri. "Saya Erika," kata Erika.
"Budi," kata Budi.
"Kok lama banget sih, kamu lagi
pesan atau buat masakan?"
tanya Nani.
"Kan antri non," kata Erika. "Char, kamu nggak pesan?"
tanya Budi.
"Sudah tadi (ketika sedang
berduaan)," kataku.
"Nan, kamu nanti ikut kami
nggak? Berempat kan asyik," kata Erika.
"Tanya dulu dong, masa
langsung angkut. Mas Charles
ada acara nggak?" tanya Nani.
"Nggak ada," kataku.
"Mau ikut kami?" tanya Nani. "Ke mana?" tanyaku.
"Ada deh," kata Nani.
"Boleh, lagian besok libur
kantor, nganggur," kataku.
Sambil makan aku
memperhatikan Erika yang tak kalah cantik dibanding Nani,
tingginya sekitar 160 cm,
dadanya sekitar 34, kulitnya
coklat, pinggulnya agak kecil
(lumayan). Setelah makan kami
menuju ke areal parkir. Karena masing-masing bawa mobil (aku
dan Budi) maka aku satu mobil
sama Nani karena dia yang tahu
mau ke mana. Saat di dalam
mobil dia banyak cerita tentang
temannya yang akhirnya kutahu kalau mereka itu sedang
berpacaran dan sudah
bertunangan. Ketika akan
melewati sebuah hotel Nani
menyuruhku untuk masuk ke
dalam hotel itu. "Mau nginap?" tanyaku.
"Ya ke sini ini tujuan kita," kata
Nani.
Sambil mencari tempat parkir
aku berpikir kalau aku sedang
mendapat kejutan akan berkencan dengan seorang
gadis yang cantik dan gratis
karena dia yang mengajak.
Setelah menemukan tempat
yang aman dari teman
sekantor, kami masuk ke dalam dan teman Nani sudah memesan
sebuah kamar VIP. Kami pun
berjalan mengikuti belboy yang
menunjukkan di mana kamar
kami. Sesampainya di kamar,
Budi memberi tip kepada belboy dan menutup pintu kamar.
Kamar yang unik menurutku
(karena belum pernah masuk),
ada dua kasur besar di dalam
dua ruangan tanpa pintu yang
berseberangan, sebuah ruang tamu lengkap dengan TV,
kulkas, AC dan sebuah meja
kecil dengan telepon. Kami
berempat duduk berpasangan di
ruang tamu, aku dengan Nani
dan Budi dengan Erika. Tanpa menunggu aba-aba Budi
langsung menciumi Erika, dan
kurasakan tangan Nani mulai
membelai pahaku. Aku pun
langsung memeluk Nani dan
menciumi bibir sensualnya. Nani pun membalas ciuman itu dengan
buas dan liar bagai singa sedang
memakan mangsanya. Kemudian
Erika bertanya,
"Nan, kamu kamar yang mana?"
"Terserah deh, pokoknya ada kasurnya," kata Nani.
"Aku masuk dulu ya," kata Erika.
"Aku juga ah.. nggak enak di
sini," kata Nani.
Sambil menarikku ke dalam
kamar dan membaringkan aku dengan sedikit mendorong.
"Mas, aku akan servis kamu
lebih dari yang pernah kamu
alami," kata Nani.
"Boleh aja, asal bisa tahan
lama," kataku. Nani membuka pakaiannya sambil
melenggak-lenggokkan pinggul
layaknya seorang penari
striptease. Setelah pakaiannya
habis dia berjongkok sambil
menciumi batang kemaluanku yang sudah tegak di dalam
celana. Sambil menciumi dia
membuka celana dan aku
membuka baju sampai telanjang
bulat. Dia langsung menciumi dan
menjilati kemaluanku yang sudah tegak berdiri dengan gagahnya.
"Mas besar sekali?" tanya Nani.
"Tapi enakkan.." kataku.
"Iya.." katanya.
Kemudian kutarik tubuhnya
sehingga aku dapat menciumi lubang kemaluannya dan dia
tetap dapat mengulum
kemaluanku.
"Mas.. lidahnya.. nakal.. auw.. ah.."
katanya sambil mendesah.
"Kamu juga pintar mainin lidah," kataku.
"Mas.. masukin.. aja.. ya.. aku..
pingin.. ini.." kata Nani.
Sambil memutar tubuhnya,
sayub-sayub aku mendengar
jeritan nikmat dari kamar seberang.
"Ah.. Mas.. nikmat.. Mas.. ah.."
katanya ketika batang
kemaluanku masuk dan sambil
menaik-turunkan pinggulnya aku
merasakan batang kemaluanku mendapat hisapan yang sangat
kuat.
"Mas.. oh.. ah.. Mas.. enak.. ah.."
desah Nani.
"Ka.. muu.. juga.." selang agak
lama dia mulai mempercepat genjotannya dan akhirnya dia
orgasme.
"Ah.. Mas.. ah.. enak.."
Aku tahu dia sudah lemas, maka
aku membalikkan tubuhnya
sambil batang kemaluanku tetap di dalam dan mulai menggenjot
tubuhnya.
"Oh.. Mas.. yang keras.. Mas.. ah.."
dia berkata sambil mengangkat
kedua kakinya sehingga aku
dapat menciumi betisnya. Tak berapa lama, "Mas.. aku..
mau kegh.. luar.. ah.. Mas..
nggak.. kuat.." teriaknya.
"Ta.. han.. sebentar ya.. aku..
juga.. hmmff," aku mempercepat
gerakan dan akhirnya.. "Mas.. ah.. aku.. keluar.. Mas..
aagh.. hmmff.. hmmff.."
"Ah.. ah.. oh.."
Kami mengeluarkan secara
bersamaan dan aku mencium
keningnya dan dia pun membalas mencium dadaku sambil sedikit
menggenjot secara halus untuk
mengeluarkan sisa sperma yang
belum keluar. "Plok, plok, wah
hebat bener sampai Nani harus
dua kali keluar," kata Erika yang sedang memperhatikan
kami, ternyata dia dan Budi
sudah lama menonton
pertandingan kami dan kami
tidak menyadarinya.
Setelah membersihkan diri kami berkumpul di ruang tamu sambil
berbincang tanpa sehelai benang
yang menempel.
"Gimana Nan enak?" tanya Erika.
"Luar biasa Er, aku belum
pernah seperti ini," kata Erika. "Kalau sama aku?" tanya Budi.
"Kamu sih nggak ada apa-
apanya sama dia?" kata Nani
sambil menyandarkan kepalanya
di dadaku.
"Masa?" tanya Budi. "Iya, punya dia kan lebih besar
dan lebih lama," kata Nani.
"Kalau lama aku mungkin bisa
kan biasanya melayani kalian
berdua jadinya capek kan," kata
Budi. "Gimana kalau nanti kita tukar,
aku sama Charles dan kamu
(Nani) sama Budi," kata Erika.
"Wah rugi aku dapat Budi," kata
Nani.
"Menghina ya," kata Budi. "Nggak pa-pa Nan, aku kan juga
pingin ngerasain," kata Erika.
"Kamu mau nggak Mas?" tanya
Nani kepadaku.
"Boleh, tapi biasanya yang
kedua lebih lama," kataku. "Waduh, rugi dua kali nih," kata
Nani.
"Kamu kan kapan-kapan bisa
berduaan lagi, kalau aku kan
mau menikah," kata Erika.
"Iya deh," kata Nani. Setelah itu Erika dan Nani
bertukar tempat dan sekarang
Erika berada dalam pelukanku
sedangkan Nani bersama Budi.
Selang agak lama berbincang-
bincang Erika mulai meraba-raba dadaku dan memberikan ciuman
kecil pada pentilku. Aku pun
membalas dengan membelai
lembut buah dada yang tampak
menggairahkan itu. Tak lama
kemudian Budi menggendong Nani dan membawanya memasuki
kamar tempat Erika dan Budi
bermain pada mulanya.
Sedangkan Erika semakin buas
dan segera mengulum batang
kejantananku yang masih tidur dengan nyenyaknya. Aku pun
menikmati perlakuan yang
diberikan Erika kepada batang
kejantanan yang sekarang
setengah tiang itu. Tampaknya
Erika sangat ahli dalam hal mengulum, buktinya tidak lama
kemudian adik kesayanganku itu
terbangun dalam keadaan siap
tempur. Aku menjadi tidak sabar
dengan keadaan itu maka
dengan nafsu yang besar kugendong tubuh Erika menuju
ke kamar yang satunya lagi.
Di dalam kamar langsung
kulempar tubuh itu ke atas
kasur dan aku pun mulai
menciumi daerah liang senggama Erika yang sudah terlihat
sangat merangsang. "Emh.. emh..
ahh.." tampaknya Erika mulai
merasakan rangsangan yang
aku berikan. "Mas.. aku.. pingin..
Mas.. ah.." setelah berkata, dia langsung membalikkan badannya
dan sekarang posisi kami saling
berhadapan dengan dia di atas
dan aku di bawah. Dia mulai
mengarahkan batang
kemaluanku ke arah kemaluannya dan.. "Ahh.."
amblaslah batang kemaluan yang
lumayan besar itu. Tanganku
pun tak mau tinggal diam,
meremas-remas buah dada yang
sedang mengayun-ayun di atas dadaku. "Emh.. ah.." dia pun mulai
memainkan pantatnya. Tak
berapa lama dia mengejang dan
menurunkan pantatnya sampai
batang kemaluanku amblas tak
terlihat, rupanya dia sudah orgasme, tapi dia tidak seperti
habis orgasme tetap menaik-
turunkan pantatnya malah
semakin cepat. Aku pun merasa
nikmat dan dalam waktu singkat
aku pun orgasme. Kami pun tertidur kecapaian sambil
kemaluanku tetap di dalam liang
senggamanya dan kepalanya
berada di dadaku. Keesokan
harinya kami pulang ke rumah
masing-masing, dan sejak kejadian itu aku tidak pernah
bertemu dengan Erika lagi,
begitu juga Nani, entah kemana
mereka, seolah hilang ditelan
bumi. Maka aku pun hanya bisa
membayangkan tidur bersama mereka berdua. Dan aku
semakin sering datang ke
warung barangkali bisa bertemu
Nani, kalaupun tidak bertemu
masih ada keistimewaan dari
warung itu, makan sambil ngeseks.


Tamat

[ back ][ home ]

Cerita terbaru & Video Terheboh

Web Site Hit Counter